Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kopassus, Satuan Elite TNI AD yang Melumpuhkan Semua Pelaku Pembajak Pesawat Garuda Indonesia di Thailand

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Prajurit Kopassus berlari meninggalkan lapangan seusai mengikuti Upacara HUT Ke-64 Kopassus di Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta, Sabtu (16/4). Sejumlah atraksi ketangkasan prajurit Kopassus turut memeriahkan acara ini.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla dibajak oleh kelompok yang menyebut sebagai Komando Jihad pada 28 Maret 1981.

Pesawat dengan nomor penerbangan GA-206 rute Jakarta-Palembang-Medan itu dibajak hingga dipaksa menuju Bandara Don Mueang, Thailand.

Operasi Woyla adalah salah satu kisah sukses pasukan khusus Korps Baret Merah dalam membebaskan sandera dan melumpuhkan para pembajak pesawat.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda Indonesia Woyla Dibajak Komando Jihad, Semua Pelaku Tewas Ditembak Kopassus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu Kopassus?

Kopassus adalah...

Dalam perjalanannya, Korps Baret Merah mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950.

Sejarah kelahiran Kopassus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Pada Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).

Baca juga: Viral Ormas Kokam Disebut Berseragam Mirip Kopassus dan Bawa Senjata

Dilansir dari kopassus.mil.id, pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengarahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut.

Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel AE Kawilarang, sementara Letkol Slamet Riyadi ditunjuk sebagai Komandan Operasi.

Operasi ini berhasil menumpas gerakan pemberontakan, tetapi tidak sedikit pula korban dari pihak TNI.

Baca juga: Operasi Kopassus Bebaskan Sandera Pembajakan Woyla di Thailand

Pembentukan satuan pemukul

Namun, setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.

Hal ini bukan karena semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, tetapi taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk memelopori pembentukan suatu satuan pemukul.

Baca juga: Dirgahayu Ke-69 Kopassus, Ini Sejarah Terbentuknya Komando Pasukan Khusus

Satuan tersebut diharapkan dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimana pun beratnya.

Namun, cita-cita Letkol Slamet Riyadi itu tidak dapat diwujudkan karena ia gugur pada salah satu pertempuran.

Cita-cita luhur ini kemudian dilanjutkan oleh Kolonel AE Kawilarang.

Hingga akhirnya, lewat Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial (TT) III No 55/Inst/PDS/52 tanggal 16 April 1952, terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah" atau Kopassus.

Baca juga: Spesifikasi Rantis P6 ATAV, Kendaraan Taktis Kopasgat, Denjaka, hingga Kopassus Buatan Dalam Negeri

Komandan pertama Kopassus eks tentara Belanda

Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochammad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL, tentara Kerajaan Belanda yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam Perang Dunia II.

Diberitakan harian Kompas, 17 April 2002, pendidikan komando angkatan pertama dibuka pada 1 Juli 1952 di Batujajar, diikuti 400 siswa.

Instruktur utama pasukan tersebut juga dipercayakan kepada Mayor Idjon.

Dalam perjalanan selanjutnya, satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama, di antaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada 1953.

Baca juga: Sejarah Kopasgat, Satuan Elite Baret Jingga TNI AU, Sebelumnya Bernama Korps Paskhas

Kemudian, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada 1952.

Pada 1955, berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dengan menambah kualifikasi para kepada setiap prajuritnya.

Pada 1966, satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (Puspassus) TNI AD.

Baca juga: Viral Ormas Kokam Disebut Berseragam Mirip Kopassus dan Bawa Senjata

Hingga akhirnya bernama Kopassus

Berikutnya, pada 1971, nama satuan tersebut berganti menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Kemudian pada 1985, kembali berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sampai sekarang.

Setelah beberapa kali mengalami perubahan dalam organisasi, sesuai Surat Panglima TNI Nomor: B/563-08/05/06/SRU tanggal 23 Maret 2001, struktur organisasi Kopassus saat ini terdapat di beberapa wilayah.

Pertama, Makopassus yang berkedudukan di Cijantung, kemudian Pusdiklatpassus yang berkedudukan di Batujajar; dan Grup-1 Kopassus yang berkedudukan di Serang.

Berikutnya, Grup-2 Kopassus berkedudukan di Solo, Grup-3 Kopassus berkedudukan di Cijantung, dan Satuan-81 Kopassus berkedudukan di Cijantung.

Baca juga: Spesifikasi dan Kisah KRI John Lie, Kapal Perang Canggih TNI AL Buatan Inggris

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi