KOMPAS.com - Salah satu cara untuk menjaga tubuh tetap fit dan bugar adalah berolahraga. Olahraga penting dilakukan, termasuk saat bulan puasa.
Olahraga dinilai menguras tenaga dan mengurangi cairan tubuh karena berkeringat, apalagi saat kita tidak diperbolehkan minum saat berpuasa.
Namun, jika kita mengetahui kapan waktu yang tepat dan jenis gerakan olahraganya, maka kita dapat memperoleh manfaat olahraga dengan baik.
Lantas, kapan saat yang dianjurkan untuk berolahraga dan seberapa sering intensitasnya?
Baca juga: Negara-negara dengan Waktu Puasa Tercepat dan Terlama di Dunia, Bagaimana Indonesia?
Waktu yang tepat untuk berolahraga
Dikutip dari Kompas.com, (16/4/2021), dokter spesialis kedokteran olahraga dr. Michael Triangto, Sp.KO menyampaikan olahraga bisa saja dilakukan meskipun kita sedang berpuasa.
1. Setelah sahurMichael mengatakan, aktivitas olahraga seperti jalan dan bersepeda baik dilakukan saat pagi hari setelah sahur hingga selesai waktu shalat subuh.
"Yang saya anjurkan adalah pagi hari hingga selesai shalat subuh," ujar Michael saat dihubungi Kompas.com.
Menurutnya, ketika pagi hari dianjurkan untuk melakukan olahraga ringan yang termasuk kategori aerobik yakni jalan dan lari.
Sebab, jenis olahraga tersebut memiliki intensitas rendah, waktu melakukannya panjang, dan gerakannya berulang.
Baca juga: Apakah Marah dan Bertengkar Bisa Membatalkan Puasa? Ini Kata MUI
2. Sebelum berbuka puasaKemudian, Michael menyampaikan, olahraga yang cocok dilakukan menjelang waktu berbuka puasa, yakni olahraga ringan.
Anda bisa menggabungkan antara aerobic dengan latihan beban seperti push up atau sit up.
Adapun intensitasnya juga perlu disesuaikan dengan kemampuan tubuh Anda.
Sebab, tingkat kebugaran masing-masing individu berbeda, sehingga pemilihan olahraga pun tidak sama.
Ada orang yang sebaiknya tidak melakukan olahraga high impact, sehingga lebih tepat melakukan olahraga berenang atau berjalan.
Kendati demikian, lakukan jenis olahraga dengan intensitas yang tidak terlalu tinggi sebelum berbuka puasa.
Baca juga: 5 Tips Puasa Ramadhan agar Tidak Mudah Lemah dan Lesu
Dikutip dari Kompas.com, (14/4/2021), setelah berbuka puasa, Michael mengatakan bahwa masyarakat bisa melakukan olahraga dengan intensitas berat.
Salah satu ciri dari olahraga intensitas tinggi atau intensitas berat adalah yang membuat denyut nadi di atas 150 per menit atau bisa dengan Talk Test.
"Intensitas ringan berarti Anda masih bisa berbicara dengan lancar tanpa terbata-bata. Intensitas sedang, berarti Anda masih bisa berbicara walaupun terengah-engah," kata Michael.
Sementara itu, olahraga sudah temasuk intensitas berat apabila seseorang sudah tidak dapat lagi berbicara.
Contoh gerakan intensitas berat yakni olahraga kardio. Pasalnya, jenis olahraga ini akan memakan simpanan glikogen dan memaksa tubuh menggunakan protein untuk kebutuhan energi.
Hal itu akan membuat Anda kehilangan massa otot.
Baca juga: Apakah Sikat Gigi Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan MUI
Intensitas waktu berolahraga
Di samping itu, Michael menyampaikan bahwa durasi waktu untuk melakukan olahraga yakni 150 menit per minggu.
Angka tersebut seusai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Durasi tersebut bisa Anda bagi atau lakukan asalkan rutin dan tidak memberatkan badan.
Michael menyarankan dengan dua pilihan.
Pertama, jika olahraga dilakukan selama 5 hari dalam seminggu, maka waktu yang dibutuhkan untuk sekali berolahraga adalah 30 menit.
Kedua, jika olahraga dilakukan selama 3 hari dalam seminggu, berarti masing-masing membutuhkan 50 menit untuk berolahraga.
(Sumber: Kompas.com/Resa Ayu Kartika, Nur Rohmi Aida | Editor: Resa Ayu Kartika, Inggried Dwi Wedhaswary)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.