Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Sebut Kasus Covid-19 pada Anak Naik, Apa Saja Gejalanya?

Baca di App
Lihat Foto
freepik
Ilustrasi anak sakit akibat Omicron, ciri-ciri gejala Omicron pada anak.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Virus corona varian Omicron kini sudah mendominasi kasus virus corona yang terjadi di wilayah Indonesia.

Bahkan terhitung sejak Selasa, (15/2/2022), kasus virus corona varian Omicron mencapai 57.049.

Angka tersebut sudah melebihi puncak virus corona varian Delta yang terjadi pada 2021 silam.

Baca juga: Berikut Gejala Omicron dan Pengobatannya

Dari total kasus yang terkonfirmasi, jumlah kasus Covid-19 pada anak-anak mencapai 14 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan terjadi kenaikan kasus Covid-19 pada anak-anak.

“Secara absolut (kasus Covid-19 pada anak) memang terjadi peningkatan karena memang jumlah kasusnya meningkat,” ujarnya dalam keterangan pers: Update Perkembangan Covid-19 di Indonesia, Rabu (16/2/2022).

Baca juga: Apakah Kasus Pertama Omicron di Indonesia Merupakan Transmisi Lokal?

Peningkatan kasus Covid-19 pada anak

Nadia mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 pada anak-anak terjadi lantaran adanya penularan yang terjadi di dalam keluarga.

“Banyak kasus positif dari orang tua yang kemudian karena tidak bergejala dan sering kali gejalanya itu sangat ringan seperti flu biasa sehingga kemungkinan tidak dirasakan sebagai gejala Covid-19,” kata Nadia.

Selain itu, orang tua yang terpapar virus corona varian Omicron tanpa gejala juga seringkali tidak mengenakan masker saat berada di rumah dan tidak segera melakukan isolasi mandiri.

Baca juga: Kenali Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa, Apa Saja?

Akibatnya, penularan kepada anak-anak menjadi meningkat.

Kendati demikian, persentase jumlah anak yang terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit terbilang kecil.

Nadia menjelaskan, kasus anak yang dirawat di rumah sakit akibat terpapar Covid-19 berkisar kurang dari 2 persen dari total kasus anak 14 persen.

Baca juga: Apakah Kasus Pertama Omicron di Indonesia Merupakan Transmisi Lokal?

Gejala Covid-19 varian Omicron pada anak

Meskipun persentase anak yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 kecil, anak-anak bisa menjadi klaster penularan Covid-19 apabila tidak segera ditangani dengan cepat.

Penanganan penyebaran Covid-19 bisa dilakukan sedini mungkin dengan mengenali gejala Covid-19 pada anak-anak.

Secara umum, gejala virus corona terutama varian Omicron yang kini sudah mendominasi di Indonesia di antaranya:

  • Pilek
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Kelelahan
  • Sakit tenggorokan

Baca juga: Apakah Varian Omicron Meningkatkan Kasus Kematian di Indonesia?

Dokter Spesialis Pulmonologi (paru) di Siloam Hospitals Kebon Jeruk Erlang Samoedro menyebutkan, virus Corona varian Omicron menyerang saluran pernapasan bagian atas.

Akibatnya, saluran pernapasan atas akan terjadi infeksi sehingga menyebabkan gejala batuk yang khas.

“Saluran atas pada anak-anak lebih sempit daripada orang dewasa sehingga gejala batuk yang dialami terdengar keras,” katanya, dilansir dari Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Kendati demikian, Erlang mengungkapkan bahwa gejala Omicron pada anak-anak biasanya lebih ringan.

“Hanya mungkin kalau yang di anak itu biasanya lebih ringan dan jarang sampai yang gejala berat,” imbuhnya.

Baca juga: Kata Epidemiolog soal Puncak Gelombang Omicron

Lindungi anak dari Covid-19

Dokter Erlang mengatakan, salah satu cara melindungi anak dari Covid-19 adalah dengan tidak membawa anak-anak ke kerumunan, terutama selama puncak gelombang Omicron.

Pasalnya, penularan virus corona varian Omicron ini sangat cepat.

“Jangan mendekati kerumunan. Sekarang ini banyak terjadi karena orang banyak di tempat-tempat yang berkerumun,” kata dia.

Baca juga: Apakah PCR Bisa Mendeteksi Varian Omicron?

Diberitakan Kompas.com, Kamis (10/2/2022), anak-anak yang terpapar virus corona varian Omicron berisiko menularkan kepada orang di sekitarnya dan kelompok rentan.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, infeksi virus corona pada anak yang memiliki daya tahan tubuh lemah, komorbid, dan belum divaksin Covid-19 bisa berisiko menyebabkan gejala berat sampai mematikan.

Oleh karena itu, pihaknya juga menyarankan anak yang belum disuntik vaksin Covid-19 untuk segera divaksinasi.

"Karena itu penting vaksin ke anak. Tidak ada gejala apa-apa nanti anak bisa menularkan ke mana-mana," imbuh dia.

Baca juga: Apakah Isolasi Mandiri Bisa Diakhiri Lebih Cepat dengan PCR?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi