Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli Pulau dan Membangun Negara Sendiri, Ini Kisah Crazy Rich Karibia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Pulau wisata Margarita di perairan Karibia, Venezuela.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Bagi orang berduit, memiliki pulau pribadi merupakan sebuah konsep yang sangat istimewa.

Nah hal itulah yang dilakukan oleh sekelompok investor yang diprakarsai oleh Marshall Mayer dan Gareth Johnson.

Mereka membeli pulau di kawasan Kepulauan Karibia, kemudian menyulap pulau kecil tersebut menjadi habitat mereka pribadi. Lebih tepatnya, menjadi negara ala mereka sendiri.

Dilansir dari Indiatimes, dua orang pendiri Let's Buy An Island, Gareth Johnson dan Marshall Mayer, memberikan contoh kepada orang lain bahwa membeli pulau untuk kemudian didiami bersama adalah hal yang mungkin.

Proyek itu dimulai ketika kedua orang tesebut pada tahun 2018 meluncurkan kampanye crowdfunding dan mengumpulkan dana melalui investor.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana yang terkumpul sebesar 250.000 dollar Amerika (sekitar 3.5 miliar rupiah) kemudian digunakan untuk membeli pulau yang tak berpenghuni di Kepulauan Karibia.

Mereka bertujuan untuk membangun kawasan pariwisata dan membiarkan orang menjalani fantasi pulau pribadi meraka sendiri di pulau kecil tersebut.

Baca juga: The Lost Pirate Kingdom, Dokumenter Kehidupan Bajak Laut Karibia

Pulau Coffee Caye

Dilansir terpisah dari CNN, pada 2019 Mayer bersama investor berhasil merealisasikan pembelian Pulau Coffee Caye seluas 1,2 hektar di lepas pantai Belize pada tahun 2019.

Para investor kemudian menata ulang pulau tersebut, mendirikan negara dengan nama "Kerajaan Islandia" atau "Principality of Islandia".

Kerajaan Islandia yang merupakan negara mikro terbaru di dunia ini tentu saja belum diakui secara resmi atau secara internasional. Namun, mereka sudah memiliki bendera nasional, lagu kebangsaan, dan bentuk pemerintahan sendiri.

Di awal tahun 2022 ini, Mayer memimpin tur perdana ke Coffee Caye saat sekelompok investor tertarik untuk mengunjungi pulau pertama di dunia yang didanai oleh crowdfunding tersebut.

"Bayangkan perasaan melangkah ke pulau yang telah Anda investasikan, dan miliki," kata Mayer

"Itu perasaan yang luar biasa," lanjutnya.

Pulau Coffee Caye sendiri tak luas. Berbentuk panjang, tipis dan samar-samar seperti biji kopi, yang memiliki dua sisi berbeda.

Satu sisi pulau berada di atas tanah terbuka dan menghadap pantai kecil yang mengarah ke teluk dangkal, yang bisa digunakan untuk berkemah.

Sedangkan sisi yang lain ditumbuhi semak belukar dan dibatasi oleh hutan bakau.

Baca juga: Disebut Crazy Rich Malang, Ini Total Kekayaan Juragan 99 dan Shandy Purnamasari

Ide awal pembelian

Ide awal untuk melakukan proyek crowdfunding membeli pulau ini sebenarnya sudah muncul sejak 15 tahun yang lalu.

Ketika itu Johnson yang berperan sebagai salah satu pendiri dan CEO proyek tersebut membeli nama domain letsbuyanisland.com.

Johnson juga mendirikan perusahaan Young Pioneer Tours, yang dapat membawa wisatawan pergi ke tujuan ekstrem seperti Korea Utara, Suriah, negara tak dikenal, dan tempat-tempat terpencil lainnya.

Pada 2018, saat Johnson berada di Filipina dan menemukan sebuah pulau yang dijual, gagasan lamanya tentang crowdfunding kembali dihidupkan.

Pada awalnya para pendiri menetapkan bahwa harga bagian pulau Coffee Caye akan menelan biaya 3.250 dollar (sekitar 46 milliar rupiah). Sejauh ini mereka sudah menjual hampir 100 lebar saham, dan akan terus bertambah.

Investor yang membeli saham berhak atas satu suara dalam proses pengambilan keputusan secara demokratis.

Pulau Coffee Caye dipilih karena merupakan pulau tropis yang khas, mudah dijangkau oleh para investor.

Pada 2019, Coffee Caye dibeli seharga 180.000 dollar (sekitar 2.5 trilliun rupiah) ditambah pajak, sebelum Covid-19 akhirnya menghentikan rencana membangun negara yang mereka impikan tersebut.

Baca juga: Negara Ini Tak Dihuni Nyamuk Sama Sekali, Apa Penyebabnya?

Negara mikro "Kerajaan Islandia"

Kerajaan Islandia merupakan negara mikro yang merupakan fitur utama dari proyek tersebut, karena dapat menarik minat banyak investor.

Bagi Johnson, mengubah Coffee Caye menjadi negara mikro adalah sebuah eksperimen. "Siapa yang tidak bermimpi membuat negara sendiri?" katanya

"Terutama di dunia pasca-Trump, pasca-Brexit, Covid. Jika sekelompok orang biasa dapat membuat ini berhasil, mungkin itu bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan," lanjutnya

Seperti negara mikro pada umumnya, Kerajaan Islandia telah membangun ornamen tradisional negaranya.

Investor dan pengunjung Coffee Caye secara otomatis menjadi warga negara Kerajaan Islandia, nantinya, bahkan akan ada paspor Islandia.

Siapapun juga dapat mendukung negara tersebut dengan membeli "kewarganegaraan" atau gelar seperti Lord atau Lady of Islandia dengan biaya kecil tanpa harus melakukan investasi.

"Kami sedekat mungkin dengan sebuah negara, tanpa memiliki tentara dan angkatan laut," ucap Johnson.

Baca juga: Apa Menu Keseharian Penduduk yang Tinggal di Kota Terdingin di Dunia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi