Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jurnalis
Bergabung sejak: 11 Apr 2017

Jurnalis

Indra Kenz, Baru Lulus Kuliah, Tipu Miliaran Rupiah, Bekerja Sendiri?

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @indrakenz
Selebgram Indra Kenz yang jadi tersangka kasus dugaan penipuan Binomo.
Editor: Sandro Gatra

"Kami menemukan adanya dugaan aset hingga ratusan miliar," ungkap Dirtipedksus Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Whisnu Hermawan kepada Program AIMAN KompasTV.

Luar biasa, laporan dari 14 korban saja, sudah mencapai Rp 25 miliar. Asetnya ratusan miliar rupiah, lalu berapa nilai transaksi dari bisnis investasi bodong Indra Kenz?
Bisa jadi mencapai triliunan rupiah.

Kita coba tambahkan, untuk kasus serupa, dengan nilai yang lebih kecil, yakni Doni Salmanan, jumlah pengikutnya (member) yang berada di satu grup telegram atas dugaan investasi bodong ini saja mencapai 25.000.

Ini betul-betul bisnis sangat besar, sayangnya bodong, melanggar hukum, dan belakangan terindikasi perjudian.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) padahal sudah memblokir akun bisnis bodong yang bernama Binomo sejak 2019.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun karena tingginya permintaan, mereka tetap bergerak dan menawarkan bisnis ilegalnya.

"Jadi 2019, Satgas Waspada Investasi sudah menghentikan kegiatan Binomo karena diduga merupakan ilegal yang menawarkan kegiatan perdagangan berjangka komoditi ilegal di Indonesia," ungkap Tongam Lumban Tobing, Ketua Satgas Waspada Investasi, OJK seperti dikutip dari Kompas TV.

"Nah, dalam perjalanannya memang ini pemblokiran dan juga pengumuman kepada masyarakat mengenai investasi ilegal ini tidak cukup efektif. Karena memang dengan kemajuan teknologi digital, Binomo ini bisa saja melakukan kegiatan-kegiatan melalui media sosial atau menggunakan influencer-influencer untuk memasarkan produknya," tambah Tongam.

Rata-rata data yang Tim Aiman dapatkan, seorang member, alias pengikut bisnis Online Trading, menyetor sekitar Rp 5 juta hingga bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Kepala Pusat Pelaporan & Analisis Transaksi Keuangan, PPATK Ivan Yustiavandana mengungkapkan kepada saya di Program AIMAN, bahwa total dari bisnis bodong investasi berkedok online trading saham, mata uang asing, hingga yang populer, yakni mata uang Kripto, mencapai triliunan rupiah.

Baru lulus kuliah, tipu-tipu miliaran, bekerja sendiri?

Kini pertanyaannya, mungkinkah Indra Kenz alias Indra Kesuma, seorang pemuda yang baru lulus kuliah sejak usia 22 tahun menjadi bagian dari perekrut Binomo sejak 2019, menjadi pemain utama bisnis yang berkedok perjudian dengan nilai fantastis ini?

Jawabannya, pasti tidak mungkin!

Kasus ini membuka ada pihak lain yang lebih besar yang berada di balik Indra Kenz.

Perilaku Indra Kenz yang pandai berkata-kata di media sosial, memunculkan ketertarikan bagi pihak besar ini untuk menjadikannya afiliator alias perekrut investasi bodong ini.

Apalagi belakangan dengan cerita dari Indra, bahwa dirinya merupakan mantan "orang susah", lalu berubah seketika dengan bisnisnya, dan memiliki harta, uang, rumah, kendaraan fantastis. Drama yang memainkan emosi para pengikutnya.

Ada aliran uang besar ke orang di tiga negara

Hasil penelusuran Tim Aiman, yang mengutip dari Komisi Keuangan Internasional (IFC), menemukan pusat data Binomo ada di Barbados, negara di Laut Karibia, Amerika Utara, yang dikenal dengan negara Tax Haven, atau negara dengan pajak sangat-sangat rendah.

Dari sini saja sudah bisa tercium, mereka yang terlibat bukan sembarang, karena mengetahui di mana tempat yang "tepat" untuk membuat bisnis yang sungguh besar, "minim potongan"!

Saya gabungkan dengan data dari Kepala PPATK yang saya wawancara di program AIMAN, Ivan Yustiavandana, ada aliran dana ke sejumlah orang di sejumlah negara terkait bisnis bodong ini. Di antaranya adalah Australia, China, dan Amerika Serikat.

Siapa mereka? Tentu perlu penyelidikan lebih lanjut.

Tapi yang pasti ada sosok-sosoknya yang berada di Indonesia, sejalan dengan penyelidikan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi & Khusus Bareskrim Polri.

Satu kata, ungkap!

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi