Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

824.000 Kasus TBC dan 93.000 Kematian Per Tahun di Indonesia, Ini Cara Cek TBC Gratis di Puskesmas

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Orawan Pattarawimonchai
Batuk lebih dari 14 hari merupakan salah satu gejala yang ditemui pada kasus TBC
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Angka penderita tuberkulosis (TBC) di Indonesia masih tergolong tinggi.

Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah India dan China dengan jumlah kasus 824.000 serta kematian 93.000 per tahun atau setara 11 kematian per jam.

Dari estimasi 824.000 pasien tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Didik Budijanto mengatakan, hanya 49 persen yang ditemukan dan diobati.

Sementara 500.000-an penderita TBC di Indonesia masih belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Untuk itu upaya penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat,” kata Didik, dikutip dari laman Kemenkes (22/3/2022).

Baca juga: Kenali Gejala TBC dan Cara Pengobatannya Menurut Dokter RSND Undip

Skrining TBC tahun ini

Memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh pada 24 Maret lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana melakukan skrining TBC besar-besaran.

Didik mengatakan, pihaknya akan melakukan skrining TBC terhadap 500.000 kasus yang belum ditemukan.

Nanti, skrining akan dilakukan dengan peralatan X-Ray Artificial Intelligence agar memberikan hasil diagnosis yang lebih cepat dan efisien.

“Dengan memanfaatkan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien, termasuk bi-directional testing bagi penderita diabetes agar mereka mendapatkan pengobatan TBC sedini mungkin,” jelasnya.

Saat ini, Kemenkes tengah melakukan pengadaan alat-alat yang dibutuhkan. Sementara skrining TBC besar-besaran, rencananya akan digelar tahun 2022 ini.

“Pelaksanaannya diutamakan tahun ini karena proses masih tetap berjalan. Dengan ditemukannya 500.000 kasus ini nantinya akan mempercepat kita eliminasi TBC di tahun 2030,” lanjut Didik.

Baca juga: Apakah TBC Kelenjar Menular?

 

Masyarakat yang ingin skrining silakan ke Puskesmas

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, skrining TBC sudah mulai dilakukan, khususnya di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan rumah tahanan negara (Rutan).

Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia kemarin, Kemenkes pun mulai gencar melakukan skrining TBC terhadap masyarakat.

Bersama dengan Yayasan Penabulu dan Stop TB Partnership Indonesia (STPI), Kemenkes melakukan skrining terutama di daerah kumuh dan daerah dengan angka TBC tinggi.

“Hari TBC Sedunia kita mulai pada masyarakat terutama daerah kumuh dengan bekerja sama dengan STP Indonesia dan Penabulu, menyasar masyarakat di kab/kota dengan angka TBC tinggi,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com (29/3/2022).

Skrining TBC, menurut Nadia bisa juga dilakukan melalui fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah, seperti puskesmas.

Masyarakat bisa segera mendatangi puskesmas untuk melakukan skrining TBC tanpa harus khawatir akan dipungut biaya alias gratis.

“Enggak (dipungut biaya),” tambah Nadia.

Baca juga: 4 Cara Mencegah TBC, Perlu Jaga Kebersihan dan Vaksin

Kasus TBC terbanyak

Merujuk data Kemenkes, sebanyak 91 persen kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menular ke orang-orang sekitar.

Tercatat, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah seperti Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.

Adapun daerah dengan kasus TBC paling banyak, yakni di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

“Sebenarnya TBC itu biasanya ada di daerah yang padat, daerah kumuh, dan daerah yang PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)-nya kurang, di situ potensi penularan TBC tinggi,” terang Didik.

Baca juga: Membongkar Deretan Mitos TBC serta Faktanya biar Tidak Salah Kaprah Lagi

 

Gejala awal TBC yang patut diwaspadai

Masih dari laman Kemenkes, jika menemukan gejala awal TBC, segeralah melakukan skrining dan pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas kesehatan.

Berikut beberapa gejala awal TBC yang patut diwaspadai:

  • Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Badan lemas dan kurang enak badan
  • Nafsu makan berkurang
  • Berat badan menurun
  • Berkeringat pada malam hari meski tidak melakukan kegiatan apa pun. 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi