Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Matahari Akan Hantam Bumi, Kiamat Internet Bisa Terjadi

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Lia Koltyrina
Ilustrasi badai matahari yang ekstrem disebut dapat memengaruhi jaringan internet di Bumi. Badai matahari atau ledakan Matahari ini, radiasi yang ditimbulkan bahkan dapat menyebabkan kiamat internet.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Badai Matahari diprediksi akan menghantam Bumi pada Minggu (13/3/2022) malam.

Hal itu diketahui dari Space Weather Live melalui unggahan Twitter di akun @_SpaceWeather_, Jumat (11/3/2022).

"Suar matahari C2 berdurasi panjang diluncurkan pada lontaran massa koronal halo penuh asimetris ke luar angkasa. Awan plasma matahari kemungkinan akan tiba di Bumi pada Minggu malam, 13 Maret," demikian dituliskan oleh akun tersebut.

Lalu apa dampak dari fenomena luar angkasa ini bagi kehidupan di Bumi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Astronomi Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, menjelaskan ada sejumlah dampak dari terjadinya badai Matahari.

Baca juga: Bagaimana Badai Matahari Bisa Menghancurkan Satelit Starlink? Ini Penjelasan Pakar

Gangguan kondisi lapisan atmosfer Bumi

Pertama, badai ini akan menyebabkan gangguan pada kondisi di lapisan atmosfer Bumi, terutama di bagian ionosfer dan di geomagnet Bumi.

Namun, skala gangguan yang terjadi bisa berbeda-beda.

Gangguan teknologi di ruang angkasa

Selain gangguan di atmosfer Bumi, fenomena Matahari ini juga bisa mengakibatkan gangguan teknologi di ruang angkasa.

"Berbagai teknologi manusia yang berada di ruang angkasa seperti astronot, stasiun ruang angkasa, satelit, dan sebagainya bisa terkena dampak dari fenomena Matahari ini," kata Andi kepada Kompas.com, Minggu (13/3/2022).

Baca juga: NASA Akan Bawa Nama Anda Kelilingi Bulan dalam Program Artemis I, Tertarik Mendaftar?

Kiamat internet

Selain mengganggu kondisi di atmosfer dan luar angkasa, badai Matahari juga akan mengganggu kehidupan di permukaan Bumi.

"Badai Matahari, terutama yang ekstrem, bisa menyebabkan suatu fenomena yang dikenal dengan nama 'kiamat internet'. Akibatnya, banyak orang akan kesulitan untuk terhubung ke internet," ujar Andi.

Dia memperjelas, kesulitan yang dimaksud berupa masyarakat yang benar-benar tidak bisa mengakses internet sama sekali.

Masalah ini bisa terjadi selama beberapa minggu hingga beberapa bulan lamanya.

"Jika superstorm alias badai ekstrem terjadi, akan muncul badai geomagnetik di bagian atmosfer Bumi sehingga partikel magnetik berenergi tinggi baik proton maupun elektron akan masuk ke permukaan Bumi," Andi menjelaskan.

Infrastruktur Bumi yang belum siap menghadapi superstorm akan kewalahan dengan munculnya badai ekstrem ini.

Wilayah berlintang tinggi seperti Inggris dan Amerika Serikat akan lebih rentan terkena fenomena "kiamat internet".

"Dua wilayah tersebut adalah yang lebih dulu mengalami gangguan koneksi internet. Setelah kedua wilayah tersebut merasakan dampaknya, bisa jadi efek dari superstorm ini akan merambah ke wilayah lain di muka Bumi tetapi tidak sekuat ketika di lintang tinggi," jelas Andi.

Baca juga: Apa Itu Badai Matahari dan Bagaimana Dampaknya untuk Indonesia?

Iklim Bumi

Terakhir, badai Matahari juga bisa berdampak pada iklim di Bumi.

Hal ini terkait dengan perubahan jangka pendek yang terjadi dalam radiasi Matahari yang disebut tidak terlalu kuat, sehingga mampu mempengaruhi iklim Bumi dalam jangka panjang.

"Variasi radiasi Matahari secara terus-menerus, yang terjadi selama beberapa abad atau dekade, memang dapat berpotensi memberikan dampak pada iklim Bumi," ungkap Andi.

"Tapi perubahan jangka pendek dalam radiasi matahari dengan output/keluaran energi 0,15 persen sepanjang siklus bintik Matahari (11 tahun) tidak akan mempengaruhi perubahan iklim," pungkas dia.

Baca juga: Krisis Iklim Disebutkan Mengacaukan Bentuk Tubuh Burung, Kok Bisa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi