KOMPAS.com - Seiring kondisi pandemi Covid-19 yang semakin terkendali, banyak negara mulai menghapus aturan pembatasan.
Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Minggu (20/3/2022) adalah sebagai berikut:
- Kasus positif: 469.195.991
- Meninggal: 6.097.005
- Sembuh: 400.169.625
Selain itu, ada 62.929.361 kasus aktif, dengan rincian 62.867.117 (99,9 persen) dalam kondisi sedang dan 62.244 (0,1 persen) kondisi kritis.
Baca juga: Kasus Kematian akibat Covid-19 di Indonesia Masih Tinggi, Lansia Mendominasi
Kasus Covid-19 di Indonesia
Sementara itu, tren kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir mengalami penurunan.
Pada Sabtu (19/3/2022), Indonesia melaporkan 7.951 kasus Covid-19, turun dalam lima hari secara berturut-turut.
Kendati demikian, angka kematian akibat Covid-19 masih tinggi.
Terbaru, sebanyak 188 kematian dilaporkan.
Baca juga: Kemenkes Sebut 2,4 Juta Orang Harus Ulangi Vaksinasi Dosis 1, Mengapa?
Pemerintah mengatakan, sebagian besar dari mereka yang meninggal belum mendapatkan vaksin lengkap dan memiliki komorbid.
Berikut rincian total seluruh kasus yang sudah dilaporkan hingga Sabtu:
- Kasus positif: 5.956.561
- Meninggal: 153.599
- Sembuh: 5.573.228
Selain itu, Indonesia saat ini juga mencatatkan 299.743 kasus aktif Covid-19 yang tersebar di seluruh daerah.
Satu juta kasus di Hong Kong dan kebingungan pemerintah
Hong Kong mencatatkan satu juta kasus Covid-19 ketika wabah itu semakin meluas dan tak terkendali.
Hampir 97 persen dari mereka berasal dari gelombang yang dimulai pada Desember 2021. Bahkan, sejak Februari hampir 5.200 orang telah meninggal akibat Covid-19.
Jumlah total kematian di Hong Kong 5.401 telah melebihi 4.636 kematian yang tercatat di daratan China, dikutip dari India Today.
Seiring dengan itu, penduduk di Hong Kong menyaksikan perubahan kebijakan yang berulang-ulang dari pemerintah terkait virus corona.
Baca juga: Perlukah Tes PCR Setelah Selesai Masa Isolasi Mandiri?
Penduduk mengatakan, kebijakan virus jungkat-jungkit pemerintah telah menciptakan kebingungan dan kekacauan.
Wilayah berpenduduk 7,4 juta ini berada dalam cengkeraman gelombang Omicron yang telah membebani sistem perawatan kesehatannya saat rumah sakit mencapai kapasitas maksimum.
Peti mati hampir habis dan kamar mayat begitu penuh sehingga mayat harus disimpan sementara dalam wadah berpendingin.
Sebagian besar yang meninggal adalah pasien lanjut usia, yang sebagian besar tidak divaksinasi secara lengkap.
Baca juga: 3 Cara Membedakan Gejala Sakit Kepala Biasa dan akibat Covid-19 Omicron
China laporkan kematian pertama sejak satu tahun
China melaporkan kematian akibat Covid-19 pertamanya dalam lebih dari setahun pada Sabtu (19/3/2022).
Pada 2021, China hanya melaporkan dua kematian akibat Covid-19, yaitu pada 25 Januari.
Negara ini mempertahankan pendekatan "pembebasan dinamis" yang bertujuan untuk memotong transmisi sesegera mungkin.
Baca juga: Persyaratan Terbaru Naik Kereta Api Antarkota Mulai 9 Maret 2022
Langkah ini dilakukan dengan pembatasan cepat dan skema pengujian besar-besaran.
Pejabat senior di Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, penyebab langsung kematian kedua orang adalah komorbid dan belum divaksin, dikutip dari Channel News Asia.
Satu korban berusia 87 tahun dan yang lainnya berusia 65 tahun.
Kematian terbaru meningkatkan jumlah kumulatif China menjadi 4.638.
China melaporkan 2.228 kasus virus corona baru yang dikonfirmasi untuk Jumat (18/3/2022), turun dari 2.416 sehari sebelumnya.
Baca juga: Apakah PCR Bisa Mendeteksi Varian Omicron?