Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Infeksi Covid-19 Anak Melonjak, Ini Kondisinya di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/sumroeng chinnapan
Ilustrasi pasien anak terpapar varian Omicron. Anak-anak berisiko terpapar varian Omicron, risiko rawat inap Covid-19 pada anak yang terinfeksi virus Omicron meningkat di Amerika Serikat.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kasus infeksi Covid-19 di Indonesia saat ini tengah mengalami peningkatan, termasuk di kelompok usia anak-anak.

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), peningkatan terlihat signifikan sejak pekan terakhir Januari lalu, hingga memasuki pekan pertama Februari ini.

IDAI membuka data, per 24 Januari 2022, kasus Covid-19 pada anak masih di angka 676 kasus.

Sepekan selanjutnya, 31 Januari 2022, jumlahnya sudah meningkat menjadi 2.775 kasus. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren kasus positif pada anak kembali meningkat pada 7 Februari 2022, tercatat sudah ada 7.190 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di kalangan anak.

"Kalau dibanding Januari 676 kasus menjadi 7.990 itu berarti sudah 1.000 persen lebih ata 10 kali lipat lebih," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, dikutip dari Kompas.com (10/2/2022)

Lantas, bagaimana kondisi infeksi Covid-19 pada anak di Indonesia?

Baca juga: Kasus Covid-19 pada Anak Meningkat 160 Persen di Malaysia, Bagaimana di Indonesia?

Penjelasan Satgas

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting memberikan sekilas gambarannya.

Pertama, peningkatan kasus infeksi pada anak dalam beberapa pekan terakhir diakibatkan oleh varian virus yang beredar, yakni varian Omicron.

"Situasi ini terjadi sebagai dampak dari penyebaran virus corona SARS-CoV-2 varian Omicron yang lebih mudah menular ketimbang varian sebelum nya seperti Delta , Betha, atau Alpha kata Alex, sabtu (20/2/2022).

Baca juga: Kenali, Diare Bisa Jadi Salah Satu Gejala Covid-19 Varian Omicron

Gejala infeksi Covid-19 pada anak

Meski jumlah anak yang terpapar cukup tinggi, Alex menyebut, rata-rata kondisinya baik atau hanya bergejala ringan.

Kebanyakan gejala Covid-19 yang dilaporkan pada anak-anak menyerupai gejala influenza, misalnya batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan demam ringan mulai 37-38 derajat C.

"Ciri-ciri gejala Covid varian Omicron pada anak relatif mirip dengan influenza, karena penyakit ini sama sama menyerang saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah (pneumonia). Bila terjadi perburukan dengan demam, sesak napas, dan desaturasi oksigenasi," terang dia.

Kondisi yang menyerupai influenza ini membuat banyak orang yang tidak menyadari bahwa anak sebenarnya tengah terinfeksi Covid-19

"Orangtua sering terkecoh dengan batuk flu. Tetapi bila satu keluarga ayah, ibu, dan anak anak dengan gejala yang sama maka waspadalah Covid dengan varian Omicron," kata Alex.

Infeksi Covid-19 pada anak bisa tetap terjadi sekalipun kedua orantuanya sudah mendapatkan vaksinasi lengkap dan booster.

Vaksinasi bukan jaminan seseorang kebal terhadap virus dan tidak bisa menyebarkannya ke orang lain. Vaksinasi hanya upaya mencegah terjadinya keparahan akibat infeksi.

Kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci utama agar seseorang tidak tertular dan menularkan virus corona.

"Kendatipun orangtua sudah vaksinasi lengkap, tidak jaminan tidak terjadi infeksi. Apalagi sering tidak memakai masker, kumpul-kumpul, terima tamu, dan tidak cuci tangan," ungkap Alex.

Baca juga: Pasien Covid-19 Tak Dapat WA Isoman dari Kemenkes, Hubungi 081110500567

Penanganan

Alex mengingatkan, orangtua yang anaknya terpapar virus corona agar tidak panik dan menangani gejalanya sesuai dengan tingkat keparahannya.

Artinya, jika gejala yang muncul adalah ringan, maka cukup dilakukan perawatan di rumah (isolasi mandiri) dan proses pengobatan dilakukan dengan metode telemedisin.

Namun, jika kondisinya sudab lebih mengkhawatirkan, orangtua sebaiknya harus segera membawa anak ke rumah sakit atau berkonsultasi pada dokter yang dapat membaca kondisi sang anak.

"Jika demam tinggi, napas cuping hidung, sesak, batuk berdahak sebaiknya rujuk ke RS yang merawat Covid Anak," imbau Alex.

"Orangtua tidak boleh panik dan tidak boleh cemas, harus konsultasi dengan dokter dan jangan dengar nasihat orang orang yang mengaku ahli virus atau ahli pandemi dadakan," imbuhnya.

Terkait dengan keterisian rumah sakit karena pasien Covid-19, Alex menyebut, memang benar terjadi di sejumlah daerah.

Peningkatan yang terjadi itu akibat makin banyaknya kasus infeksi pada orang dewasa juga anak-anak.

"Di daerah aglomerasi Jabodetabek terjadi kenaikan BOR untuk dewasa dan anak yaitu tingkat BOR tertinggi dicetak DKI Jakarta yang mencapai 66 persen. Diikuti oleh Bali yang memiliki BOR 45 persen, Banten sebesar 39 persen, dan Jawa Barat mencapai 32 persen," pungkas Alex.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi