Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pesona Yen Ing Tawang Ono Lintang

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PRIBADI
Jaya Suprana
Editor: Sandro Gatra

SATU di antara sekian banyak lagu yang paling menggetar sukma saya adalah Yen Ing Tawang Ono Lintang.

Anjar Any

Yen Ing Tawang Ono Lintang merupakan gubahan sang mahapujangga musik, Anjar Any.

Kebetulan saya beruntung sempat berjumpa dengan Pak Anjar Any sebelum beliau meninggalkan dunia fana ini.

Beliau bermurah hati berkisah tentang mahalagu mahaindah mahakarya yang diungkap sebagai ungkapan kerinduan terhadap kelahiran seorang anak perempuan.

Syair lagu ditulis dalam bahasa Jawa secara sangat puitis dengan menggunakan kaidah-kaidah sastra Jawa langitan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di dalam naskah sederhana terbatas ruang ini saya membatasi diri untuk sedikit mengulas hanya bagian pertama Yen Ing Tawang Ono Lintang saja, yaitu:

Yen ing tawang ono lintang, cah ayu
Aku ngenteni tekamu
Marang mego ing angkoso, ni mas
Sun takoke pawartamu

Melodi

Tak kalah penuh pesona adalah melodi Yen Ing Tawang On Lintang yang sedemikian indah membelai sukma dengan sentuhan-sentuhan estetikal untaian nada dan irama melukiskan keindahan langit alam semesta bertabur gemerlap bintang sebagai metafora keindahan harapan manusia.

Lagu yang ditulis dalam pancanada slendro berawal dengan nada urutan ke tiga bergerak ke atas ke nada urutan ke empat kemudian ke lima sebelum kembali ke empat dan ke tiga meluncur mak glender ke bawah ke satu lalu tujuh lalu ke lima.

Bait awal melodi bergerak di dalam kurun interval oktaf sebelum berhenti sejenak untuk lanjut ke motif cengkokan 4-3-4.

Setelah koma, maka melodi melompat satu oktaf sebelum bergerak ke nada ke 5 lalu langsung kembali ke 4 yang berulang pada 4 lalu berakhir dengan untaian 3-1-4-3 kemudian menyusul bait ke dua yang menyelipkan sebuah nada di luar pancanada slendro, yaitu 6 yang kerap dijumlai pada pancanada Sunda di dalam untaian 3-4-3-1-7-6-1-7 sebelum cengkokan 5-3-4 disela interval tritonus menuju nada ke 7 sebelum sejenak naik ke 1 lalu balik ke 7 untuk loncat ke bawah menjadi kalimat 5-4-3-4 sebelum mendarat pada 5 pada bagian pertama. (Pada bagian ke dua apendiks 5-4-3 lompat kuart ke 7 dan berakhir di nada ke 1 sebelum masuk ke kawasan refrain).

Cengkok

Perlu senantiasa disadari bahwa beda dari saptanada diatonikal maka setiap nada pada pancanada slendro terlepas dari urutan memiliki posisi dan peran setara satu dengan empat lainnya.

Saya tak pernah henti merasa terpesona bahkan tersihir kejeniusan Anjar Any dalam mencipta Yen Ing Tawang Ono Lintang tanpa banding di jagad raya mau pun jagad cilik ini.

Namun yang terkesan benar-benar hanya bisa dilakukan oleh seorang mahapujangga seni-musik melebur seni-sastra Jawa adalah motif cengkokan yang memang hanya bisa ditemukan di peradaban seni musik Jawa nan adiluhur seperti pada 4-3-4 yang menyatu dengan teks “cah ayu” serta pada 5-3-4 yang melebur dengan teks “ni mas”.

Segenap aura pesona keindahan itu membuat saya -- mohon dimaafkan jika terkesan lebay -- benar-benar baper sehingga merasakan nikmatnya makna kalimat metafota ekspresif onomatopeais khas bahasa Jawa, yaitu “sumedhot rasa ning ati” berlanjut dengan godaan kalimat ilustratif astronomis “lintang-lintang ngiwi-ngiwi”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi