Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Kombinasi Vaksin Booster yang Berlaku di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Ilustrasi vaksinasi booster Covid-19.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus menambah ragam kombinasi vaksin booster bagi masyarakat yang sebelumnya sudah menerima dosis primer lengkap.

Di awal peluncuran program vaksinasi booster di Indonesia, yakni pada pekan kedua Januari 2021, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyebut ada 5 jenis vaksin yang bisa digunakan untuk booster.

Kelima jenis vaksin itu adalah Coronafax Covid-19 BioFarma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zivivax.

Ada yang hanya bisa digunakan secara homolog (diberikan pada penerima vaksin jenis yang sama), namun ada pula yang heterolog atau kombinasi (diberikan pada penerima vaksin jenis yang berbeda).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kombinasi vaksin booster terus mengalami penambahan seiring munculnya hasil uji klinis dari badan terkait.

Hasil dari uji klinis ini penting untuk menjamin bahwa kombinasi-kombinasi vaksin itu aman dilakukan.

Selain itu, kombinasi vaksin yang diluncurkan Kemenkes juga berdasarkan rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan izin penggunaan darurat dari BPOM.

Baca juga: Apakah Bisa Mendapat Vaksin Booster Lebih Cepat? Ini Jawaban Kemenkes

Terbaru, Kemenkes menambahkan 3 kombinasi vaksin booster, yakni penerima vaksin primer Sinopharm bisa mendapatkan dosis penuh Sinopharm, vaksin primer Janssen bisa memperoleh separuh dosis Moderna, dan vaksin primer Sinovac bisa menerima Sinopharm.

Berikut ini adalah 13 ragam kombinasi vaksin booster yang bisa dilakukan dan didapat oleh masyarakat Indonesia saat ini, berdasarkan informasi dari Kemenkes:

1. Vaksin primer Sinovac

- AstraZeneca: 1/2 dosis
- Pfizer: 1/2 dosis
- Moderna: dosis penuh
- Sinopharm: dosis penuh

2. Vaksin primer AstraZeneca

- Pfizer: 1/2 dosis
- Moderna: 1/2 dosis
- AstraZeneca: dosis penuh

3. Vaksin primer Pfizer

- Moderna: 1/2 dosis
- Pvizer: dosis penuh
- AstraZeneca: dosis penuh

4. Vaksin primer Moderna

- Moderna: 1/2 dosis

5. Vaksin primer Janssen

- Moderna: 1/2 dosis

6. Vaksin primer Sinopharm

- Sinopharm: dosis penuh

Baca juga: Mengapa Vaksin Booster Tak Wajib di MotoGP tapi Jadi Syarat Mudik? Ini Jawaban Satgas

Jangan memilih-milih jenis vaksin

Kemenkes melalui media sosial Instagram @kemenkes_ri, mengimbau agar masyarakat tidak memilih-milih jenis vaksin untuk booster, karena semua jenis vaksin memiliki khasiat dan efektivitas yang sama dalam melawan virus corona.

Sejauh kombinasinya diizinkan, itu berarti aman.

Semakin masyarakat memilah-milih jenis vaksin booster, maka akan semakin lama target kekebalan kelompok tercapai.

Dikutip dari laman Dashboard Vaksinasi Kenenkes, hingga Sabtu (2/4/2022) pukul 12.00 WIB, sudah ada 23.574.482 dosis ketiga yang disuntikkan kepada masyarakat.

Ini berarti baru 11,32 persen target vaksinasi nasional dari total 208,2 juta jiwa, yang telah mendapatkan vaksin dosis ketiga.

Dan demi mempercepat cakupan vaksinasi booster di Tanah Air, pemerintah memangkas interval antara pemberian dosis kedua dan booster.

Jika semula masyarakat harus menunggu selama 6 bulan pasca mendapatkan dosis kedua untuk bisa memperoleh dosis ketiga, maka kini cukup 3 bulan saja untuk bisa mendapatkan dosis lanjutan ini.

Sebagai informasi, vaksin dosis ketiga hanya bisa diperoleh mereka yang berusia di atas 18 tahun dan telah menerima dosis primer lengkap setidaknya 3 bulan sebelumnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi