Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenderal Putin Tewas Selama Perang Rusia Vs Ukraina, Ini Profilnya

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO JR
Tank-tank bergerak selama latihan militer Union Courage-2022 Rusia-Belarus di tempat latihan Obuz-Lesnovsky di Belarus, Sabtu (19/2/2022). Rusia telah mengerahkan pasukan ke Belarus untuk melakukan latihan militer gabungan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pihak Ukraina menyebut seorang jenderal Rusia tewas dalam pertempuran di dekat Mariupol, Ukraina.

Dilansir dari BBC, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan terdapat seorang jenderal lagi yang tewas dalam pertempuran di Ukraina, namun dia tidak menyebut nama perwira tersebut.

Sementara itu, seorang Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan bahwa Batalyon Azov telah membunuh Mayor Jenderal Oleg Mityaev asal Rusia.

Oleh media Ukraina, Jenderal Mityaev tewas dalam pertempuran di dekat Mariupol. Selain itu, dia juga merupakan jenderal keempat dari Rusia yang dilaporkan tewas di Ukraina.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak pihak mempertanyakan mengapa anggota senior militer Rusia seperti Mityaev berada dekat di garis depan pertempuran. 

Baca juga: Deretan Kontroversi Putin Selama 22 Tahun Menguasai Rusia

20 Jendral Rusia dikerahkan di Ukraina

Para analis memperkirakan sekitar 20 jenderal memimpin operasi Rusia di Ukraina dengan seperlimanya dilaporkan tewas.

Kehilangan jenderalnya di medan pertempuran merupakan kerugian besar bagi Rusia. Para ahli percaya bahwa Ukraina kemungkinan menargetkan perwira tinggi Rusia.

"Saya tidak berpikir ini kecelakaan. Satu kecelakaan, tapi ini banyak yang ditargetkan," kata peneliti keamanan Georgetown University, Rita Konaev.

Sedangkan seseorang di lingkaran Presiden Zelensky mengatakan Ukraina memiliki tim intelijen militer yang menargetkan para perwira Rusia.

"Mereka mencari jenderal, pilot, komandan artileri yang terkenal," kata seseorang di surat kabar Wall Street Journal.

Menurut Konaev, penargetan individu dengan pangkat yang tinggi dapat menjadi strategi yang penting karena Ukraina mengalami kalah jumlah pasukan.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Disebut Mengidap Roid Rage, Apa Itu?

Menargetkan lawan dengan komunikasi

Selain itu, analis pertahanan dari Rochan Consulting, Konrad Muzyka mengatakan bahwa pihak Ukraina perlu mengetahui lokasi perwira Rusia terlebih dahulu sebelum menargetkannya.

Dia berpendapat bahwa Ukraina telah menggunakan saluran komunikasi terbuka yang dapat memberikan petunjuk di mana target tersebut berada.

"Jika Rusia menggunakan ponsel atau radio analog untuk berkomunikasi dengan perwira senior, Ukraina memiliki segalanya," kata Muzyka.

Setelah peristiwa tewasnya perwira senior lainnya, Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Ukraina merilis rekaman dua orang petugas keamanan Rusia yang membahas kematian sang jenderal.

Di rekaman tersebut kedua pasukan Rusia mengeluhkan bahwa jaringan komunikasi mereka tidak berfungsi.

Baca juga: Spesifikasi Helikopter Serbu Mi-35P TNI AD Buatan Rusia, Dipersenjatai Rudal Anti-Tank

4 jenderal Rusia yang tewas di Ukraina

Berikut ini adalah 4 perwira berpangkat jenderal yang telah terbunuh di Ukraina:

1. Oleg Mityaev

Mayor Jenderal Oleg Mityaev dilaporkan tewas di dekat kota Mariupol di bagian tenggara Ukraina. Batalyon Azov mengklaim telah membunuhnya.

Mityaev adalah seorang Komandan Divisi Senapan Bermotor Tentara Rusia ke-150. Unit tersebut baru dibentuk pada 2016 yang berbasis di wilayah Rostov dekat perbatasan Ukraina.

Ukraina mengklaim bahwa unit yang di bawahi Mityaev dibentuk untuk terjun dalam konflik di wilayah Ukraina Timur yang dikuasai separatis, namun Rusia menyangkal tuduhan tersebut.

2. Andrei Kolesnikov

Mayor Jenderal Andrei Kolesnikov adalah seorang Komandan Tentara Gabungan Rusia ke-29, dia disebutkan tewas dalam pertempuran pada 11 Maret 2022.

Kolesnikov merupakan jenderal ketiga yang tewas di Ukraina. Namun, keadaan kematiannya tidak diberitakan.

Seorang pejabat Barat mengatakan bahwa tentara Rusia kemungkinan mengalami kepercayaan diri yang rendah, itulah sebabnya perwira berpangkat tinggi bergerak lebih dekat ke garis depan.

3. Vitaly Gerasimov

Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov merupakan seorang Kepala Staff Tentara Gabungan Rusia ke-41. Dia dilaporkan tewas pada 7 Maret 2022.

Pihak militer Rusia merilis rekaman dua pejabat Dinas Keamanan Rusia yang membahas kematian Gerasimov.

Dua pejabat tersebut mengeluhkan bahwa jaringan komunikasi yang aman tidak lagi berfungsi di Ukraina.

Gerasimov sebelumnya pernah terlibat dalam perang kedua di Chechnya, operasi militer Rusia di Suriah, dan peristiwa pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.

4. Andrey Sukhovetsky

Mayor Jenderal Andrey Sukovetsky adalah seorang Wakil Komandan Tentara Gabungan Rusia ke-41.

Sukhovetsky pernah ambil bagian dalam operasi militer di Krimea dan Suriah.

Berbeda dengan para jenderal yang lain, kematian Sukhovetsky diberitakan oleh media Rusia.

Hal itu setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengkonfirmasi tentang seorang jenderal telah meninggal di Ukraina lewat pidatonya.

Baca juga: McDonalds Tutup 850 Gerai di Rusia, Tanggapan atas Invasi ke Ukraina

 

Kelanjutan perjanjian damai

Dilansir dari Dailymail, di tengah meningkatnya jumlah korban dari pihak Rusia, terdapat harapan akan adanya kesepakatan damai yang akan dicapai dalam waktu beberapa minggu mendatang.

Presiden Ukraina Volodymyr mengatakan pada hari Rabu (16/3/2022) bahwa pembicaraan damai dengan Rusia terdengar 'lebih realistis'.

Zelensky menyebut bahwa kesepakatan damai tersebut akan mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina akan dicapai dalam waktu satu atau dua minggu ke depan karena pasukan Rusia akan kehabisan pasokan pada saat itu.

"Pertemuan berlanjut dan saya diberitahu posisi selama negosiasi sudah terdengar lebih realistis," kata Zelenskiy dalam pidato video.

Sementara itu, salah satu pembantu Zelensky, Oleksiy Arestovich bahwa perang akan berhenti ketika Rusia sudah kehabisan sumber daya.

Akan tetapi, jika Rusia mendapatkan bala bantuan baru untuk meningkatkan serangan mereka, maka dapat memperpanjang konflik tersebut.

“Saya pikir paling lambat Mei, awal Mei, kita harus memiliki kesepakatan damai. Mungkin jauh lebih awal, kita akan lihat," kata Arestovich.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi