Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Jawa-Bali Berakhir Hari Ini, Ini Tren Kasus Covid-19 Sepekan Terakhir

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Penumpang saat turun dari kereta di Stasiun Tanah Abang di Jakarta, Jumat (18/2/2022). Pemerintah resmi menaikkan status PPKM Jabodetabek ke level 3 seiring dengan peningkatan kasus Covid-19.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) wilayah Jawa dan Bali, berakhir pada hari ini, Senin (21/2/2022).

Selama PPKM Jawa-Bali minggu lalu, tren kasus Covid-19 selama sepekan terakhir sempat melonjak melewati gelombang Delta, tetapi kembali melambat di akhir pekan.

Tercatat, tren kasus infeksi virus corona mencapai rekor harian tertinggi, yakni hingga 64.718 kasus pada Rabu (16/2/2022).

Sementara itu, sebanyak 48.484 kasus infeksi virus corona terjadi pada Minggu (20/2/2022), lebih rendah dari dari puncak gelombang Delta yang mencapai 56.757 kasus infeksi pada 15 Juli 2021.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian Kesehatan memprediksi, puncak gelombang Omicron baru akan tercapai pada akhir Februari atau awal Maret 2022.

Bahkan, angka puncak gelombang Omicron diprediksi mencapai 3 hingga 6 kali lebih tinggi daripada Delta.

“Kita akan melihat tren peningkatan sampai kita prediksi bahwa di akhir Februari atau awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu 3 kali sampai dengan 6 kali lebih tinggi daripada variasi Delta,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Kompas.com, (10/2/2022).

Baca juga: Luhut Sebut Beberapa Kabupaten/Kota di Jawa-Bali Mulai Masuk PPKM Level 4

Tren kasus covid-19 sepekan terakhir

14 Februari 2022
 Total kasus Covid-19 harian: 36.501

15 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 57.049

16 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 64.718

17 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 63.956

18 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 59.635

19 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 59.384

20 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 48.484

Rincian perkembangan kasus infeksi virus corona di Indonesia pada Minggu (20/2/2022), sebagai berikut:

  • Kasus baru bertambah 48.484, total kasus menjadi 5.197.505
  • Kasus sembuh bertambah 32.873, total kasus sembuh menjadi 4.514.782
  • Kasus meninggal bertambah 163, total kasus meninggal menjadi 146.365

Sementara itu, Jawa Barat menjadi yang terbanyak dengan 10.410 kasus. Berikut daftar lengkapnya:

  • Jawa Barat: 10.410 kasus
  • DKI Jakarta: 8.136 kasus
  • Jawa Timur: 5.766 kasus
  • Jawa Tengah: 4.282 kasus
  • Banten: 3.604 kasus
  • DI Yogyakarta: 1.807 kasus
  • Bali: 879 kasus

Baca juga: 5 Tingkatan Gejala Covid-19, Mulai dari Tidak Bergejala hingga Kritis

Tanggapan Epidemiolog

Menilik tren kasus Covid-19 di Indonesia sepekan lalu, epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat, level 3 PPKM sudah cukup longgar untuk saat ini.

Hal tersebut dilihat dari kondisi saat ini, terutama di wilayah Jabodetabek yang hampir mencapai puncak gelombang Omicron.

Oleh karenanya, sebelum mencapai puncak gelombang, Dicky menyarankan agar PPKM kembali diperketat atau minimal tidak dilonggarkan.

Dia menambahkan, adanya perbedaan waktu untuk daerah bisa mencapai puncak gelombang Omicron, menjadi alasan utama tidak melonggarkan pengetatan lebih dulu.

“Masalahnya juga tidak bisa yang lain belum mencapai puncak, misalnya masih terjadi peningkatan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Ini kalau dilonggarkan nanti bolak-balik,” ujarnya kepada Kompas.com, (21/2/2022).

Menurut Dicky, respons terhadap pandemi haruslah setara dan merata. Bukan mengetatkan suatu daerah, tetapi di daerah lain dilonggarkan.

“Yang ini menguat, yang ini melemah, tidak selesai dengan baik nanti kan, itu merugikan,” tambahnya.

Baca juga: Kenali, Ini Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa

Indonesia belum siap lakukan pelonggaran

Sebagai negara yang secara kemampuan 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi belum maksimal, Dicky menegaskan, Indonesia belum siap untuk memberlakukan pelonggaran.

Menurutnya, yang harus dijadikan rujukan saat ini adalah tidak masalah untuk bergerak lambat dengan tidak melonggarkan pergerakan masyarakat terlebih dahulu, asalkan tetap selamat dengan minimal korban.

“Tidak apa-apa lambat asal selamat. Itu satu hal yang bisa kita jadikan rujukan. Tanpa ada banyak korban dan arahnya pasti ke arah akhir pandemi yang juga bisa kita capai setidaknya di akhir tahun ini,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi