Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Minum Kopi Tiap Hari bagi Kesehatan Jantung

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Coffee with Joshua
Kopi bisa digunakan menyuburkan tanaman, asal kopi tak tercemari susu atau zat pemanis.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Tiga studi baru-baru ini menemukan, minum kopi setiap hari sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung.

Ini merupakan penelitian yang terbesar untuk melihat peran potensial kopi dalam penyakit jantung dan kematian, dikutip dari Prevention.

Menurut peneliti, minum 2-3 cangkir kopi per hari dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk penyakit jantung dan irama jantung yang berbahaya.

Selain itu, minum kopi ternyata dapat juga meningkatkan umur panjang.

Data tersebut diambil dari UK BioBank, basis data informasi kesehatan berskala besar yang mencakup lebih dari setengah juta orang selama setidaknya periode 10 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim kemudian membandingkan berapa banyak kopi yang diminum orang, mulai dari satu cangkir hingga lebih dari enam cangkir sehari, serta hubungannya dengan masalah irama jantung, penyakit kardiovaskular, kematian total dan terkait jantung.

Penting untuk dicatat, penelitian tidak menyesuaikan faktor makanan yang mungkin juga berperan dalam kesehatan jantung atau jika peserta minum kopi mereka dengan krim atau gula tambahan.

Baca juga: 5 Kopi Paling Mahal di Dunia, Nomor Dua dari Indonesia

Studi pertama

Dalam studi pertama, peneliti memeriksa data dari 382.535 peserta tanpa penyakit jantung yang diketahui.

Usia rata-rata peserta adalah 57 tahun dan penelitian ini menampilkan jumlah pria dan wanita yang genap.

Penelitian menemukan, dua hingga tiga cangkir kopi sehari dikaitkan dengan manfaat terbesar, sekitar 10 sampai 15 persen risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner, gagal jantung, masalah irama jantung, atau kematian karena alasan apa pun.

Mereka yang minum satu cangkir kopi sehari memiliki risiko stroke atau kematian terkait jantung yang paling rendah.

Studi kedua

Sementara studi kedua melibatkan 34.279 orang yang sudah memiliki beberapa bentuk penyakit kardiovaskular.

Ini menentukan bahwa mereka yang minum dua hingga tiga cangkir kopi per hari memiliki peluang kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi.

Selain itu, para peneliti menemukan bahwa jumlah kopi apa pun dikaitkan dengan risiko masalah irama jantung yang lebih rendah.

Faktanya, dari 24.111 orang dalam penelitian yang memiliki detak jantung tidak teratur, minum kopi menurunkan risiko kematian.

Baca juga: Berapa Batas Aman Konsumsi Kopi Harian?

Studi ketiga

Dalam studi ketiga, para peneliti menentukan apakah jenis kopi itu penting.

Para ilmuwan membandingkan data mereka yang minum kopi instan dengan kopi bubuk dan kopi berkafein dengan tanpa kafein untuk melihat dampaknya pada jantung.

Sekali lagi, peneliti menemukan dua hingga tiga cangkir kopi adalah sweet spot yang dikaitkan dengan risiko aritmia yang lebih rendah, penyumbatan di arteri jantung, stroke, atau gagal jantung pada kopi bubuk dan kopi instan.

Kopi tanpa kafein tidak berdampak pada detak jantung tidak teratur tetapi mengurangi penyakit kardiovaskular, dengan pengecualian gagal jantung.

Baca juga: 9 Tanda Kecanduan Kopi dan Cara Mengatasinya

Hal yang perlu diketahui pasien jantung

Dikutip dari CNN, Kepala Penelitian Elektrofisiologi Klinis di Baker Heart and Diabetes Institute sekaligus penulis senior studi tersebut Peter M Kistler mengatakan, penelitian ini tidak membangun hubungan kausal antara minum kopi dan kondisi kesehatan.

"Tapi ada berbagai mekanisme di mana kopi dapat mengurangi kematian dan memiliki efek menguntungkan pada penyakit kardiovaskular," kata Kistler.

Namun, tak jelas apakah kafein bertanggung jawab atas manfaat kesehatan dari kopi. Sebab, ada banyak senyawa biologis aktif dalam kopi khususnya yang bisa berperan untuk itu.

Senyawa ini dapat membantu mengurangi peradangan, menghambat penyerapan lemak di usus, memblokir reseptor yang terlibat dengan ritme jantung abnormal, dan mengurangi stres oksidatif.

Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi