Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu G20 dan Sejarah Pendiriannya...

Baca di App
Lihat Foto
Antara Foto/Pool/Hafidz Mubarak A
G20 adalah sebuah forum kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Indonesia diberi mandat untuk menjadi Presidensi G20 sejak 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 mendatang.

Presidensi G20 adalah tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Dilansir dari Kompas.com (28/1/2022), Indonesia merupakan negara Asia kelima yang menjadi Presidensi G20, setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

Penetapan Presidensi G20 didasarkan pada sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya. Italia adalah pemegang presidensi G20 sebelum akhirnya diserahkan kepada Indonesia pada 31 Oktober 2021.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Indonesia Negara Berkembang Pertama Jadi Tuan Rumah G20, Apa Dampaknya?

Lantas, apa itu G20 dan bagaimana sejarahnya?

Apa itu G20?

Dikutip dari laman Bank Indonesia, Group of Twenty atau G20 adalah sebuah forum kerja sama ekonomi multilateral.

G20 beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia dan terdiri dari 19 negara serta 1 lembaga Uni Eropa.

Negara yang termasuk anggota G20 adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Forum ini merupakan representasi dari 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.

Itulah mengapa G20 disebut memiliki posisi yang strategis.

Baca juga: G20 dan Isu-isu Pinggiran yang Diperjuangkan...

Sejarah pendirian G20

Dilansir dari laman Sherpa G20 Indonesia, pembentukan G20 tidak lepas dari kekecewaan komunitas internasional akan kegagalan G7 dalam mencari solusi permasalahan perekonomian global saat itu.

G7 sendiri terdiri atas Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Banyak yang berpandangan jika negara-negara berpendapatan menengah dan punya pengaruh ekonomi secara sistemik, penting untuk diikutsertakan dalam perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global.

Hingga pada 1999, atas saran para Menteri Keuangan G7, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas krisis keuangan global 1997-1999.

Baca juga: Indonesia Jadi Presidensi G20, Ini Tantangan dan Keuntungannya

Awalnya, G20 hanya sebagai forum pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral saja.

Namun pada 14-15 November 2008, Presiden AS George W Bush mengundang para pemimpin negara dalam KTT G20 pertama.

Para pemimpin negara dalam KTT G20 pertama melakukan koordinasi respons global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di AS saat itu.

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia Vs Ukraina

Mereka juga sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.

Berbeda dengan kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap.

Oleh karena itu, guna memastikan KTT G20 lancar setiap tahunnya, presidensi tahun berjalan beserta presidensi sebelum dan selanjutnya (disebut Troika) secara intensif melakukan koordinasi kesinambungan agenda prioritas G20.

Baca juga: Daftar 20 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia

Pembahasan isu G20

Ada dua isu yang dibahas dalam pertemuan G20, yakni Finance Track (Jalur Keuangan) dan Sherpa Track (Jalur Sherpa).

1. Finance Track

Fokus isu yang dibahas dalam Jalur Keuangan adalah ekonomi dan keuangan, seperti kebijakan fiskal, moneter, regulasi keuangan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.

Pembahasan Jalur Keuangan dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral masing-masing negara anggota.

2. Sherpa Track

Fokus utama yang dibahas dalam Jalur Sherpa lebih luas, seperti geopolitik, anti korupsi, pembangunan, perdagangan, energi, perubahan iklim, dan kesetaraan gender.

Pembahasan Jalur Sherpa dilakukan oleh menteri terkait dari masing-masing negara anggota.

Baca juga: Mengenal G20: Sejarah, Fungsi, dan Kiprah Indonesia di Dalamnya

Peran nyata G20

G20 diketahui telah memberikan peran nyata bagi perekonomian dunia, antara lain:

1. Penanganan krisis keuangan global 2008

Kesuksesan terbesar G20 adalah dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global yang terjadi 2008.

G20 turut mengubah wajah tata kelola keuangan global dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi, dalam skala sangat besar.

G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan dan mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.

Baca juga: 9 Negara Terkaya di Dunia 2020, Indonesia Nomor Berapa?

2. Kebijakan pajak

G20 telah memacu OECD (Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan) untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak.

Pada 2012, G20 juga menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) keluaran OECD, yang kemudian difinalisasi pada 2015.

Melalui BEPS ini, sebanyak 139 negara dan jurisdiksi bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak.

Baca juga: INFOGRAFIK: 9 Negara Terkaya di Dunia 2020

3. Penanganan pandemi Covid-19

Inisiatif G20 dalam penanganan pandemi Covid-19 mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri bagi negara berpenghasilan rendah.

Selain itu, G20 juga berjanji menginjeksi dana untuk penanganan Covid-19 sebanyak lebih dari 5 triliun dollar AS. Hal ini dilakukan guna mendorong pemulihan perekonomian akibat pandemi.

Negara anggota G20 juga menurunkan bea dan pajak impor untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis, serta obat-obatan Covid-19.

Baca juga: 10 Negara Termiskin di Dunia, Semua dari Benua Afrika, Mana Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi