Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Sahur Tak Dianjurkan Makan Mi atau Makanan Instan

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock/TommyTeo
Ilustrasi mi instan pedas.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Banyak orang yang memilih makan sahur dengan makanan-makanan instan, seperti membuat mi instan, menggoreng nuget, atau sosis, dan sebagainya.

Alasannya karena lebih praktis dan cepat dibuat, mengingat waktu sahur yang singkat.

Namun ternyata makanan semacam itu tidak disarankan untuk dikonsumsi untuk sahur, karena makanan instan tidak menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Hal itu disampaikan dokter sekaligus ahli gizi dr. Tan Shot Yet, M.Hum.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Makanan instan punya banyak masalah sebagai produk ultra proses (produk yang berulang kali menfalami pemrosesan)," kata dr. Tan, saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/4/2022).

Baca juga: Bolehkah Makan Mi Instan Saat Sahur? Ternyata Ini Dampaknya

Alasan makanan instan tak dianjurkan

Berdasarkan penelitian, dr. Tan dalam Kompas.com (21/4/2021), menyebut beberapa masalah pangan ultra proses yang bisa terjadi, di antaranya:

  1. Pencetus obesitas
  2. Pencetus gangguan gizi pada tumbuh kembang anak
  3. Pencetus penyakit tidak menular ( diabetes, hipertensi, sindom metabolik)
  4. Bersifat adiktif karena makanan ini dirancang untuk menciptakan kecanduan

Lalu, menu sahur seperti apa yang baik untuk dikonsumsi?

Tan menyebut, entah itu makan sehari-hari ataupun makan sahur, isi piring yang baik, terdiri dari bahan makanan pokok, lauk, sayur, dan buah.

"Rujukan kita Isi Piringku. Itu proporsi makanan seharusnya per kali makan," sebut dia.

Untuk makanan pokok, tidak harus nasi. Kita bisa menggantinya dengan bahan-bahan lain, misalnya singkong.

Kemudian sayur dan buah, Tan menyebut, keduanya memberikan banyak keuntungan bagi manusia yang mengonsumsinya.

"Dengan adanya aneka sayur dan buah, walaupun kalorinya lebih kecil daripada nasi goreng satu piring, tapi kalori yang kecil itu tinggi antioksidan, tinggi polifenol, tinggi serat," jelas dia.

"Jadi, rasa lapar Anda tidak cepat muncul nanti. Bahkan, Anda mendapat bonus vitamin mineral, dan sebagainya, tanoa harus beli vitamin yang mahal-mahal," imbuhnya.

Baca juga: Masak Mi Instan, Apa Perlu Air Rebusan Dibuang?

Jaga kualitas asupan untuk daya tahan tubuh

Tan mengingatkan, saat ini kita masih ada di tengah situasi pandemi Covid-19, sehingga tubuh dituntut memiliki daya tahan yang prima agar tidak mudah terserang virus.

Jadi, meskipun berpuasa, kita harus menjaga kualitas asupan yang kita miliki, baik di waktu sahur maupun berbuka.

"Kita ini masih ada dalam situasi pandemi, begitu daya tahan Anda tidak baik, maka risiko untuk ketularan juga masih ada. Apalagi kalau anda baru selesai vaksin yang pertama, apalagi kalau belum pernah vaksin. (Atau) Sudah vaksin kedua, (tapi) belum booster, efektivitas sudah menurun," jelas Tan.

Dengan asupan makan yang baik, maka daya tahan tubuh kita pun akan terbentuk dengan baik, khususnya di bulan Ramadhan ini, ketika jam makan dan minum kita dibatasi.

"Jika Anda puasa, daya tahan tidak baik, maka urusan menjadi panjang," ujar Tan.

Bagi Anda yang enggan makan atau menyiapkan sahur karena malas, mengantuk, atau terlalu, disarankan untuk menyisakan menu dari santap malam.

Kemudian, dipanaskan saja ketika waktu sahur.

Pada intinya, jangan sampai meninggalkan makan sahur dengan alasan kepagian, ngantuk, malas, dan sebagainya

"Makanlah sahur, seakan-akan Anda sedang buru-buru, sarapan kepagian," pungkas Tan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi