Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 22 Februari: Kasus Harian Turun Tajam, Kematian Tetap Tinggi

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Lightspring
Ilustrasi virus corona menyerang manusia sejak 21.000 tahun lalu.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Update informasi kasus Covid-19 di Indonesia dan beberapa negara yang terdampak virus corona pada Selasa (22/2/2022).

Berdasarkan data real time Worldometers pada Selasa (22/2/2022) pagi, total kasus virus corona secara global, yakni:

Kasus harian baru turun drastis, angka kematian tetap tinggi

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Senin (21/2/2022) sore, penambahan kasus harian infeksi Covid-19 di Indonesia sebanyak 34.418 kasus.

Angka ini menurun drastis dibandingkan sepekan terakhir yang sempat mencapai 64.718 kasus per hari pada Rabu (16/2/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski jumlah kasus harian mengalami penurunan, namun angka kematian harian masih tinggi.

Menurut data Satgas Penanganan Covid-19 per Senin (21/2/2022) malam, jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 176 kasus. Sebelumnya, kematian harian pasien Covid-19 pada Minggu (20/2/2022) tercatat 163 jiwa.

Berikut update kasus harian dari Satgas Penaganan Covid-19 per Senin (21/2/2022) malam:

Dengan penambahan angka tersebut, total kasus Covid-19 yang tercatat sebagai berikut:

Baca juga: PPKM Jawa-Bali 22-28 Februari: Daerah Level 4, Tak Ada Daerah Level 1

 

Inggris

Dikutip dari CNN, Senin (21/2/2022), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, pihaknya berencana untuk mengakhiri aturan isolasi diri dan penyediaan tes virus corona gratis di Inggris.

Rencana itu disampaikan Boris setelah Ratu Elizabeth II dinyatakan positif Covid-19 pada Minggu (20/2/2022).

Menurut Johnson, sebaiknya Inggris mengakhiri semua pembatasan hukum dan mulai "hidup dengan Covid", meski pandemi belum berakhir.

"Covid-19 tidak akan tiba-tiba menghilang," kata Johnson.

Kendati begitu, pemerintah akan terus memantau varian baru yang lebih berbahaya dan menjaga infrastruktur tertentu untuk mengidentifikasi setiap mutasi virus.

"Hari ini bukan hari dimana kita bisa mendeklarasikan kemenangan atas Covid, karena virus ini tidak akan hilang. Tapi ini adalah hari di mana semua upaya dua tahun terakhir akhirnya memungkinkan kita untuk melindungi diri kita sendiri sambil memulihkan kebebasan kita sepenuhnya," ujar Johnson pada Senin (21/2/2022).

Baca juga: Ini Negara yang Melonggarkan Prokes, Tak Mewajibkan Masker dan Menggelar Konser

Iran

Melansir ABC, Selasa (22/2/2022), Iran mengembalikan 820.000 dosis vaksin virus corona yang disumbangkan oleh Polandia karena diproduksi di Amerika Serikat.

Informasi itu disiarkan melalui TV pemerintah pada Senin (21/2/2022).

Pihak TV mengutip Mohammad Hashemi, seorang pejabat di Kementerian Kesehatan negara itu, yang mengatakan bahwa Polandia menyumbangkan sekitar satu juta dosis vaksin AstraZeneca Inggris-Swedia ke Iran.

“Tetapi ketika vaksin tiba di Iran, kami menemukan bahwa 820.000 dosis yang diimpor dari Polandia berasal dari Amerika Serikat,” ujar Hashemi.

“Setelah berkoordinasi dengan duta besar Polandia untuk Iran, diputuskan bahwa vaksin akan dikembalikan,” lanjut dia.

Sementara, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa negara menolak segala kemungkinan vaksin AS atau Inggris, dan menyebutnya "terlarang" sejak 2020.

Saat ini, Iran hanya mengimpor vaksin Barat yang tidak diproduksi di AS atau Inggris.

 

Hong Kong

Mengutip Reuters, Selasa (22/2/2022), Hong Kong bakal mensyaratkan "kartu vaksin" yang memungkinkan hanya orang yang disuntik untuk memasuki tempat-tempat seperti supermarket dan clubhouse.

Namun, hal itu menimbulkan kritik karena masalah privasi.

Rencana tersebut mengharuskan siapa pun yang berusia 12 tahun ke atas untuk telah mengambil setidaknya satu dosis vaksin untuk memasuki tempat tertentu, kecuali bagi mereka yang memiliki pengecualian medis.

Meski begitu, pemeriksaan menggunakan kartu vaksin ini akan dilakukan secara acak di beberapa lokasi, mengingat sumber daya yang terbatas.

"Membawa izin vaksin Anda adalah hal yang wajar untuk dilakukan," kata Kevin Choi, wakil sekretaris untuk makanan dan kesehatan.

Tindakan ini dilakukan karena Hong Kong akan memperluas gelembung vaksinnya untuk mencakup pusat perbelanjaan dan supermarket.

Baca juga: PPKM Jawa-Bali 22-28 Februari: Daerah Level 4, Tak Ada Daerah Level 1

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi