Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Tjetjep Harijana, Legenda Pebalap Indonesia yang Disebut Pernah Juara MotoGP

Baca di App
Lihat Foto
Dokumentasi Panti Wreda Karitas
Mantan pebalap motor nasional yang kini menjadi penghuni Panti Wreda Karitas, Cimahi, Tjetjep Euwjong Herjana (83) mendapatkan  kesempatan untuk menyaksikan event balap internasional MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dalam sebuah unggahan di akun Instagram-nya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku telah memberikan tiket gratis MotoGP Mandalika kepada Tjetjep Harijana.

Ia menyebut, Tjetjep merupakan legenda pebalap Indonesia yang pernah menjuarai MotoGP di era 1970-an.

"Itu dulu. Sekarang usianya sudah sepuh, sudah 83 tahun, dan hidup sehari-hari dengan kursi roda karena sebuah musibah kecelakaan," tulisnya.

Kang Emil, sapaan akrabnya, menyebut Tjetjep memiliki keinginan besar untuk menonton gelaran MotoGP di Mandalika.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain tiket MotoGP, Kang Emil juga memberikan tiket pesawat dan akomodasi, sebagai penghormatan atas prestasi Tjetjep.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sirkuit Sentul Gelar MotoGP, Diikuti Valentino Rossi di Kelas 125cc

Baca juga: Penantian 25 Tahun, Sirkuit Mandalika, dan Perjalanan MotoGP di Indonesia...

Lantas, siapa sebenarnya Tjetjep Herijana?

Sosok Tjetjep Harijana

Harian Kompas beberapa kali memberitakan mengenai ajang MotoGP yang pernah diikuti oleh Tjetjep.

Pada 1969, Tjetjep bersama pebalap Indonesia lainnya yang tergabung dalam Team Posidja sukses merebut 10 piala di GP Singapura dan GP Selangor, Malaysia.

Dalam turnamen itu, Tjetjep berhasil meraih podium pertama di kelas 100 CC, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 17 April 1969.

Baca juga: 3 Fakta soal Afridza Munandar, Pebalap Indonesia yang Meninggal di Sepang

Setahun kemudian, ia gagal mempertahankan gelar juara itu.

Tjetjep sebenarnya menduduki posisi runner-up dalam GP Preliminari Race (GP pendahuluan) di Singapura, tetapi gagal finish pada race karena bertabrakan dengan pebalap Indonesia lainnya, Beng Soeswanto.

Sebagai informasi, GP Singapura 1970 sebenarnya direncanakan dalam 60 laps. Namun, penyelenggara kemudian membaginya ke dalam dua babak, yaitu GP pendahuluan 20 laps dan babak GP dalam 40 laps.

Baca juga: Mengenang Afridza Munandar, Pebalap Indonesia yang Meninggal Usai Kecelakaan di Sepang

Tjetjep menjuarai GP Malaysia

Harian Kompas, 3 April 1970 mencatat, Tjetjep sebenarnya mencoba untuk memotong pebalap Malaysia dari sebelah kiri dengan kecepatan tinggi.

Namun, upayanya gagal sehingga menabrak Beng Soeswanti hingga tersungkur.

Keduanya sempat mencoba melanjutkan balapan, tetapi kerusakaan motor tidak memungkinkan untuk itu.

Baca juga: Viral, Video Truk di Jawa Timur Disebut Tabrak Kerumunan Pebalap Liar dan Dirusak Massa

Menurut Tjetjep, ini merupakan pertama kali baginya gagal melakukan manuver itu.

Pada 1972, Tjetjep berhasil menjuarai GP Malaysia di kelas 125 CC dan mencatat kecepatan lebih dari 70 kilometer per jam pada beberapa lap.

Tak sendirian, beberapa pebalap Indonesia lain yang diturunkan juga merebot posisi pertama, mulai dari nomor 101 CC hinga 125 CC.

Baca juga: 6 Fakta di Balik Sirkuit Mandalika yang Dipakai untuk MotoGP 2021

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Sirkuit MotoGP Mandalika

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi