KOMPAS.com - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia mengalami surplus mencapai Rp 28,9 triliun di awal tahun 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pemaparannya menjelaskan, surplus terjadi karena belanja negara lebih kecil dibanding pendapatan negara yang terkumpul hingga Januari 2021.
"Sampai dengan awal tahun terdapat pertumbuhan dari sisi pendapatan negara sebesar 54,9 persen dengan realisasi Rp 156 T," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi Februari 2022, Selasa (22/2/2022).
Baca juga: Awal 2022, APBN Alami Surplus Rp 28,9 Triliun
Sri Mulyani mengatakan, belanja negara mengalami kontraksi sebesar 13 persen sehingga secara keseluruhan APBN mengalami surplus Rp 28,9T yang menandai terjadinya perbaikan hingga 163,5 persen.
Capaian surplus membuat APBN mengalami perbaikan hingga 163,5 persen.
Sebab pada Januari 2021 lalu, APBN tercatat defisit Rp 45,5 triliun atau 0,27 persen dari PDB RI. Sementara besaran surplus setara dengan 0,16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI.
Rincian APBN di awal 2022
Secara lebih rinci, berikut adalah daftar pendapatan dan belanja negara hingga 31 Januari 2022, dikutip dari Instagram @kemenkeuri, Selasa (22/2/2022):
Realisasi pendapatan negara hingga 31 Januari 2022
- Penerimaan pajak: Rp109,1 T (naik 59,4 persen)
- Penerimaan negara bukan pajak: Rp22 T (naik 11,4 persen)
- Kepabeaan dan cukai: Rp24,9 T (naik 99,4 persen)
Realisasi belanja negara
1. Belanja pemerintah pusat: Rp72,2 T (turun 24 persen), terdiri dari:
- Belanja K/L: Rp21,8 T (turun 54,9 persen)
- Belanja non K/L: Rp50,4 T (naik 8,1 persen)
2. TKDD (Transfer ke Daerah dan Dana Desa): Rp54,9 T (naik 7,5 persen), terdiri dari:
- Transfer ke daerah: Rp54,6 T (naik 8,4 persen)
- Dana Desa: Rp 0,3 T (turun 54,7 persen)
Data ini merupakan pertumbuhan jika dibandingkan dengan realisasi pada bulan Januari 2021.
Baca juga: Mekanisme Penyusunan APBN
Potensi pertumbuhan ekonomi 4,8-5,5 persen
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut Indonesia menjadi segelintir negara di antara negara perekonomian besar dunia yang Pendapatan Domestik Bruto (PDB)-nya mampu mencapai level sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
"Good News! Indonesia termasuk dari sedikit negara di lingkungan G20 dan ASEAN-6 yang PDB-nya mampu mencapai level pra-covid," ujar SMI.
Menkeu berharap capaian ini dapat terus dipertahankan dan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun ini.
"Kementerian Keuangan melihat potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 berada pada kisaran 4,8-5,5 persen," sebut Menkeu.
Namun, Sri Mulyani juga mewanti-wanti agar tidak lengah, sebab terdapat sejumlah kondisi yang memungkinkan terjadinya perburukan pada APBN.
"Selain pandemi Covid-19 yang belum berakhir, tahun ini kita juga menghadapi dinamika geopolitik yang dapat memberikan tekanan pada pasar global," jelas dia.
Baca juga: Menkeu: Kami Susun APBN 2023 Sangat Hati-hati, Memperhatikan Kondisi Pandemi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.