Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Merapi, Aktivitas Berupa Gempa dan Awan Panas Guguran

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN
Atap rumah penduduk diselimuti abu vulkanik erupsi gunung Merapi di Desa Babadan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). Gunung Merapi mengalami erupsi pada Rabu (9/3/2022) pukul 23.30 dengan memuntahkan luncuran awan panas sejauh lima kilometer ke arah tenggara dan sebaran abu vulkanik ke arah barat daya di wilayah kabupaten Magelang.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Aktivitas gunung Merapi kembali meningkat akhir-akhir ini, bahkan membuat warga sekitar mengungsi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan, erupsi masih terus ada sejak 4 Januari lalu.

Sementara itu yang terjadi pada Rabu dan Kamis (9-10 Maret 2022) adalah awan panas.

"Erupsi ada terus sejak 4 Januari 2021. Yang terjadi adalah awan panas yang seperti biasa tetapi dengan jarak luncur 5 km," kata Hanik pada Kompas.com, Jumat (11/3/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update dari Gunung Merapi Kamis malam, aktivitasnya didominasi oleh gempa-gempa guguran.

Seperti pada Kamis (10/3/2022) pukul 19.25 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur sejauh 2.500 meter ke arah tenggara atau Kali Gendol.

"Awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 10 Maret 2022 pukul 19.25 WIB," kata Hanik melalui pesan tertulis.

Baca juga: Update Gunung Merapi: 11 Kali Awan Panas Guguran dalam 6 Jam, Picu Hujan Abu, 253 Jiwa Mengungsi

Awan panas guguran

Dilansir Kompas.com, Kamis (10/3/2022), berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 70 mm. Durasi awan panas guguran tercatat 299 detik.

"Estimasi jarak luncur 2.500 meter ke arah tenggara (Kali Gendol). Cuaca mendung dan hujan, visual kabut," ucap Hanik.

Melalui Twitter resmi @BPPTKG, Kamis (10/3/2022), disampaikan bahwa suaca di seputar Merapi cukup cerah pada Kamis malam.

Pada pukul 18.00-22.00 WIB, aktivitas didominasi oleh gempa-gempa guguran. Sesekali guguran lava pijar terpantau ke arah tenggara dan barat daya.

Sebelumnya pada Rabu (9/3/2022) pukul 23.18 WIB, tercatat terjadi rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi.

Lalu pada Kamis (10/3/2022) pukul 06.00 WIB, tercatat ada 16 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 5 kilometer ke arah tenggara yakni di alur Kali Gendol.

“Awan panas guguran menyebabkan terjadinya hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut Gunung Merapi sejauh maksimal 13 km,” ujar Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Eko Budi Lelono dalam keterangan tertulis, dikutip Kompas.com, Kamis (10/3/2022).

Baca juga: Aktivitas Meningkat, Berikut Daerah Potensi Bahaya Gunung Merapi

Daerah potensi bahaya

BPPTKG masih menetapkan status aktivitas Gunung Merapi pada Siaga (level III).

Adapun daerah potensi bahaya Gunung Merapi adalah sebagai berikut:

  1. Guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi:
    • Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer
    • Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
  2. Guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
  3. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi