KOMPAS.com - Meski belum bisa berbicara, bayi akan mengomunikasikan keinginannya melaui bahasanya sendiri, termasuk ketika ia merasa lapar.
Bahasa dalam hal ini bisa berupa tangisan, mimik wajah, atau gerakan-gerakan tertentu.
Bagaimana Anda bisa memahami tanda bayi lapar?
Baca juga: 8 Cara Menumbuhkan Rambut Bayi
Berikut ini panduan yang bisa dicermati terkait tanda-tanya bayi lapar:
Tanda bayi lapar berdasarkan usia
Dilansir dari CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, tanda lapar juga kenyang pada bayi, ternyata berbeda di setiap tahap usianya.
Berikut adalah tanda bayi lapar berdasarkan usianya.
Bayi 0-5 bulan
Jika bayi berusia 0-5 bulan lapar, ia akan menunjukkan sejumlah tanda.
Pertama, ia akan memasukkan tangan ke mulutnya. Kedua, ia cenderung akan menoleh ke kanan-kiri seakan-akan mencari payudara ibunya atau botol susu.
Ia juga menunjukkannya dengan cara mengerutkan, memukul, atau menjilat bibirnya. Terakhir, tanda bayi lapar di usia awal kehidupan ini ada ketika ia mengepalkan tangan mungilnya.
Baca juga: Cara Daftar BPJS Kesehatan untuk Bayi yang Masih dalam Kandungan
Usia 6-23 bulan
Di tahap usia selanjutnya, jika merasa lapar, bayi usia 6-23 bulan akan mengambil atau menunjuk-nunjuk ke arah makanan.
Tak hanya itu, ia akan membuka mulut dengan mudahnya ketika disodori sendok atau makanan.
Tanda lainnya, dia akan senang jika melihat makanan.
Terakhir, bayi di usia ini akan membuat gerakan atau suara yang menunjukkan dia lapar.
Baca juga: 5 Makna di Balik Tangisan Bayi dan Cara Mengatasinya
Tahap tanda bayi lapar
Ternyata, tanda bayi lapar terbagi menjadi 3 tahap, berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia.
Tahap awalPada tahap awal, bayi yang kelaparan cenderung banyak bergerak, membuka mulut, dan kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri seolah tengah mencari makanan.
Tahap aktif
Di tahap ini, jika laparnya semakin terasa, ia akan mulai memasukkan tangan ke dalam mulutnya.
Baca juga: Masalah Kesehatan pada Bayi mulai dari Pilek hingga Diare dan Cara Mengatasinya
Tahap akhirApabila Anda belum juga menangkap kode lapar yang dia buat, laparnya akan semakin menjadi-jadi, dan tandanya akan semakin tegas.
Bayi yang sudah kelaparan akan menangis, gelisah, dan mukanya memerah.
Sebaiknya, orangtua sudah memberikan bayi makanan atau ASI/susu formula, saat ia baru memberikan kode di tahap awal.
Pasalnya, jika sudah sampai menangis atau tahap akhir, maka proses menyusui atau memberinya makan bisa sedikit terganggu dengan kejengkelan dan tangisannya.
Sebelum memberinya makan, kita harus menenangkannya terlebih dahulu agar proses menyusui atau menyuapi menjadi lebih mudah.
Baca juga: Studi Mengungkap Antibodi Covid-19 Terbentuk dalam ASI Ibu Menyusui
Frekuensi menyusui
Untuk menghindari bayi kelaparan, khususnya pada bayi yang masih hanya mengonsumsi ASI atau susu formula (belum MPASI), maka Anda perlu mengetahui seberapa sering frekuensi menyusu yang perlu dilakukan.
Bayi yang baru lahir akan sering menyusu, biasanya setiap 2-3 jam sekali dia membutuhkan susu, bahkan bisa lebih sering dari jangka waktu itu.
Jadi, dalam sehari, bayi harus disusui setidaknya 12 kali dalam durasi yang cukup di setiap sesinya.
Baca juga: Bagaimana Bayi yang Baru Lahir Bisa Mengenali Ibunya?
Semakin bertambah usianya, maka semakin banyak kebutuhan asupannya.
Ini karena ukuran perutnya yang semakin membesar.
Diketahui, saat lahir perut bayi hanya berukuran sebesar buah ceri.
Kemudian pada hari ketiga membesar sekira buah plum. Lalu di usia 1 minggu, perutnya sudah sebesar telur ayam yang besar.
Jadi selain frekuensi, kira juga harus memperhatikan kuantitas makanan yang diberikan pada mereka.
Baca juga: Cara Daftar BPJS Kesehatan untuk Bayi yang Masih dalam Kandungan
Tanda bayi kenyang
Setelah mengetahui tanda bayi lapar, maka Anda juga perlu tahu apa saja tanda bayi yang sudah kekenyangan atau tak lagi menginginkan makan.
Ini penting untuk mencegah bayi mendapatkan makan atau minum melebihi yang dia butuhkan dan berakhir dengan muntah.
Ada beberapa tanda bayi kenyang yang bisa dipahami.
Mulai dari memalingkan wajah dari sumber makanan, mendorong makanan menjauh darinya, menutup mulut, tangannya rileks terbuka, melepaskan mulutnya dari payudara atau botol, dan ketika diam-diam ia mengantuk.
Jika tanda-tanda itu sudah terlihat, jangan paksakan untuk terus menjejalkannya makanan. Berhentilah menyuapinya.
Baca juga: Kenapa Bayi Sering Gumoh? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya