Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM Temukan Kopi Mengandung Sildenafil dan Paracetamol, Apa Bahayanya?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Erick Chevez
Ilustrasi kopi
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan sejumlah kopi kemasan yang mengandung bahan kimia obat sildenafil dan paracetamol.

BPOM mendapatkan temuan tersebut setelah melakukan operasi penindakan produk ilegal obat tradisional dan pangan yang mengandung bahan kimia obat.

Dalam operasi tersebut kopi instan saset itu bermerek Kopi Cleng, Kopi Bapak, Kopi Jantan, Spider, Urat Madu, dan Jakarta Bandung.

Baca juga: [HOAKS] Obat Paracetamol Mengandung Virus Paling Mematikan di Dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan juga label izin palsu BPOM yang terdapat pada kemasan kopi-kopi tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, (5/2/2022), menurut Kepala BPOM Penny K Lukito, penggunaan bahan kimia obat pada bahan pangan berisiko pada kesehatan bahkan kematian.

"Siapa pun yang mengonsumsi ini ya kemudian gangguan-gangguan lainnya, bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit kanker juga memungkinkan tentunya," ucap Penny dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (4/3/2022).

Penny menambahkan operasi penindakan produk kopi ilegal itu dilakukan oleh Kedeputian Bidang Penindakan BPOM bersama dengan Balai Besar POM di Bandung dan Loka POM di Kabupaten Bogor.

Baca juga: 11 Manfaat yang Bisa Didapat dari Secangkir Kopi Hitam

Apa bahaya sildenafil dan paracetamol yang terkandung dalam kopi kemasan tersebut?

Apa itu sildenafil dan paracetamol

Peneliti Kimia Medisinal BRIN Dr Teni Ernawati menjelaskan, sildenafil adalah senyawa kimia yang berfungsi mengobati gangguan fungsi sesksual pada pria, atau dapat disebut sebagai viagra.

Sedangkan paracetamol adalah senyawa kimia acetaminophen yang masuk dalam golongan analgesik ringan.

"Paracetamol bekerja sebagai inhibitor prostaglandin lemah dengan menghambat produksi prosraglandin, sehingga dapat mengurangi rasa sakit," ujarnya melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Sabtu (5/2/2022).

Baca juga: Panduan Memperoleh Obat Gratis dan Akses Telemedisin Pasien Isoman Covid-19


Produk tanpa izin edar

Teni mengatakan, dari berita yang ia lihat, produksi kopi kemasan tersebut ilegal tanpa izin edar yang semestinya.

Untuk memasukkan zat kimia dalam pangan atau obat herbal tanpa izin yang resmi menurutnya itu merupakan tindakan yang berbahaya.

Karena pada dasarnya senyawa kimia itu bersifat beracun atau toksik, sehingga untuk pengobatan perlu dosis tertentu agar dapat digunakan khasisatnya.

"Tidak bisa asal masuk (bahan kimia obat) ke dalam produk pangan atau herbal," terang Teni.

Baca juga: 5 Obat Tak Lagi Digunakan untuk Pasien Covid-19, Ini Alasannya

Efek samping

Menurut Teni, berikut ini efek samping dari Sildenafil yang sudah dilaporkan:

  • Sakit kepala
  • Mual
  • Nyeri otot
  • Sulit tidur
  • Dapat menyebabkan alergi

Ia menambahkan untuk paracetamol mungkin ditambahkan untuk menghilangkan efek samping sakit kepala dari pengaruh sildenafil.

Baca juga: Mengenal Molnupiravir, Obat yang Dipesan RI untuk Tangani Covid-19

Setiap senyawa kimia yang digunakan seharusnya sudah melewati uji praklinis dan klinis sehingga dapat diketahui manfaat dari senyawa tersebut dan efek sampingnya.

Sedangkan untuk pangan, terkadang orang yang mengkonsumsi makanan atau minuman mengandung senyawa kimia tidak terdapat takaran tertentu, hal ini berbahaya jika penggunaannya berlebihan.

"Dan ini berbahaya, apalagi kalau penggunaanya berlebih," katanya lagi.

Baca juga: Cara Mendapatkan Paket Obat Gratis bagi Pasien Isoman Terkonfirmasi Omicron

Apakah menyebabkan kanker?

Untuk dugaan bahan kima tersebut dapat menyebabkan kanker, Teni menjelaskan bahwa perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.

Sebagai peneliti, pihaknya tidak dapat langsung memutuskan efek samping kanker  kasus senyawa kimia obat tersebut jika tidak terdapat data.

"Jadi kami sebagai peneliti tidak bisa langsung mengklaim kalau belum ada data," ujarnya.

"Secara in vitro, biasanya pada pengujian awal di lab akan mengujinya ke sel kanker dan sel normal sebagai perbandingan. Belum lagi uji coba ke model hewan," lanjutnya.

Baca juga: Mengenal Molnupiravir dan Paxlovid, Dua Obat yang Diklaim Ampuh untuk Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi