Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Fakta Jane Toppan, Perawat Sadis Pembunuh 31 Pasiennya

Baca di App
Lihat Foto
wikipedia/filmdaily.co
Jane Toppan, perawat sadis yang membunuh ke-31 pasiennya.
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Alifia Putri Yudanti & Ikko Anata

KOMPAS.com - Kita mungkin jarang mendengar ada pembunuh berantai berjenis kelamin perempuan. Namun, ada salah satu perawat wanita yang dikenal sebagai 'Angel of Death' karena mampu menghabisi nyawa 31 pasiennya. Dia adalah Jane Toppan.

Melansir HeadStuff, Toppan lahir pada 1857 dengan nama Honora Kelley. Saat itu, kehidupannya sangat tragis. Ibunya meninggal karena TBC, sementara ayahnya pecandu alkohol. Akhirnya, ia dan kakaknya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Perempuan Boston.

Di situlah awal mula pengadopsiannya oleh keluarga Toppan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam siniar Tinggal Nama episode "Jane Toppan: Sang Perawat Pencabut Nyawa [Pt.1]", dikisahkan awal mula kehidupan Toppan sebelum berhasil membunuh mangsa-mangsanya. Untuk mendengarkan kisah lengkapnya, akses tautan berikut https://dik.si/tn_jane.

Namun, banyak orang yang belum tahu fakta lain dari Toppan. Berikut adalah fakta-fakta mengerikan Jane dari situs Ranker.

Melakukan Percobaan Bunuh Diri Beberapa Kali

Sebelum usianya menginjak 20 tahun, perempuan ini pernah melakukan percobaan bunuh diri. Hal ini disebabkan oleh tunangannya yang meninggalkannya di altar pernikahan. Dia pun beberapa kali mencoba bunuh diri sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi perawat.

Baca juga: Serba-Serbi Konsumsi Alkohol di Indonesia

Namun, agar memenuhi syarat, dia harus menyembunyikan secara rapat soal kecenderungan bunuh dirinya. Oleh karena itu, sekolah perawat menerimanya.

Senang Menonton Otopsi Dilakukan

Saat menjalani pelatihan perawat, Jane Toppan harus menyaksikan beberapa otopsi. Ketika sebagian besar teman-temannya muak dengan prosedur itu, Toppan justru sangat menikmatinya.

Bahkan, beberapa atasannya mencatat bahwa Toppan memiliki semacam "obsesi" dengan kematian. Namun, tanda ini tak ada yang menghiraukan hingga akhirnya ia berhasil membunuh pasiennya.

Menggunakan Pasiennya sebagai Kelinci Percobaan

Setelah diadopsi, Toppan mulai bekerja sebagai perawat magang pada 1885. Dia pun memulai pelatihannya di Rumah Sakit Cambridge, tempat pengujian obat pada pasiennya tanpa diketahui oleh dokter.

Perempuan ini akan memberi mereka morfin, atropin, dan opioid dalam jumlah yang bervariasi karena ingin melihat efek obat tersebut pada sistem saraf.

Toppan pun menghabiskan banyak waktu di kamar pasien dan membuat grafik palsu untuk menyembunyikan aktivitas kejinya. Tidak semua pasien ini langsung meninggal. Beberapa dari mereka yang sudah sekarat, bisa hidup kembali setelah obatnya habis.

Dijuluki 'Jolly Jane' oleh Rekan Kerjanya

Saat bekerja di Rumah Sakit Cambridge, Toppan adalah sosok yang ramah dan ceria sehingga membuat rekan kerjanya terkesan. Hal ini menyebabkan mereka menjulukinya 'Jolly Jane'. Namun, di balik itu, Toppan senang "bereksperimen" dengan pasiennya.

Membunuh 'Adik Angkatnya' dengan Strychnine

Meskipun ia secara resmi bukan diadopsi untuk dijadikan anak, melainkan pelayan, Toppan percaya bahwa Elizabeth adalah saudara angkatnya. Elizabeth yang diperlakukan sangat baik oleh kedua orang tuanya, membuat Toppan kesal.

Dikutip dari All That’s Interesting, pada 1899, Elizabeth mengundang Toppan untuk berlibur di rumahnya.

Saat sedang piknik di pantai, Elizabeth tak sengaja minum air yang ternyata telah diracuni strychnine dengan dosis mematikan oleh Toppan. Ia pun tewas di lengan Toppan pada saat itu juga.

Berbaring dan Memeluk Pasiennya Saat Mereka Meninggal

Toppan berhenti bekerja untuk Rumah Sakit Cambridge sebelum mendapatkan sertifikat perawatnya. Hal ini disebabkan oleh dua pasien yang meninggal secara misterius saat dirawat olehnya. Rumah sakit pun curiga dengan Toppan.

Namun, setelah dilakukan investigasi, Toppan mengakui bahwa ia senang berbaring di tempat tidur pasiennya sembari memberikan obat pilihannya. Toppan juga menikmati momen-momen saat korbannya terbaring sekarat.

Baca juga: Hal yang Dapat Dilakukan Saat Kondisi Mental Buruk

Selain itu, perawat mematikan ini mendapat sensasi seksual dari menyiksa korbannya. Kemampuannya untuk menghidupkan mereka kembali atau membunuh melalui penyesuaian dosis obat, berhasil memberinya kesenangan.

Pindah Bersama Alden Davis Untuk Merawat dan Membunuhnya

Toppan yang tak memperoleh sertifikat resmi, lantas memalsukannya. Dari situ, ia pun mulai bekerja untuk klien pribadi hingga merawat kerabat mereka yang lanjut usia dan sakit-sakitan.

Pada 1901, Jane Toppan dipekerjakan untuk merawat orang tua Alden Davis setelah istrinya meninggal, yang juga merupakan korbannya. Setelah dua bulan menjadi perawat di rumahnya, Alden Davis dan dua putrinya ditemukan meninggal secara misterius.

Polisi pun melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini. Diketahui bahwa ketiganya meninggal karena diracuni oleh perawatnya sendiri, yaitu Toppan.

Untuk mendengar cerita lengkap Jane Toppan, simak siniar Tinggal Nama bertajuk "Jane Toppan: Sang Perawat Pencabut Nyawa [Pt.1]".

Ikuti siniarnya di Spotify agar kalian tak ketinggalan kisah misteri lainnya dalam balutan drama audio yang menegangkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi