Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Rusia Menyerang Ukraina dan Apa yang Diincar Putin?

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS via BBC INDONESIA
Presiden Rusia Vladimir Putin.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Rusia melancarkan serangan udara, darat, dan laut ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Selama berbulan-bulan Presiden Vladimir Putin telah menyangkal bahwa dia akan menyerang tetangganya.

Namun, dia membatalkan kesepakatan damai dan mengirim pasukan melintasi perbatasan di utara, timur, dan selatan Ukraina.

Seketika hal tersebut menjadi perbincangan dunia. Warganet bertanya-tanya apa penyebab Rusia menginvasi Ukraina.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka juga mengkhawatirkan akan kemungkinan Perang Dunia ke-3 atau WW3.

Mengapa Rusia menyerang Ukraina?

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia Vs Ukraina

Alasan Rusia serang Ukraina

Dikutip BBC, Kamis (25/2/2022), beberapa saat sebelum invasi dimulai, Presiden Putin di TV menyatakan bahwa Rusia tidak dapat merasa "aman, berkembang, dan eksis" karena apa yang disebutnya sebagai ancaman konstan dari Ukraina modern.

Putin mengklaim, tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida.

Selain itu, dia mengatakan tujuannya adalah untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina.

Presiden Putin telah sering menuduh Ukraina diambil alih oleh para ekstremis, sejak presidennya yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, digulingkan pada 2014.

Rusia kemudian membalas dengan merebut wilayah selatan Krimea dan memicu pemberontakan di timur.

Hal itu mendukung separatis yang telah memerangi pasukan Ukraina dalam perang yang telah merenggut 14.000 nyawa.

Akhir 2021, Putin mulai mengerahkan sejumlah besar pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

Kemudian minggu ini Putin membatalkan kesepakatan damai 2015 untuk wilayah timur dan mengakui wilayah di bawah kendali pemberontak sebagai wilayah yang merdeka.

Rusia telah lama menolak langkah Ukraina menuju Uni Eropa dan aliansi militer pertahanan Barat NATO.

Baca juga: Serangan Rusia Ke Ukraina, Siapa Negara Pendukung Mereka?

Apa yang diinginkan Putin?

Dikutip New York Times, Kamis (24/2/2022), Putin tampaknya berniat memutar kembali waktu lebih dari 30 tahun ketika Rusia mendominasi zona keamanan yang menyerupai kekuatan Moskow di masa Soviet.

Sekarang dia berusia 69 tahun dan mungkin mendekati senja karir politiknya.

Dia ingin menarik Ukraina, negara berpenduduk 44 juta orang, kembali ke orbit Rusia.

Rusia mempresentasikan NATO dan Amerika Serikat pada bulan Desember dengan serangkaian tuntutan tertulis yang disebut untuk memastikan keamanannya.

Hal terpenting dari tuntutan itu adalah jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan NATO, bahwa NATO menarik pasukannya di negara-negara Eropa Timur yang telah bergabung, dan bahwa gencatan senjata 2015 di Ukraina akan dilaksanakan.

Barat mengabaikan tuntutan utama dan membuat tawaran untuk masalah lain serta mengancam sanksi.

Baca juga: Tanggapan Sejumlah Negara atas Serangan Rusia ke Ukraina

Kronologi invasi

Pada hari-hari menjelang invasi, pasukan Rusia mencapai perkiraan kekuatan 190.000.

Mereka membentuk semacam penjepit di sekitar wilayah Ukraina.

Putin mengklaim bahwa dia terbuka untuk diplomasi dan para pemimpin Eropa bekerja mati-matian untuk membujuk Kremlin agar mundur.

Kemudian tepat sebelum jam 6 pagi hari Kamis, (24/2/2022), presiden Rusia berbicara kepada bangsanya, menyatakan dimulainya “operasi militer khusus” di Ukraina.

Tujuannya, katanya, adalah untuk "demiliterisasi" tetapi tidak menduduki negara itu.

Hanya beberapa menit kemudian, ledakan besar terlihat di dekat Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Ledakan juga dilaporkan terjadi di Kyiv, ibu kota, serta bagian lain negara itu.

Tak lama setelah itu Kementerian Dalam Negeri Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia telah mendarat di Odessa dan sedang melintasi perbatasan.

Invasi tersebut mengancam untuk mengacaukan kawasan pasca-Soviet yang sudah bergejolak, dengan konsekuensi serius bagi struktur keamanan yang telah mengatur Eropa sejak 1990-an.

Putin telah lama menyesali hilangnya Ukraina dan republik-republik lainnya ketika Uni Soviet pecah.

Tetapi dia mengecilkan NATO, aliansi militer yang membantu mengendalikan Soviet. Mungkin itu merupakan misinya yang sebenarnya.

Sebelum menyerang, Rusia membuat daftar tuntutan luas untuk membentuk kembali struktur itu (posisi yang ditolak NATO dan Amerika Serikat).

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi