Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baby Walker untuk Anak Belajar Berjalan, Amankah?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi anak di dalam baby walker
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Proses berjalan anak memerlukan waktu dan latihan yang panjang, dari belajar berdiri, merambat, hingga bisa berjalan tegak secara seimbang.

Sebagian orang tua memberikan stimulasi untuk melatih kemampuan motorik anak. Salah satunya dengan baby walker.

Baby walker adalah alat bantu jalan dengan roda di bagian bawahnya, kemudian bagian tengahnya berlubang, tempat anak dapat berdiri.

Tali pengaman di bagian bawah dan material padat yang mengelilingi tubuh anak memungkinkannya melangkahkan kaki dan bergerak tanpa jatuh, meski belum mahir berjalan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, amankah penggunaan alat ini untuk anak belajar berjalan?

Baca juga: Tak Langsung Sempurna, Ini Perkembangan Kemampuan Melihat pada Bayi

Dianggap menunda kemampuan berjalan

Dikutip dari Harvard Health Publishing, penggunaan alat ini pada anak yang sedang belajar berjalan justru akan menunda kemampuan berjalan yang sesungguhnya.

Hal itu dikarenakan belajar berjalan tidak hanya tentang belajar menggunakan kaki.

Belajar berjalan adalah belajar untuk berdiri, menjaga keseimbangan badan, hingga melangkahkan kaki.

Jika anak ada di dalam baby walker, maka ia tidak akan belajar hal-hal itu, kecuali hanya melangkahkan kakinya.

Tubuhnya tidak bisa dikatakan berdiri dengan seimbang, karena ada tali di bagian bawah juga material padat di sekeliling tubuhnya yang menjaganya agar tidak terjatuh.

Bahkan, ada penelitian yang menyebut penggunaan walker ini tidak memberikan keuntungan apapun bagi anak-anak

Baca juga: Jangan Digendong atau Dipangku, Ini Pentingnya Car Seat bagi Bayi

Dilarang di beberapa negara

Penggunaan baby walker di sejumlah negara secara resmi telah dilarang. Salah satunya di Kanada.

Larangan ini diberlakukan, karena penggunaan baby walker dinilai membahayakan anak.

Berdasarkan jurnal Pediatrics, antara 1990-2014, di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 230.000 anak di bawah usia 15 bulan, dirawat di UGD akibat mengalami luka yang penyebabnya terkait dengan alat tersebut.

Kebanyakan dari mereka terjatuh dari tangga dalam kondisi ada di dalam walker.

Adapun bagian tubuh yang biasanya terluka akibat kecelakaan penggunaan walker ini adalah bagian kepala dan leher. Ini membuat kondisi luka yang dialami sering kali serius.

Selain tergelincir di tangga, baby walker juga menyebabkan anak tenggelam , ika ia bergerak di dalam alat itu ke arah kolam atau area air lainnya, di luar pengawasan orangtua.

Hal lain, dengan berada di walker anak akan berdiri dan membuat posisinya lebih tinggi daripada saat ia di luar walker, dilansir dari Kids Health.

Ini membuat mereka mungkin saja menjangkau benda-benda yang tidak semestinya mereka jangkau. Contohnya, air panas atau pisau yang mungkin ada di atas meja.

Ini tentu membahayakan, mengingat usia mereka yang masih di bawah atau sekitar 1 tahun.

Baca juga: 5 Makna di Balik Tangisan Bayi dan Cara Mengatasinya

Apa yang harus dilakukan orang tua?

Sebenarnya untuk melatih anak lancar berjalan, orang tua tidak perlu membeli alat yang bermacam-macam.

Letakkan saja anak di lantai sembari pastikan di sekitarnya terdapat benda keras dan berat yang dapat ia jadikan tumpuan untuk berdiri dan melangkah.

Misalnya, sofa, dinding, atau yang lainnya.

Hal yang harus dipahami, dalam proses belajarnya, anak perlu pendampingan dan pengawasan orangtua.

Baby walker, sekali pun didesain untuk memudahkan anak yang belum bisa berjalan untuk berpindah ke sana dan kemari, tetapi akan tidak aman jika penggunaannya tidak disertai dengan pengawasan orangtua.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi