Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Toilet Training, Cara, Waktu dan Manfaatnya

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/TATIANA SYRIKOVA
Ilustrasi anak bermain di dalam rumah.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Anak perlu diajari banyak hal dulu hingga bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri, termasuk buang air di toilet.

Melatih anak untuk terbiasa buang air kecil maupun besar di toilet, disebut sebagai toilet training.

Semakin cepat bisa buang air di kamar mandi, maka akan mengurangi pemakaian popok pada anak.

Untuk lebih memahaminya, mari membahas sejumlah hal terkait toilet training.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Sleep Training, Berikut Manfaatnya untuk Anak

Kapan toilet training?

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidak ada waktu pasti kapan toilet training dapat dilakukan.

Yang jelas, untuk memulai latihan ini, orang tua harus mengamati anak-anak mereka. Jika sudah menunjukkan tanda-tanda, maka toilet training bisa dimulai.

Berikut tanda anak siap melakukan toilet training:

  1. Anak mampu menirukan Anda dan menunjukkan rasa tertarik untuk belajar, misalnya mengikuti ke kamar mandi
  2. Anak mampu mengembalikan benda-benda ke tempatnya, baik diminta ataupun tidak
  3. Anak mampu menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata tidak
  4. Anak mampu berjalan dan duduk dengan baik
  5. Anak mampu menyampaikan rasa ingin buang air, baik kecil atau besar
  6. Anak mampu melepas dan mengenakan pakaiannya sendiri

Dikutip dari Kids Health, sebagian besar anak mulai menunjukkan tanda-tanda tersebut pada usia 18-24 bulan.

Namun, tidak masalah jika tanda-tanda itu baru terlihat melewati usia 24 bulan.

Baca juga: Tingkatkan Perkembangan Otak, Ini Manfaat Mendongeng bagi Anak

Metode toilet training

Berikut sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk memulai toilet training pada anak:

  1. Kenali isyarat atau tanda ketika anak merasa ingin buang air, seperti ekspresi wajah, perilaku, atau posisi tertentu
  2. Tanyakan apakah ia ingin ke toilet saat isyarat itu timbul
  3. Selalu berikan contoh, baik tentang cara duduk di toilet maupun contoh kebiasaan makan yang mengandung banyak serat
  4. Pada awal toilet training, biarkan anak laki-laki belajar buang air kecil dengan cara duduk, karena belajar buang air kecil langsung dalam posisi berdiri dapat menyulitkan proses belajar duduk di toilet untuk buang air besar.
  5. Latihan buang air dapat dimulai satu kali sehari pada waktu yang sama, misalnya setelah makan atau saat mandi
  6. Ketika anak toilet training sudah mulai menunjukkan hasil, kurangi pemakaian popok secara bertahap
  7. Ajari anak untuk buang air di malam hari sebelum tidur
  8. Konsultasi dengan dokter anak apabila anak Anda belum dapat mengendalikan buang air saat ia berusia 7 tahun.

Baca juga: Jangan Terlalu Lama Duduk di Dalam Toilet, Ini Bahayanya

Lama toilet training

Proses toilet training mungkin akan memakan waktu cukup lama, sekitar 3-6 bulan, hingga akhirnya berhasil.

Namun bisa juga lebih cepat atau lebih lambat dari itu.

Jika Anda memulainya di usia yang terlalu dini, proses toilet training bisa memakan waktu yang lebih lama.

Yang perlu diingat, ketika toilet training sudah berhasil, bukan berarti anak Anda akan langsung mahir untuk selalu buang air di toilet.

Terkadang, ia bisa saja masih akan mengompol atau buang air besar di celana.

Untuk benar-benar bisa membuatnya mahir buang air di toilet, dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.

Baca juga: Mengapa Dorongan untuk Buang Air Kecil Menguat Ketika Masuk Toilet?

Alat bantu toilet training

Untuk melakukan toilet training, sebenarnya orang tua bisa langsung saja membawa dan mendudukkan anak mereka di toilet (jika toilet duduk).

Namun, ada dua alat bantu yang biasa digunakan untuk anak yang sedang belajar buang air di toilet.

1. Standalone

Ini adalah kursi toilet yang di bawahnya terdapat mangkok

Anak dibiarkan duduk di kursi itu, kemudian kencing atau fesesnya akan ditampung pada mangkok yang ada di bawahnya.

Mangkok ini dapat dibersihkan, dengan cara membuang kotoran yang tertampung ke toilet.

2. Toilet anak

Toilet anak adalah lapisan yang dapat diletakkan di atas toilet duduk dewasa.

Namun, ia memiliki lubang yang lebih kecil sesuai dengan ukuran pantatnya, sehingga anak-anak bisa buang air dengan lebih nyaman, tanoa takut terjatuh.

Baca juga: Ternyata, Ada Bahaya di Balik Penggunaan Tisu Toilet

Manfaat toilet training

Ada sejumlah manfaat dari proses latihan ini, berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Mengurangi penggunaan popok sekali pakai
  2. Berkaitan dengan poin sebelumnya, lebih hemat dalam masalah pengeluaran
  3. Mengurangi popok sekali pakai berarti mengurangi sampah sulit terurai
  4. Menghemat energi untuk mencuci pakaian yang kotor akibat terkena air kencing atau feses
  5. Mengajarkan kebiasaan bersih
  6. Menghindari ruam atau infeksi akibat pemakaian popok sekali pakai

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi