Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Danau Warna Pink di Australia, Peneliti Ungkap Penyebabnya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Danau Hillier, danau berwarna merah muda
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Warna pink pada sebuah danau terpencil di sebelah barat Australia selama ini menjadi misteri.

Namun, sebuah penelitian baru mengungkap jika warna pink tersebut muncul akibat percampuran bakteri dan alga yang berwarna-warni.

Dikutip dari NewScientist, Danau Hillier terletak di Middle Island, sebelah selatan lepas pantai Australia Barat.

Ukuran panjang danau sekitar 600 meter, lebar 250 meter, dan kadar garam yang sangat tinggi, yakni delapan kali lebih asin daripada lautan.

Apa penyebab warna danau ini berwarna merah muda atau pink?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Danau Hillier, Danau Berwarna Merah Muda di Australia

Temuan peneliti

Scott Tighe dari University of Vermont di Burlington tertarik akan danau tersebut, setelah melihat sebuah tayangan televisi.

"Saya pikir ini menakjubkan. Saya perlu ke sana dan mengambil sampel darinya (danau Hillier)," katanya.

Tighe adalah salah satu pendiri atau co-founder dari Extreme Microbiome Project (XMP), sebuah proyek kolaborasi yang mencari lingkungan-lingkungan ekstrem di seluruh dunia, untuk mencari dan menemukan mikroba baru dan unik.

Dia satu tim dengan Ken McGrath di Microba, perusahaan berbasis genom microbia di Brisbane Australia, yang mengunjungi Danau Hillier untuk mengumpulkan sampel air dan sedimen.

Tighe, McGrath, dan koleganya menganalisis sampel menggunakan teknik yang disebut metagenomics, yang melakukan sekuensi dari seluruh DNA di satu sampel lingkungan sekaligus.

Melalui komputer bertenaga mereka mengejar dan mengecek genom dari individu mikroba.

Baca juga: Fenomena Hujan Es di Sejumlah Daerah, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Mikroba yang berwarna-warni

Dari hasil analisis, mereka mengungkap Danau Hillier mengandung hampir 500 organisme extremophiles, organisme yang tinggal di lingkungan ekstrem, termasuk bakteri, alga, dan virus.

Kebanyakan dari organisme itu adalah halophiles, sub-grup dari extremophiles yang dapat hidup di lingkungan dengan kadar garam yang tinggi.

Beberapa dari organisme halophiles itu adalah mikroba yang berwarna-warni seperti bakteri ungu sulfur, Salinibacter yang mana bakteri merah oranye, dan alga berwarna merah, Dunaliella salina.

Tighe mengatakan, percampuran dari mikroba-mikroba ini dan mikroba lain menjelaskan warna pink dari danau tersebut.

Alasan mengapa mikroba berwarna-warni adalah pigmen warna ungu, merah, dan oranye yang mereka miliki, dikenal sebagai karotenoid, yang menyediakan perlindungan melawan kadar garam yang sangat ekstrem.

Beberapa mikroba yang ditemukan di danau Hillier tampak baru bagi dunia sains, tetapi mereka perlu untuk dikarakterisasi secara lengkap.

Baca juga: Dinilai Membahayakan, Api di Pintu Neraka Akan Dipadamkan

Meneliti di lingkungan ekstrem

Peneliti XMP juga mengambil sampel di lingkungan ekstrem di tempat lain, seperti kawah gas Darvaza di Turkmenistan, yang mana dikenal sebagai "Gerbang Neraka".

Kemudian lembah kering di Antartika, danau yang berada di 3,5 kilometer di laut lepas sebelah barat Greenland, hingga gua di Romania.

Tim saat ini berencana menyampel Danakil di Ethiopia, yang mana mengandung uap panas beracun, dan Danau Magic di Australia, yang disebut keasamannya hampir menyerupai asam baterai, kata Tighe.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: NewScientist
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi