Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KSAU 2002-2005
Bergabung sejak: 25 Feb 2016

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Downfall, Kisah Tragedi Boeing 737 MAX

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi melihat dan memilah barang-barang yang sudah dikumpulkan dari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018).
Editor: Sandro Gatra

MUNGKIN film dokumenter terpopuler belakangan ini adalah “Downfall the case against Boeing” yang sekarang tengah beredar di Netflix.

Sebuah cerita drama dari investigasi penyebab kecelakaan dua pesawat terbang mutakhir keluaran pabrik Boeing yang hanya berselang beberapa bulan saja.

Film yang disutradarai oleh Rory Elizabeth Katherine Kennedy, putri bungsu dari senator Robert F Kennedy menjadi menarik perhatian karena mengangkat kasus dugaan kesalahan pabrik Boeing pada dua kecelakaan tersebut.

Seperti diketahui, pesawat Boeing 737 MAX Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan pada tanggal 29 Oktober 2018.

Pesawat jatuh hanya beberapa menit after take off menewaskan 189 penumpang dan kru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya beberapa bulan berselang, tanggal 10 Maret 2019, pesawat sejenis milik Ethiopian Airlines mengalami kecelakaan yang nyaris serupa, yaitu jatuh after take off.

Sebanyak 157 penumpang dan kru tewas menyebabkan total 346 nyawa melayang pada dua kecelakaan tersebut.

Mengapa kecelakaan pesawat terbang selalu menarik perhatian? Karena selain jumlah korban yang cukup banyak, ada hal prinsip yang sulit untuk dapat dimengerti orang awam.

Kecelakaan pesawat terbang dapat dikatakan tidak pernah terjawab dengan jernih siapa yang salah dan sekaligus harus bertanggung jawab.

Pada kasus Lion Air dan Ethiopian Airlines yang merengut sekaligus 346 orang, walau ada dugaan kuat tentang kesalahan pabrik pesawat, hingga kini tidak ada satu orangpun yang dinyatakan sebagai tersangka.

Pertanyaan besar inilah yang sepertinya hendak disampaikan ke permukaan oleh film Downfall the case against Boeing.

Film menjadi lebih menarik lagi karena terasa mewakili rasa keadilan dalam proses penyelidikannya, terutama bagi para keluarga korban tentu saja.

Salah satu yang mengundang kemarahan banyak pihak adalah ketika pihak Boeing merespons kecelakaan Lion Air sebagai kesalahan Pilot.

Dalam konteks ini, isteri Pilot Lion Air yang berkebangsaan India menjelaskan ke media bahwa suaminya adalah seorang Pilot yang sangat berdedikasi dan berkomitmen untuk memastikan keselamatan penumpangnya.

Dia terlatih dengan baik dan dituduh (di media) berasal dari "negara dunia ketiga" dan mendapatkan pelatihan sekelas pendidikan berstandar dunia ketiga.

Pada kenyataannya, sang isteri menjelaskan bahwa dia lulusan sekolah Pilot di Amerika Serikat dan dia adalah seorang pilot yang dihormati, seorang world class Pilot.

Tentang alasan mengenai mengapa film ini dibuat, selain ada kecurigaan kesalahan fatal oleh pabrik pesawat, dijelaskan pula tentang sebuah artikel beberapa tahun lalu yang menjadi rujukan.

Artikel tersebut menguraikan bahwa selama 12 tahun terakhir, maskapai penerbangan AS telah mencapai sebuah prestasi yang menakjubkan.

Maskapai penerbangan AS telah membawa lebih dari delapan miliar penumpang tanpa satupun kecelakaan fatal.

Itu sebabnya, maka kecelakaan dua pesawat Boeing 737 MAX dalam tenggang waktu beberapa bulan, terlihat menjadi sangat mengejutkan dan tidak ada yang menyangka dapat terjadi.

Sorotan lainnya adalah tentu saja tentang nasib dari hak yang harus menjadi milik keluarga korban pascakecelakaan.

Di Indonesia, sampai sekarang belum terdengar dengan jelas tentang nasib para keluarga korban Lion Air JT 610 dalam perjuangan untuk memperoleh haknya.

Dalam hal ini tentu saja yang berkait dengan dugaan bahwa kecelakaan JT 610 berbeda dengan kasus kecelakaan pesawat terbang lainnya.

Kecelakaan Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines 302 banyak disoroti sebagai adanya andil pabrik pesawat sebagai unsur penyebabnya.

Banyak pihak yang bertanya sampai sejauh mana pihak Lion Air dan atau pihak otoritas penerbangan nasional bersikap tentang masalah ini.

Masalah yang banyak menjadi perhatian para konsumen pengguna angkutan udara di seluruh dunia, terutama di AS.

Perhatian dan reaksi yang demikian luas dan besar sampai dengan menghasilkan sebuah film dokumenter yang menembus media Netflix berjudul Downfall – the case against Boeing.

Persoalan intinya disebut sebagai “Mereka membunuh 346 orang dan tidak ada satu orangpun yang masuk penjara”.

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi