KOMPAS.com - Perundingan perdana Rusia-Ukraina yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran telah berakhir tanpa kesepakatan, Senin (28/2/2022).
Dilansir dari Al Jazeera, perundingan perdana Rusia-Ukraina tersebut berlangsung di dekat perbatasan Belarusia-Ukraina.
Penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mikhailo Podolyak, mengatakan bahwa pembicaraan difokuskan pada kemungkinan gencatan senjata.
Baca juga: Sejarah Konflik Rusia Vs Ukraina
Sementara itu, Kepala Delegasi Rusia Vladimir Medinsky mengatakan, pembicaraan dengan pejabat Ukraina berlangsung hampir lima jam.
"Pertemuan berikutnya akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang di perbatasan Polandia-Belarusia, ada kesepakatan untuk itu," kata Medinsky.
Setelah pembicaraan awal antara Rusia-Ukraina berakhir tanpa hasil, kedua delegasi kembali dari lokasi perundingan di Belarus ke ibu kota mereka untuk berkonsultasi.
Baca juga: Daftar Negara Terbesar di Dunia, Rusia Capai 11 Persen Daratan Dunia
Tak heran bila terobosan belum tercapai
Jonah Hull dari Al Jazeera, melaporkan dari Lviv di Ukraina Barat, tidak mengherankan bila terobosan belum tercapai dan tidak ada tanda bahwa kedua belah pihak telah bersepakat.
"Kedua delegasi keluar dari lima jam pembicaraan. Pihak Rusia dan Ukraina telah mengidentifikasi beberapa topik prioritas, di mana mereka telah menguraikan keputusan tertentu," kata Hull.
Akan tetapi, tidak jelas apa saja topik prioritas itu.
Namun yang pasti, pihak Ukraina mencari gencatan senjata segera dan penarikan segera pasukan Rusia.
Sementara pihak Rusia, mereka mencari jaminan tentang netralitas Ukraina dan tidak akan pernah bergabung dengan NATO.
Baca juga: Perbandingan Kekuatan Militer Rusia Vs Ukraina: Tentara hingga Tank
Perundingan Rusia-Ukraina tanpa syarat
Sebelumnya, Ukraina dan Rusia telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan di sebuah tempat dekat perbatasan Belarusia.
Pembicaraan itu yang pertama sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pekan lalu.
Dilaporkan Al Jazeera, pertemuan diadakan tanpa syarat dan merupakan hasil dari panggilan telepon antara Presiden Volodymyr Zelenskyy dan mitranya dari Belarusia.
Baca juga: Daftar 20 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia
Menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu (27/2/2022), mengatakan, negaranya tidak akan melepaskan satu inci pun dari wilayah setelah menyetujui pembicaraan dengan Moskow.
Presiden Zelenskyy sempat menolak Belarus sebagai lokasi untuk pembicaraan potensial.
Zelenskyy pun mendaftarkan kota-kota Warsawa, Bratislava, Istanbul, Budapest atau Baku sebagai tempat alternatif yang memungkinkan.
Baca juga: Operasi Militer Rusia ke Ukraina, Siapa Saja Sekutu Keduanya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.