KOMPAS.com - Jalan tol pertama di Indonesia adalah jalan tol Jagorawi yang resmi beroperasi pada 9 Maret 1978 atau 44 tahun lalu.
Tol Jagorawi adalah adalah akronim Jakarta, Bogor, dan Ciawi. Proyek pembangunan Jalan Tol Jagorawi memakan waktu pengerjaan lima tahun.
"Jalan Tol Jagorawi merupakan jalan terbaik yang kita miliki," kata Presiden Soeharto saat meresmikan Tol Jagorawi kala itu.
Baca juga: Sejarah Kutang di Indonesia: Dari Proyek Jalan Anyer-Panarukan hingga Kutang Suroso
Sejarah tol Jagorawi
Dilansir dari Kompas.com, 20 Desember 2021, rencana pembangunan tol terealisasi pada 1973 setelah melalui debat panjang selama bertahun-tahun.
Cerita di balik dibangunnya Jagorawi tak lepas dari wacana yang pertama kali dikemukakan Wali Kota (sekarang setara Gubernur) Jakarta Raden Sudiro pada 1955.
Sudiro memimpin Kota Praja Jakarta Raya pada 1953-1960.
Dikutip dari dokumen berjudul "Jalan di Indonesia: dari Sabang Sampai Merauke" yang disusun tim peneliti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sudiro mengusulkan jalan berbayar yang kelak dapat membantu dana pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Praja Jakarta Raya.
“Pemerintah Daerah Kota Praja Jakarta Raya berusaha keras, karena pengeluarannya terus meningkat, padahal subsidi dari Pemerintah Pusat tetap terbatas,” kata Sudiro.
Sayangnya usulan itu ditolak oleh DPRDS dengan alasan jalan bebas hambatan justru akan mengganggu lalu lintas.
Selain itu penarikan tarif jalan tol juga dinilai seperti pungutan pajak pada era kolonial Belanda.
Baca juga: Sejarah NATO, Tujuan, Struktur Kerja, dan Daftar Anggotanya
Muncul ide jalan tol saat Orde Baru
Pada tahun 1970 Menteri PUTL Sutami mengusulkan ide yang sama ke Presiden Soeharto.
Dia meminta agar pemerintah membangun jalan bypass Jakarta-Bogor karena kemacetan begitu terasa seiring bertambahnya jumlah kendaraan.
Tercatat 220.000 kendaraan yang melintasi jalan raya Jakarta pada saat itu. Bahkan, terdapat 9.000 kendaraan melintasi jalan penghubung Jakarta-Bogor per harinya.
Berangkat dari fenomena tersebut, gagasan pembangunan jalan tol lantas mulai dipikirkan, termasuk soal biaya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penemu Telepon Alexander Graham Bell Lahir 3 Maret 1847
Dibantu pabrik semen Amerika Serikat
Rencana pembangunan tol itu bersamaan dengan wacana dibangunnya pabrik semen berkapasitas 1,2 juta ton per tahun di Cibinong, Bogor.
Pembangunan pabrik itu didanai penanam modal dari Amerika Serikat yaitu Kaiser Cement.
Karena lokasi pabrik jauh dari jalan arteri, Kaisar Cement meminta Pemerintah Indonesia menyediakan akses memadai untuk menyalurkan produksi.
Sehingga, Perwakilan Kaiser Cemen Nick P Petroff bersedia membantu Pemerintah Indonesia untuk membujuk Pemerintah AS demi mendapatkan dana pinjaman.
Pinjaman pun diberikan melalui Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) sebesar 28,6 juta dollar AS atau setara Rp 5,5 miliar (kurs tahun 1974 dengan catatn 1 dollar AS=Rp 195) dengan masa pengembalian 30 tahun dan bunga 3 persen.
Pemerintah Indonesia menggelontorkan 10,3 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 2,00 miliar (30 persen) dan 22,8 juta dollar atau senilai Rp 4,4 miliar (70 persen) dari AS untuk konstruksi Tol Jagorawi.
Anggaran pemerintah dan pinjaman luar negeri itu diserahkan kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai penyertaan modal.
Baca juga: Serangan Umum 1 Maret 1949: Soeharto Disebut Asyik Makan Soto Saat Serangan Berlangsung
Pembangunan Jalan Tol Jagorawi dmulai 1974
Pembangunan Tol Jagorawi akhirnya dimulai Tahun 1974. Pemerintah menunjuk kontraktor asing Hyundai Construction Co dari Korea Selatan dengan konsultan supervisi Ammann-Whitney & Trans Asia Engineering Associates Inc dari AS.
Penggunaan kontraktor asing itu sempat menuai kontroversi dari banyak kalangan. Sejumlah pihak mengkritik karena Pemerintah dianggap mengenyampingkan peran anak bangsa.
Meski begitu, Soeharto menegaskan, banyak orang Indonesia juga terlibat dalam pembangunan tol tersebut.
"Walaupun kontraktornya dari luar negeri, namun tidak sedikit pula pikiran dan tenaga kita yang ikut serta menyelesaikan jalan istimewa itu," ujar Soeharto.
Baca juga: Sejarah Jagorawi, Jalan Tol Pertama dan Terbaik di Indonesia
Pekerja tol Jagorawi
Sebagai informasi, Tol Jagorawi digarap oleh 89 Tenaga Pengendalian Bina Marga Kementerian PUTL.
Lalu, 129 Tenaga Pengawas Pekerjaan dan 2.711 Pelaksana Pekerja yang keseluruhan dari Indonesia.
Tidak lupa, ada 7 Tenaga Pengawas Pekerjaan asal AS dan 172 Pelaksana Pekerja asal Korea Selatan.
Pada 9 Maret 1978, ruas Jakarta (Cawang)-Cibinong sepanjang 27 kilometer diresmikan Soeharto sebagai jalan tol pertama di Indonesia.
Setahun kemudian, ruas Cibinong-Bogor dan Bogor-Ciawi pun diresmikan. Untuk pelaksanaan operasional tol tersebut dibentuklah PT Jasa Marga (Persero) Cabang Jagorawi.
Mengutip laman Jasa Marga, pengoperasian Jagorawi ini menjadi sejarah kelahiran Jasa Marga sebagai perusahaan pengembang dan operator jalan tol di Indonesia.
Jagorawi menjadi masterpiece (mahakarya) karena struktur konstruksi masih prima dan penataan lanskap hijau yang memberikan suasana segar bagi pengguna jalan tol.
Tarif tol Jagorawi 2022
Dikutip Kompas.com, 4 Februari 2022, berbeda dengan jalan tol di era saat ini yang serba digital, saat itu transaksi pembayaran tol masih mengandalkan uang tunai.
“Pembayaran dengan menggunakan uang elektronik baru dimulai sejak tahun 2008, dan baru 100 persen pemberlakuannya di tahun 2017. Sebelumnya menggunakan uang tunai,” kata Marketing & Communication Department Head Jasa Marga Faiza Riani.
Saat ini ada empat simpang susun di ruas tol Jagorawi, yakni:
- Simpang susun Cawang penghubung Jagorawi-tol Dalam Kota Jakarta-Jakarta Cikampek
- Simpang susun Pasar Rebo yang menjadi penghubung Jagorawi-Lingkar Luar Jakarta
- Simpang susun Cimanggis yang menjadi penghubung Jagorawi-Lingkar Luar Jakarta 2
- Simpang susun Ciawi yang menjadi penghubung Jagorawi dan Bocimi.
Baca juga: Cerita di Balik Dibangunnya Jagorawi, Jalan Tol Pertama di Indonesia
Kemudian ada 15 gerbang tol yang dipergunakan untuk membayar tarif tol Jagorawi dan ada 5 rest area.
Untuk sistem tarif sendiri berdasarkan update BPJT per 4 Februari 2022, tarif tol dibagi berdasarkan golongan kendaraan.
Golongan I yakni Rp7.000, Golongan II dan III Rp11.500, Golongan IV Rp16.000, dan Golongan V lima dengan tarif Rp16.000.
Nah itulah sejarah jalan tol pertama di Indonesia yaitu jalan tol Jagorawi yang pertama kali diresmikan pada 9 Maret 1978.
(Sumber: Kompas.com/Alsadad Rudi, Janlika Putri Indah Sari, Suhaiela Bahfein | Editor: Diamanty Meiliana, Azwar Ferdian, Hilda B Alexander)