Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Anak Mewarisi Sifat Orangtua?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah peribahasa mengatakan "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".  Ungkapan ini untuk menggambarkan seorang anak yang cenderung mewarisi sifat orangtuanya.

Tak heran, apabila seorang anak akan mewarisi bentuk rambut ayah atau hidung ibu dan juga sifat keduanya.

Tapi, benarkah sifat anak murni diwariskan dari orangtua? Apakah ada faktor lainnya?

Genetika mempengaruhi kepribadian

Para peneliti telah menghabiskan beberapa dekade untuk mempelajari keluarga, anak kembar, anak angkat, dan keluarga asuh agar lebih memahami seberapa banyak kepribadian yang bersifat genetik dan lingkungan.

Dalam sebuah studi, peneliti mengamati 350 pasang kembar, termasuk kembar identik dan fraternal (tidak identik), antara 1979 dan 1999.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 9 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, dari Diabetes, Hipertensi hingga Jantung

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kepribadian kembar identik serupa, baik ketika dibesarkan di rumah yang sama maupun terpisah, dikutip dari Very Well Mind.

Hal ini menunjukkan bahwa beberapa aspek kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetika.

Namun, studi itu juga menegaskan adanya faktor lingkungan yang membentuk kepribadian.

Penelitian itu menyebutkan, kembar identik memiliki sekitar 50 persen sifat yang sama, sedangkan kembar fraternal hanya memiliki sekitar 20 persen.

Ciri-ciri kepribadian itu kompleks dan penelitian menunjukkan bahwa sifat manusia dibentuk oleh faktor keturunan dan lingkungan.

Kedua faktor ini berinteraksi dalam berbagai cara untuk membentuk kepribadian seorang individu.

Baca juga: 4 Cara Stimulasi Anak agar Cepat Belajar Duduk

Perubahan sifat kepribadian

Perubahan sifat kemungkinan bisa terjadi, tetapi cenderung sangat halus.

Peneliti mencontohkan, seorang ekstrovert mungkin menjadi agak lebih pendiam dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa mereka akan berubah menjadi seorang introvert.

Ini berarti bahwa perubahan halus telah terjadi dan sifat ekstroversi seseorang telah sedikit dimodifikasi.

Individu masih ramah dan suka berteman, tetapi mereka mungkin menemukan bahwa mereka juga menikmati kesendirian atau lingkungan yang lebih tenang.

Di sisi lain, seorang introvert mungkin mendapati diri mereka menjadi lebih ekstrovert seiring bertambahnya usia.

Ini tidak berarti bahwa individu tiba-tiba mengembangkan keinginan untuk menjadi pusat perhatian.

Baca juga: Baby Walker untuk Anak Belajar Berjalan, Amankah?

Prinsip identitas

Peneliti juga menjelaskan beberapa prinsip dasar yang diturunkan dalam kepribadian.

Pertama, prinsip pengembangan identitas. Orang mengembangkan identitas yang lebih kuat seiring bertambahnya usia dan kedewasaan.

Kedua, prinsip kedewasaan. Orang cenderung menjadi lebih menyenangkan, stabil secara emosional, dan dominan secara sosial seiring bertambahnya usia.

Ketiga, prinsip plastisitas. Sementara ciri-ciri kepribadian cenderung stabil, mereka tidak kaku. Kepribadian tunduk pada pengaruh lingkungan pada setiap tahap kehidupan.

Keempat, prinsip kontinuitas peran. Ini adalah konsistensi peran yang mengarah pada kontinuitas dalam ciri-ciri kepribadian daripada konsistensi dalam lingkungan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi