Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pembentukan Densus 88 Antiteror, Bagaimana Awal Mulanya?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Personel kepolisian bersenjata berjaga saat tim Densus 88 Antiteror melakukan penggeledahan di bekas markas Front Pembela Islam (FPI), Petamburan, Jakarta, Selasa (27/4/2021). Tim Densus 88 Antiteror menggeledah tempat tersebut pascapenangkapan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman terkait kasus dugaan tidak pidana terorisme.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menembak mati seorang teroris berinisial SU (54) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/3/2022) malam.

Menurut jajaran kepolisian, SU sempat melakukan perlawanan secara agresif saat hendak ditangkap.

SU melarikan diri dengan mobil sambil menabrakkan kendaraan ke arah petugas Densus 88.

"Petugas yang naik di bak belakang mobil double kabin milik tersangka mencoba untuk mmberikan peringatan namun saudara SU tetap menjalankan mobilnya dan melaju dengan kencang serta menggoyangkan stir ke kanan ke kiri atau gerakan zig-zag yang tujuannya menjatuhkan petugas," kata Ramadhan, dikutip dari Kompas.com (11/3/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena perlawanan SU dapat membahayakan masyarakat sekitar dan petugas, maka Densus 88 melumpuhkan SU dengan menembaknya.

Pihak kepolisian mengatakan bahwa SU terlibat dalam jaringan teroris Jemaah Islamiah (JI).

Baca juga: Mengapa Teroris Muncul Saat Ada Peristiwa Besar?

Berkaca dari kasus di atas, apa itu Densus 88 dan bagaimana sejarah pembentukannya?

Densus 88 Antiteror

Dilansir dari KompasTV, Densus 88 merupakan satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Satuan khusus tersebut dilatih untuk menangani segala ancaman dan penanggulangan tindak terorisme di Indonesia.

Densus 88 dibentuk setelah peristiwa Bom Bali 2002, kemudian mulai beroperasi sejak 2003.

Sebagai satuan antiteror, Densus 88 memiliki kemampuan untuk menindak setiap aktivitas terorisme, mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan.

Baca juga: Profil Munarman, Mantan Sekum FPI yang Ditangkap Densus 88 Terkait Kasus Terorisme

Angka 88 berasal dari kata ATA (Anti-Terrorism Act) terdengar seperti Eighty Eight (88), yang jika dilafalkan dalam Bahas Inggris berbunyi Ei-Ti-Ekt.

Densus 88 memiliki logo berbentuk burung hantu yang memiliki filosofi sifat pemburu yang waspada, cekatan, cepat dan cerdas khas burung nokturnal itu.

Diperkirakan pasukan Densus 88 di tingkat pusat berjumlah 400 orang, yang terdiri dari pasukan bersenjata, ahli teknis seperti ahli peledak dan ahli forensik pascaledakan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Mother of Satan, Bahan Peledak yang Ditemukan Densus 88 di Majalengka

Pembentukan Densus 88

Dilansir dari Tribrata, Densus 88 dirintis oleh Kombes Gories Mere, dan kemudian diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Irjen Firman Gani pada 26 Agustus 2004.

Detasemen 88 awalnya beranggotakan 75 orang dengan dipimpin oleh AKBP Tito Karnavian. Dan pada 2011 jumlah personelnya bertambah menjadi 337 orang.

Densus 88 dibentuk dengan Skep Kapolri No 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003, untuk melaksanakan Undang-Undang No 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perpu No 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Dengan adanaya aturan tersebut Densus 88 diberikan kewenangan melakukan penangkapan dengan bukti awal dapat berasal dari laporan intelijen manapun selama 7x24 jam.

Undang-Undang tersebut populer di dunia sebagai "Anti-Terrorism Act".

Baca juga: Di Balik Kasus Penusukan Wiranto dan Penangkapan Sejumlah Terduga Teroris

Beberapa unit khusus antiteror di Indonesia

Densus 88 bukan satu-satunya unit antiteror yang ada di Indonesa. Berikut ada beberapa unit antiteror yang ada di Indonesia:

  • Densus 88
  • Detasemen C Gegana Brimob
  • Detasemen Penanggulangan Teror (Dengultor) TNI AD alias Grup 5 Anti Teror
  • Detasemen 81 Kopassus TNI Angkatan Darat
  • Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Korps Marinir TNI Angkatan Laut
  • Detasemen Bravo 90 (Denbravo) TNI Angkatan Udara
  • Satuan Antiteror Badan Intelijen Negara

 Baca juga: Sejarah Berdirinya Komando Cadangan Srategis Angkatan Darat (Kostrad)

Beberapa penangkapan yang dilakukan Densus 88

1. Noordin M Top

Dikutip dari Kompas.com (17/9/2019), pada 17 September 2009, Densus 88 berhasil menggelar operasi dengan menewaskan Noordin M Top.

Noordin merupakan dalang dari sejumlah aksi terorisme besar di Indonesia yang dilumpuhkan di Kampung Kepoh Sari, Mojosongo, Jebres, Surakarta.

Pasukan Densus 88 mengepung rumah tempat Noordin tinggal semalaman sebelum melakukan operasinya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gembong Teroris Noordin M Top Tewas di Solo

Pada waktu melakukan operasinya, Densus 88 terlibat baku tembak dengan 4 orang termasuk Noordin.

Setelah melakukan baku tempat, kemudian 4 orang tersebut tewas dan jenazahnya dibawa ke Jakarta.

Noordin merupakan warga Malaysia yang menjadi salah satu target perburuan selama 9 tahun, namaun selalu berhasil melarikan diri.

Warga Malaysia ini merupakan orang yang diduga bertanggung jawab atas aksi teror, mulai dari Bom Bali (2002), Bom JW Marriott (2003), Bom Kedutaan Besar Australia (2004), serta Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton (Juli 2009).

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Bali II, 23 Orang Meninggal

2. Saifudin

Dilansir dari Kompas.com (14/8/2014), Densus 88 Mabes Polri menangkap terduga teroris di Surabaya, Jawa Timur.

Pelaku yang bernama Saifudin Umar atau Abu Fida pernah menyembunyikan Dr Azahari dan Noordin M Top.

Kepala Biro penerangan Masyarkat Polri waktu itu Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan tempat penangkapan terjadi di Jalan Kejawan Putih Tambak 6/1 Surabaya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Bali I Renggut 202 Nyawa

3. Dr Azahari

Sementara Dr Azahari, teroris yang berumur 48 tahun ini tewas dalam penggerebekan di Batu, 9 November 2005.

Dia merupakan seorang insinyur Malaysia yang diduga kuat menjadi dalang dari Bom Bali 2002, Bom Bali 2005, dan serangan-serangan lainnya yang dilakukan Jemaah Islamiyah (JI).

Dr Azahari dan Noordin M Top, adalah salah dua dari buronan yang paling dicari di Indonesia dan Malaysia.

Baca juga: Deretan Kejadian di Gedung Kejaksaan Agung, dari Kebakaran hingga Temuan Bom Saat Pemeriksaan Djoko Tjandra

Menangkap puluhan jariangan Jamaah Islamiyah di Jawa Timur

Dilansir Kompas.com (3/3/2021), Densus 88 sudah menangkap 22 terduga teroris di wilayah Jawa Timur dalam sepekan.

Semuanya merupakan terduga teroris bagian dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang dikenal sebagai kelompok fahim.

Sebelumnya, Densus 88 menangkap 12 terduga teroris di Jawa Timur pada Jumat (26/2/2021).

Mereka ditangkap di beberapa lokasi berbeda, yakni di Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Malang.

Polisi mengatakan bahwa 12 orang tersebut telah merancang pembangunan bungker untuk aktivitas merakit bom dan senjata api.

Baca juga: Benarkah Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Seorang Youtuber?

(Sumber: Kompas.com/Tsarina Maharani, Mela Arnani | Editor: Icha Rastika, Fadel Ali Permana, Resa Eka Ayu Sartika, Aryo Putranto Saptohutomo)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi