KOMPAS.com – Sebuah unggahan video yang viral menyebutkan bahwa kerontokan rambut bisa teratasi dengan mengonsumsi vitamin D.
Video tersebut diunggah oleh akun TikTok ini.
Awalnya, pemilik akun mengaku bahwa pada Juli 2021 rambutnya sering rontok. Akibatnya, ia sering merasa stress dan suasana hati menjadi tidak stabil. Bahkan, ia juga mengaku jika tubuhnya mudah kelelahan.
Pemilik akun tersebut akhirnya memutuskan untuk memotong rambutnya.
Lebih lanjut pemilik akun mengatakan bahwa penyebab kerontokan rambut itu karena ia menderika defisiensi vitamin D atau kekurangan vitamin D.
Melalui pengecekan darah yang dilakukannya, diketahui bahwa vitamin D dalam tubuhnya hanya 25ng/ml.
Setelah mencukupi kebutuhan vitamin D dalam tubuhnya, pemilik akun mengaku rambutnya kembali tumbuh lebat.
Sejumlah warganet turut meninggalkan komentar di video tersebut.
“Bulan-bulan kemarin juga rambut aku rontok parah dok. Terus abis itu check ke RS suruh cek lab ternyata zat besi aku kurang katanya,” tulis seorang akun.
“Jadi harus minum vitamin D ya? Soalnya rontok parah,” ungkap pemilik akun lainnya.
“Kak aku juga defisiensi 22 boleh bagi tipsnya ga supaya normal plis banget,” salah seorang warganet berkomentar.
Hingga kini, video tersebut telah ditonton sebanyak 1,9 M kali, dikomentari 5.067 akun pengguna TikTok, dan disuka 198,4 ribu pengguna.
Lantas, benarkan kekurangan vitamin D bisa mengakibatkan kerontokan rambut?
Baca juga: Ini Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Rambut Rontok pada Wanita
Kaitan vitamin D dan pertumbuhan rambut
“Defisisensi vitamin D benar bisa menyebabkan kerontokan rambut berupa telogen efluvium, alopecia areata karena dampak autoium, dan female pattern hairloss,” terang dr Retno saat dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (19/2/2022), melalui pesan singkat.
“Semua ini bisa terjadi karena vitamin D menstimulasi pertumbukan folikel rambut atau tunas rambut. Jadi kalo kekurangan ya tunasnya tidak tumbuh,“ imbuhnya.
Tak hanya menyebabkan kerontokan rambut, kekurangan vitamin D juga mengakibatkan gangguan kesehatan lainnya seperti depresi, fraktur, kelambatan penyebuhan luka, berkurangnya kekompakan tulang, terjadinya osteoporosis, kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah tinggi, nyeri kronis, dan infertil.
Level vitamin D bisa diketahui dengan melakukan pengecekan darah di laboratorium. Normalnya, vitamin D dalam tubuh adalah lebih dari 30 ng/ml.
Baca juga: 5 Manfaat Suplemen Vitamin D untuk Usia 50 Tahun ke Atas
Cara mendapatkan vitamin D
Retno Indrastiti mengatakan bahwa sekitar 1 miliar masyarakat dunia mengalami defisiensi vitamin D.
Padahal, pemenuhan kebutuhan vitamin D dalam tubuh bisa diperoleh dari dua hal, yakni dari kulit atau konsumsi makanan yang kaya akan vitamin D.
“Berjemur selama 20 menit dengan 40% kulit terpapar akan mencukupi kebutuhan,” terang dr Retno.
Penelitian menyebutkan, sinar matahari akan mengubah 7 dehidrokolesterol menjadi vitamin D sebanyak 10.000 internasional unit.
Sementara berjemur pada sore hari tidak akan menambah asupan vitamin D dalam tubuh. Melainkan hanya menggelapkan kulit saja.
Menurut dr Retno, bagi yang mengenakan jilbab, kebutuhan vitamin D bisa diperoleh dari alternatif lainnya seperti mengonsumsi makanan dan vitamin D3.
Sejumlah makanan yang kaya akan vitamin D di antaranya adalah ikan salmon, ikan tuna, ikan sarden, ikan herring, minyak hati ikan cod, kuning telur, dan jamur.
Apabila asupan vitamin D dalam tubuh belum juga tercukupi, bisa mengonsumsi suplemen vitamin D3.
“Bila ternyata (ada) defisiensi, bisa konsumsi vit D3 6000 IU per hari atau 50.000 per minggu dan evaluasi setelah 1 sampai 3 bulan,” imbuhnya.
Baca juga: Badan Mudah Lelah, Benarkah karena Kurang Vitamin D? Ini kata Dokter
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.