Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengumpat Setelah Buka, Apakah Puasanya Tetap Sah?

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi sirik, bergosip
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Tak jarang, kita melihat seseorang mengumpat atau mengeluarkan kata-kata kotor.

Umpatan itu tak hanya dijumpai dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga di media sosial.

Lantas, bagaimana hukumnya mengumpat saat berpuasa Ramadhan maupun sesudah berbuka?

Berikut penjelasan dari akademisi:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apakah Mencicipi Makanan Bisa Membatalkan Puasa? Ini Kata MUI

Penjelasan akademisi

Menjawab pertanyaan ini, dosen Aqidah dan Filsafat Islam sekaligus guru besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri memberikan penjelasannya.

Menurutnya, tak ada masalah jika seorang Muslim yang sedang berpuasa mengumpat atau berkata kasar di siang atau malam hari.

Semua tidak ada yang membatalkan ibadah puasa Ramadhan.

"Orang mengumpat, jangankan di malam hari, di siang hari puasa pun tidak membatalkan puasa. Puasa asal sesuai syarat rukun dan tidak melakukan hal yang membatalkan, ya tetap sah," ujar Syamsul, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/4/2022).

Baca juga: Apakah Marah dan Bertengkar Bisa Membatalkan Puasa? Ini Kata MUI

Merusak kualitas puasa

Meski tidak membatalkan, Syamsul mengatakan, perbuatan itu merusak kualitas puasa seseorang.

"Secara sufistik, secara tasawuf, dipertanyakan untuk apa berpuasa, untuk apa menahan diri tetapi ia melampiaskan emosi di bulan Ramadhan," jelas dia.

Syamsul menggarisbawahi, esensi utama dari puasa adalah menahan diri dari segala nafsu.

Jika seseorang tidak makan, tidak minum, dan tidak bersetubuh selama waktu berpuasa, maka ia dikatakan telah menjalankan kewajiban berpuasa.

Namun, ketika puasanya disertai dengan perbuatan-perbuatan tercela, maka kualitas dari puasa itu menjadi dipertanyakan.

"Ini soal kualitas, sehingga menyebabkan puasa tidak kualitas. Tapi kalau soal sah, itu soal fiqih, soal kualitas soal tasawuf," ungkap Syamsul.

"Jadi, menjadi tidak punya makna, orang yang berpuasa tapi mengumpat, memfitnah, menjelek-jelekkan orang, karena ruh puasa itu menahan diri dari perbuatan yang tidak baik," pungkas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi