Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pawang Hujan Berjaya Promosi Mandalika

Baca di App
Lihat Foto
Twitter @MotoGP
Rara Wulandari, pawang hujan MotoGP Mandalika
Editor: Sandro Gatra

KONON MotoGP Mandalika diselamatkan dari pembatalan akibat hujan deras oleh seorang pawang hujan.

Maka popularitas profesi pawang hujan Indonesia mendadak mengalami masa keemasan kaliber selebriti sampai ke seluruh dunia.

Kompas.com pada 20 Maret 2022 memberitakan bahwa Rara Istiani Wulandari, merupakan seorang anggota tim pawang hujan MotoGP Mandalika. Aksinya viral di media sosial, bahkan disoroti akun resmi @motoGP.

Rara adalah pawang hujan yang jasanya sudah sering digunakan di sejumlah acara kenegaraan.

Menurut Rara, apa yang dilakukannya adalah modifikasi cuaca dengan kekuatan doa. Pada pergelaran MotoGP ini, dia bertugas memodifikasi cuaca.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak hanya mencegah hujan turun, tetapi juga mampu menurunkan hujan di tempat yang diperlukan.

Sebelumnya, Rara diminta untuk mendatangkan hujan pada 9-11 Maret, untuk mendinginkan trek Sirkuit Mandalika setelah diaspal ulang. Saat itu tengah berlangsung tes pramusim.

Dia juga pernah diminta menyejukkan udara lantaran kondisi lintasan yang panas.

Rara mengaku direkomendasikan oleh Erick Thohir. Selain itu, dia kerap mengawal acara Presiden Jokowi.

Dia juga mengaku berkoordinasi dengan BMKG dan komandan lapangan Mandalika dalam memodifikasi cuaca.

Rara juga dikenal sebagai pembaca kartu tarot dan peramal beberapa artis Tanah Air.

Sejak umur sembilan tahun, Rara telah menjadi seorang pawang hujan. Dia melakukan itu untuk acara wayangan.

Sebagai pawang hujan, Rara juga pernah menjadi pawang hujan di beberapa acara besar dan pernikahan tokoh publik.

Acara besar yang pernah dia kawal adalah Asian Games 2018 dan AFC U-19 saat Indonesia melawan Jepang.

Rara menjelaskan bahwa ritual yang dilakukannya hanya membutuhkan es batu atau kayu abu.

Hal itu, menurut Rara, merupakan kekuatan doa dan kearifan lokal orang Indonesia zaman dulu.

Seperti diketahui, Rara memutari area sirkuit dan menaruh sesaji di tempat tertentu, seperti di pintu race control, lokasi start, dan bagian dalam ruangan di Sirkuit Mandalika.

Untuk melancarkan kegiatannya, Rara diberi sebuah tempat pribadi di area Sirkuit Mandalika.

Lokasi pawang hujan ada di dekat pintu masuk utama, sedikit di belakang pagar. Bahkan, tempat pawang hujan di salah satu tenda itu juga diberi julukan “Gerbang Hijau”.

Dalam tenda tersebut diketahui ada sesaji yang digunakan untuk melakukan ritual memanipulasi hujan di area Sirkuit Mandalika.

Sesaji biasanya tidak dimakan oleh manusia, namun sesaji yang dibuat Rara dibagikan ke orang-orang.

Badan Meterologi dan Geofisika membantah sambil menegaskan bahwa hujan berhenti pada MotoGP Mandalika adalah faktor kebetulan, namun kesaktian Rara sudah terlanjur viral di semesta maya secara tak terhentikan.

Silakan berdebat soal percaya atau tidak percaya kesaktian Rara, tetapi sebagai seorang yang sedikit mempelajari metode promosi sebagai bagian dari marketing-mix, saya berani menyatakan bahwa dengan membeli jasa pawang hujan telah terbukti secara tak terbantahkan bahwa MotoGP Mandalika telah berhasil caper.

Pawang hujan berjaya menarik perhatian seluruh dunia untuk minimal melirik ke arah sirkuit Mandalika sebagai yang termutakhir di antara sekian banyak sirkuit yang telah terlebih dahulu hadir di planet bumi.

Sepanjang sejarah memang belum pernah terdengar berita bahwa hujan deras di Le Mans, Monza, Monaco, Indianapolis, Nuernburgring, Suzuka, Hamamatsu, Shanghai atau mana pun juga dihentikan oleh seorang pawang hujan.

Suka tak suka, apa boleh buat, yang pertama dan satu-satunya adalah Mandalika! MERDEKA!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi