KOMPAS.com – Varian virus corona Deltacron yang disebut-sebut gabungan varian Delta dan Omicron kembali ramai dibahas.
Kali ini kemunculan varian tersebut dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Melalui akun twitter resminya, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa kasus tersebut dilaporkan telah terjadi di Denmark, Perancis, dan Belanda.
Baca juga: Deltacron Bukan Varian Baru Virus Corona, Apa itu?
Kendati demikian, WHO menambahkan bahwa kasus tersebut masih sangat rendah.
Dilansir dari Reuters, Jumat (11/3/2022), hanya 17 pasien dari Eropa dan Amerika yang terkonfirmasi terpapar varian ini.
Berikut fakta virus Corona varian Deltacron:
Baca juga: Siprus Temukan 25 Kasus Varian Deltacron, Gabungkan Varian Delta dan Omicron
1. Dikabarkan muncul sejak awal tahun 2022
Dikutip dari Kompas.com, (10/1/2022), kabar kemunculan varian Deltacron sudah ramai diperbincangkan sejak awal tahun.
Saat itu, varian Deltacron ditemukan di Prancis.
Profesor ilmu biologi di University of Cyprus, Leondios Kostrikis mengungkapkan varian tersebut dinamai 'Deltacron' karena identifikasi pada varian Delta yang mirip dengan Omicron.
Saat itu, Kostrikis dan timnya telah melaporkan 25 kasus 'Deltacron'.
Baca juga: Deltacron Bukan Varian Baru Virus Corona, Apa itu?
2. Bukan nama resmi
Terkait nama Deltacron, epidemiolog asal Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan bahwa 'Deltacron' belum menjadi nama resmi yang ditetapkan oleh WHO.
Dicky mengatakan, Deltacron dianggap sebagai varian baru karena varian Delta memiliki mutasi yang juga dimiliki oleh varian Omicron.
"Setelah saya lihat di data dan juga beberapa centre, (Deltacron) ini karena kontaminasi, jadi bukan varian. Karena ini sampel yang terkontaminasi antara Delta dengan Omicron, dan ini bukan kesalahan prosedur," paparnya.
Selain itu, Dicky juga menambahkan bahwa WHO akan memberi nama varian virus corona dengan huruf Yunani dalam urutan abjad, misalnya phi, ro, sigma, dan sebagainya.
Pemberian nama juga melalui pertimbangan yang matang dan tinjauan dari sistem penamaan potensial.
Pada Omicron misalnya, WHO memberikan nama varian baru itu dengan nama ilmiah B.1.1.529.
Baca juga: Apa Itu Subvarian Virus Corona Omicron BA.3, Gejala, dan Penularannya
3. Kembali ditemukan di Eropa dan Amerika
Kabar kemunculan varian Deltacron kembali beredar setelah ilmuan asal Institut Pasteur di Prancis mengidentifikasi temuan virus Corona varian terbaru yang dijuluki Deltacron, sebagaimana dilansir dari The Guardian, Jumat (11/3/2022).
“Gabungan varian ini muncul ketika lebih dari satu varian menginfeksi dan bereplikasi pada orang yang sama, dalam sel yang sama,” kata Prof Lawrence Young, ahli virologi di University of Warwick.
“Deltacron adalah produk dari varian Delta dan Omicron yang beredar di populasi yang sama,” imbuhnya.
Kali ini, setidaknya 17 pasien di Amerika Serikat dan Eropa dikabarkan telah terpapar varian ini.
Baca juga: Siprus Temukan 25 Kasus Varian Deltacron, Gabungkan Varian Delta dan Omicron
4. Tingkat keparahan belum teridentifikasi
Hingga saat ini, tingkat keparahan varian deltacron belum teridentifikasi secara pasti.
Dikutip dari Reuters, Philippe Colson dari IHU Mediterranee Infection di Marseille, Prancis menyatakan bahwa identifikasi tingkat keparahan masih terlalu dini untuk dilakukan.
Hal itu lantaran sedikitnya kasus yang terkonfirmasi.
Selain itu, diberitakan dalam NBC Chicago, para ahli mengatakan juga mengatakan hal yang sama. Mereka mengungkapkan bahwa kekhawatiran terhadap varian deltacron masih terlalu dini.
"Ini hanya varian jika menghasilkan sejumlah besar kasus," kata William Hanage, ahli epidemiologi di Harvard TH Chan School of Public Health.
"Jadi tidak, kalau tidak menimbulkan banyak kasus, masyarakat tidak perlu khawatir," imbuhnya.
Baca juga: Deltacron Bukan Varian Baru Virus Corona, Apa itu?
Selaras dengan pernyataan tersebut, Dr Jeffrey Barrett, yang sebelumnya memimpin inisiatif genomik Covid-19 di Wellcome Trust Sanger Institue juga mengatakan hal yang sama.
"Ini (Deltacron) telah terlihat di Inggris beberapa kali, dan sejauh ini tampaknya sangat langka di mana saja di dunia, dengan hanya beberapa lusin urutan di antara jutaan Omikron," kata Barrett, dikutip dari The Guardian, Jumat (11/3/2022).
“Jadi saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat ini, meski saya yakin akan terus dipantau,” imbuhnya.
Hingga saat ini, laporan WHO mencatat, tidak adanya perubahan dalam tingkat keparahan virus Corona yang terjadi di masyarakat.
Baca juga: Kata Epidemiolog soal Puncak Gelombang Omicron
5. Masih dalam penelitian
Diberitakan dari sumber yang sama, kepala ilmuan WHO, Soumya Swaminathan mengatakan bahwa varian tersebut masih dalam proses penelitian.
“Kami telah mengetahui bahwa peristiwa rekombinan dapat terjadi, pada manusia atau hewan, dengan berbagai varian #SarsCoV2 yang beredar. Perlu menunggu eksperimen untuk mengetahui sifat-sifat virus ini,” tulisnya melalui akun twitter pribadinya.
Pengawasan terhadap rekombinan varian ini juga tetap dilakukan, terutama dalam penularannya dan kemampuannya melawan kekebalan vaksin yang sudah diberikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.