Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RAHEL NARDA
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam Rapat Pimpinan Polri 2022 di Gedung Auditorium STIK-PTIK, Jakarta, Selasa (2/3/2022). Foto: Divisi Humas Polri
Editor: Sandro Gatra

KOMPAS.TV pada 2 Maret 2022, memberitakan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi hanya boleh untuk warga sipil.

Sementara bagi anggota kepolisian, kebebasan berpendapat dan berekspresi tidak berlaku. Hal itu termasuk juga untuk istri dan anak-anak dari anggota polisi tersebut.

Karena itu, Kapolri meminta kepada seluruh jajarannya beserta keluarganya untuk bisa disiplin dan menaati aturan yang berlaku.

Jenderal Listyo Sigit menjelaskan, seluruh anggota keluarga besar Polri memiliki aturan dan disiplin yang berbeda dengan masyarakat sipil, sehingga harus taat dan tunduk dengan aturan tersebut.

Dengan demikian, bisa menjadi kedisiplinan nasional sebagaimana arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebebasan berekspresi

Dari pernyataan Kapolri dapat disimpulkan bahwa menegakkan pilar-pilar kedisiplinan nasional merupakan tugas utama polisi beserta istri dan anak-anaknya.

Dapat disadari bahwa di alam demokrasi bukan berarti serta merta para polisi beserta istri dan anak-anaknya memiliki hak yang sama dengan warga sipil dalam hal kebebasan berekspresi karena para polisi beserta istri dan anak-anaknya harus disiplin patuh sepenuhnya kepada pemerintah yang telah dipilih oleh rakyat untuk berkuasa.

Sebagai seorang warga sipil Indonesia, saya merasa terharu atas pernyataan Kapolri tentang polisi dan istri dan anak tidak memiliki kebebasan berpendapat serta berekspresi seperti warga sipil termasuk saya.

Legowo

Pernyataan Kapolri menyadarkan saya tentang betapa besar pengorbanan para polisi beserta istri dan anaknya sehingga ikhlas legowo melepaskan hak mereka untuk berekspresi.

Sementara saya akan memohon sahabat merangkap mahaguru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi yang kerap berekspresi membela rakyat miskin dan masyarakat adat untuk berkenan berhenti berekspresi sebab ayah beliau adalah seorang perwira polisi pensiunan Letnan Polisi Andreas Sumardi.

Mengingat kenyataan bahwa kini sudah banyak polisi perempuan, maka secara gender maklumat Kapolri perlu disempurnakan menjadi polisi beserta istri atau suami dan anak-anaknya tidak memiliki kebebasan berekspresi. MERDEKA!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi