Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Satu Per Satu Negara Arab Jatuh ke Pelukan Israel...

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS
Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu (30/1/2022).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) secara terang-terangan menyatakan keinginannya untuk mendekati Israel.

Ia bahkan menyebut Israel sebagai sekutu potensial dalam banyak kepentingan.

"Kami tidak melihat Israel sebagai musuh, kami melihat mereka sebagai sekutu potensial dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama," kata MBS dalam sebuah wawancara kepada Tha Atlantic.

"Akan tetapi, kami harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum mencapai itu," sambungnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, MBS tetap menaruh harapan besar terkait konflik Palestina-Israel agar bisa segera diselesaikan.

Sikap MBS itu menambah daftar panjang negara Arab yang jatuh ke pelukan Israel.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina dan Bentrokan Pasca-gencatan Senjata di Kompleks Masjid Al Aqsa

Normalisasi hubungan negara Arab dengan Israel dimulai dari Uni Emirat Arab pada 13 Agustus 2020 dan disusul Bahrain pada 15 September 2020.

Bagi Pangeran UEA Muhammed bin Zayed, perjanjian damai itu akan menjadi mercusuar bagi pencinta perdamaian dan memungkinkannya untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

Sementara Bahrain memiliki alasan tersendiri terkait normalisasi hubungan dengan Israel.

Baca juga: Mengenal Iron Dome, Sistem Pertahanan Canggih Israel Lawan Rudal Hamas

Anggapan Israel sebagai pelindung

Satu di antara alasan mereka adalah untuk membeli "jaminan" dari Israel dan AS karena khawatir tentang Iran, menurut catatan Australian Strategic Policy Institute.

Dengan keterlibatan militer AS pada setiap lini konflik Timur Tengah, negara Teluk semakin menganggap Israel sebagai pelindung mereka dari Iran.

Setelah dua negara Teluk tersebut, dua negara Arab lain yang jatuh ke pelukan Israel adalah Sudan dan Maroko.

Baca juga: Perayaan di Gaza atas Genjatan Senjata Israel-Palestina

Sudan secara resmi menandatangani normalisasi hubungan dengan Israel pada Januari 2021.

Setelah adanya kesepakatan damai itu, Sudan mendapatkan akses ke lebih dari 1 miliar dollar AS dalam biaya tahunan.

Kedutaan Besar AS di Khartoum mengatakan, perjanjian itu akan membantu Sudan lebih jauh dalam jalur transformasinya menuju stabilitas, keamanan, dan kesempatan perekonomian.

Baca juga: Menilik Perbandingan Iron Dome Israel dengan Roket Hamas

Maroko dan normalisasi dengan Israel

Sementara itu, Maroko menjadi negara Arab selanjutnya yang sepakat melakukan normalisasi hubungannya dengan Israel pada Desember 2020.

Ini terjadi setelah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump mengakui kedaulatan Maroko di wilayah sengketa Sahara Barat.

Sebagai bukti normalisasi hubungan itu, pemimpinan Israel telah melakukan lawatan pertama dalam sejarah ke negara-negara tersebut.

Pada Agustus 2021, misalnya, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid berkunjung ke Maroko untuk pertama kalinya.

Dua maskapai penerbangan Israel juga resmi meluncurkan penerbangan komersial nonstop dari Tel Aviv ke Marakesh.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Konflik Israel-Palestina Sulit Didamaikan

(Sumber: Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru, Irawan Sapto Adhi | Editor: Danur Lambang Pristiandaru, Irawan Sapto Adhi)

AFP Israel, Jerusalem, dan Tepi Barat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi