KOMPAS.com - Salah satu hal yang biasanya dilakukan setelah bayi baru dilahirkan adalah membiarkannya menjalin kontak kulit dengan kedua orangtuanya, terutama dengan ibunya
Kontak kulit atau juga disebut sebagai skin to skin contact pada dasarnya adalah meletakkan bayi di atas dada ibu atau ayahnya secara langsung tanpa ada kain atau pakaian yang menghalanginya.
Sebuah selimut biasanya akan digunakan untuk membalut badan keduanya agar tidak kedinginan, terutama sang bayi.
Ini sebenarnya bisa dilakukan kapan saja setiap bayi membutuhkannya, tidak hanya ketika ia baru dilahirkan.
Baca juga: Tanda-tanda Bayi akan Tumbuh Gigi, Mitos dan Penanganan yang Benar
Tapi apa sebenarnya fungsi dari kegiatan ini?
Manfaat kontak kulit bayi dan orangtuanya
Ada banyak fungsi dari kontak kulit antara bayi dan orangtuanya.
Dilansir dari laman Unicef, berikut ini sejumlah manfaat dari kegiatan kontak kulit:
- Inisiasi menyusui dini
- Menenangkan bayi dan ibu
- Membantu meningkatkan suplai ASI, karena merangsang pelepasan hormon
- Meningkatkan ikatan batin orangtua dengan bayinya
- Membuat bayi berkembang dengan lebih baik
- Mengatur detak jantung dan pernapasan bayi
- Membantu bayi beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim
- Merangsang pencernaan dan minat untuk menyusu
- Mengatur suhu tubuh bayi
- Memungkinkan kulit bayi berinteraksi dengan bakteri baik yang ada di kulit ibu. Ini akan memberikan perlindungan terhadap infeksi di waktu yang akan datang.
- Meningkatkan saturasi oksigen bayi
- Mengurangi tingkat kortisol (stres) oada ibu dan bayi, terutama setelah prosedur melahirkan
Baca juga: Viral, Unggahan Balita Terkena Herpes Setelah Dicium Orang Dewasa
Apa yang terjadi saat kontak kulit ibu dan bayi
Ketika seorang ibu mendekap bayinya dengan kontak kulit sesaat setelah momen melahirkan akan memulai perilaku naluriah pada keduanya.
Ibu akan mulai muncul naluri keibuannya, mencium, membelai, dan berkomunikasi dengan bayinya.
Sementara bayi secara perlahan akan mulai mencari puting sang ibu dan mulai menyusu. Ini adalah proses yang unik, karena tidak ada seorang pun yang mengajarinya untuk itu.
Namun, secara alami bayi akan melakukannya.
Hal ini akan mengurangi masalah menyusui di tahap selanjutnya, misalnya anak yang bingung puting, dan sebagainya.
Baca juga: 5 Makna di Balik Tangisan Bayi dan Cara Mengatasinya
Apa yang perlu dipastikan saat kontak kulit dilakukan?
Keselamatan pihak yang terlibat dalam kontak kulit tentu menjadi hal yang utama untuk diperhatikan, yakni bayi dan ibu yang baru saja melalui proses bersalin.
Ibu
1. Ibu yang mungkin dalam keadaan tidak sadar 100 persen, perlu didampingi selama proses ini. Untuk memastikan bayi dalam dekapannya ada posisi yang benar dan aman.
2. Saat proses menjahit robekan akibat proses bersalin sedang dilakukan, biarkan saja bayi ada dalam dekapan ibunya. Meski dilanda rasa sakit, banyak ibu tetap bisa mendekap bayinya. Bahkan kegiatan ini justru bisa menjadi pereda rasa sakit baginya.
Bayi
1. Periksa posisi bayi, pastikan jalan napasnya tidak tertutup
2. Pastikan kondisi kulit bayi tidak mengalami perubahan warna, misalnha menjadi pucat, kuning, atau kebiruan.
Perubahan warna bisa menjadi indikasi adanya perubahan kondisi pada bayi.
3. Tangisan atau suara hanh dikeluarkan bayi selama proses ini harus tegas dan tidak lemas, bayi juga harus terlihat responsif.
4. Pastikan suhu tubuh bayi tetap hangat selama ada dalam proses kontak kulit ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.