Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kuburan Massal dan Jasad Ratusan Warga Sipil Ditemukan di Bucha Ukraina…

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/RODRIGO ABD
Orang-orang berdiri di samping kuburan massal di Bucha, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Senin, 4 April 2022.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebuah kuburan masal yang digunakan untuk mengubur ratusan warga sipil yang tewas ditemukan di sebuah halaman gereja di Bucha, kota kecil pinggiran Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Dikutip dari BBC, Selasa (5/4/2022), keberadaan kuburan itu pertama kali diketahui melalui sebuah gambar satelit yang ditampilkan oleh Maxar Technologies di halaman belakang Gereja St Andrew dan Pyervozvannoho All Saints.

Di gambar itu, terlihat ada garis memanjang di area yang tampak seperti permukaan tanah yang baru saja digali.

Untuk membuktikan objek apa itu, maka pengecekan dilakukan ke lokasi yang ada di gambar.

Setelah didatangi, ternyata benar. Itu adalah sebuah kuburan massal yang di dalamnya terdapat ratusan jasad warga sipil yang tewas terbunuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Adu Klaim Ukraina dan Rusia soal Tragedi Kemanusiaan di Bucha

Ratusan jasad warga sipil ditemukan

Jasad-jasad itu tidak dimakamkan sebagaimana mestinya. Pemakaman tampak tergesa-gesa. Banyak bagian tubuh dari jasad yang tidak tertimbun tanah.

Tak hanya kuburan masal, banyak jasad yang ditemukan tergeletak di jalanan Bucha. Ada yang kondisinya babak belur, berdarah, dan terluka. Mereka dibiarkan tergeletak di ruang terbuka.

Total, ada 410 jasad warga sipil yang ditemukan.

Wartawan Associated Press melaporkan, jasad-jasad itu banyak yang mengalami luka tembak jarak dekat, seperti dari belakang kepala.

Bahkan ada beberapa di antaranya yang tewas dengan kondisi kedua tangan terikat.

Fakta-fakta ini diketahui setelah militer Ukraina berhasil menguasai kembali wilayah itu dari militer Rusia, awal pekan ini.

Sebelumnya, wilayah Kyiv dikuasai oleh militer Rusia selama 5 pekan sejak serangan resmi dimulai.

Baca juga: Rusia: Tak Ada Tanda-tanda Kekejaman Setelah Penarikan Pasukan dari Bucha

Zelensky tinggalkan Kyiv

Sejak invasi militer Rusia dimulai, untuk pertama kalinya Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky meninggalkan markas besarnya di Kyiv.

Ia pergi ke Bucha untuk menyaksikan secara langsung pembunuhan yang ia sebut sebagai genosida dan kejahatan perang.

Zelensky mengingatkan, apa yang hari ini telah terungkap di Bucha mungkin tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang terjadi di wilayah lain yang hingga saat ini masih ada di bawah pendudukan Rusia.

Misalnya, di daerah Mariupol dan Borodyanka.

"Saya dapat memberi tahu Anda tanpa melebih-lebihkan, tetapi dengan sangat sedih bahwa situasi di Mariupol jauh lebih buruk dibandingkan dengan apa yang telah kita lihat di Bucha dan kota-kota lain, serta desa-desa di dekat Kyiv," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Atas gambar dan temuan itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyerukan agar Presiden Rusia, Vladimir Putin diadili.

Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton juga menyebut Australia akan mendukung upaya penyelidikan kejahatan perang apa pun yang akan dilakukan terhadap pemimpin Rusia itu.

Baca juga: Kota Slovyansk Diprediksi Jadi Tujuan Utama Serangan Rusia Berikutnya

Bantahan Rusia

Meski temuan di lapangan menunjukkan adanya korban tewas dari sipil Ukraina, tetapi Rusia tetap berkeras pihaknya tidak membunuh masyarakat selama konflik berjalan sejak 24 Februari 2022.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut, apa yang ditemukan di Bucha dan narasi yang berkembang di media sebagai upaya provokasi anti-Rusia yang telah diatur sedemikian rupa.

Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov juga tampak meragukan gambar-gambar yang muncul dari Bucha dengan mengatakan bahwa gambar-gambar itu merupakan hasil pemalsuan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi