Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Catatan Gelap Sepak Bola Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Freepik_jcomp
Sepak bola.
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Alifia Riski Monika dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Masih jelas teringat momen ketika Indonesia digemparkan oleh aksi garuda muda pada gelaran Piala AFF 2020. Aksi skuad Timnas Indonesia, dibawah asuhan Shin Tae-yong, begitu ciamik dipertontonkan di depan jutaan pasang mata.

Meski harus menjadi runner up Piala AFF untuk keenam kalinya, pasukan tim merah putih berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa dalam setiap pertandingan. Bahkan pelatih klub Thailand, Seksan Siripong memprediksi skuad timnas Indonesia akan menjadi tim yang mengerikan di masa depan.

Namun sepak bola Indonesia masih harus terus berbenah, terlebih dalam peningkatan kualitas liga domestik. Kenyataan pahit tentang masih adanya lingkaran mafia dalam Liga Indonesia, sepertinya sudah tak asing kita dengar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aiman Witjaksono dalam siniarnya bertajuk “Kasus Tak Berujung Mafia Bola” mengulik lebih jelas keberadaan mafia bola yang mencederai sepak bola dan menghilangkan pesan sportivitas dalam pertandingan.

Pada 2016, Aiman sudah mendalami kasus ini dan mewawancarai langsung mafia pengatur skor pertandingan Liga 1 Indonesia.

Mafia bola bertugas untuk melakukan pengaturan skor (Match Fixing), dengan tujuan judi. Bandar maupun petaruh di dunia judi akan mengatur hasil pertandingan untuk mendapatkan keuntungan dari sekelompok orang tertentu.

Mafia Bola Nyata Adanya

Ketua umum PSSI, Mochammad Iriawan atau akrab disapa Irwan Bule, mengakui jika match fixing benar terjadi dalam liga sepak bola Indonesia.

Aiman dalam investigasinya menemui informan asal Jawa Timur yang mengungkap adanya campur tangan judi Internasional online dalam lingkaran match fixing liga Indonesia.

Baca juga: Teknik Membebaskan Diri dari Lawan dalam Permainan Sepak Bola

Tiongkok, India, Singapura, dan Thailand merupakan deretan negara yang turut campur tangan dalam praktek ini. Menurut sang informan, ada 75 persen tim liga Indonesia yang sudah tercemar akibat aksi haram pengaturan skor tersebut.

Uang yang dihasilkan oleh seorang runner atau pengatur skor sekitar 50 juta rupiah per satu pertandingan. Alurnya, bandar judi terlebih dahulu memberikan uang muka kepada runner.
Bandar judi memberikan 3 miliar rupiah untuk setiap klub yang mau bekerja sama dengannya. Dengan catatan, potensi kemenangan klub tersebut hanya bandar judi tersebut yang tahu.

Rochi Putiray, seorang mantan pesepakbola Timnas Indonesia juga mengakui dahulu dirinya pernah ditawarkan sejumlah uang agar tidak mencetak gol. Tak tanggung-tanggung jumlah uang yang ditawarkan adalah 2 kali lipat dari gaji bulanannya. Dirinya langsung menolak tawaran tersebut dan melaporkannya pada manajemen tim.

Geger Penangkapan Bambang Suryo

Penangkapan Bambang Suryo pada 9 Maret 2022 kemarin menambah rentetan catatan gelap kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia. Dirinya ditangkap dan dinyatakan sebagai tersangka atas kasus pengaturan skor Liga 3 Jawa Timur.

Menyadur kompas.tv, dirinya bersama 3 orang lainnya terlibat dalam kasus pengaturan skor di sejumlah pertandingan Liga Jatim. Di antaranya adalah pertandingan Gresik Putra Paranane FC kontra Persema Malang.

Tersangka menjanjikan yang Rp70 juta agar Persema FC mengalah dengan skor 1-0 di babak pertama. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka terbukti terlibat kasus suap untuk pengaturan skor dan dijerat Pasal 2 UU Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap juncto pasal 55 KUHP.

Mimpi PSSI Memberantas Mafia Bola

Melansir Kompas, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan komitmennya untuk memberantas mafia wasit di Liga 1 Indonesia 2021–2022. Hal ini berangkat dari kinerja wasit Indonesia yang memang tengah menjadi sorotan dalam beberapa waktu belakangan.

Iriawan menegaskan bahwa wasit dan asisten wasit tidak boleh untuk menerima suap atau hadiah. Jika terbukti ada pelanggaran, dirinya memastikan karir perwasitan oknum itu tamat. Ia juga mengungkapkan jika saat ini gaji wasit Liga 1 Indonesia sudah paling tinggi sepanjang sejarah kompetisi kasta teratas Indonesia ini.

Sebagai penikmat, kita ingin sepak bola Indonesia bebas dari bayang-bayang mafia sepak bola ini. Ekspektasi akan terciptanya sejarah baru dalam dunia persepakbolaan Indonesia, bisa dimulai dari membenahi liga lokal di tingkat junior hingga senior.

Baca juga: Malam Ini, PSSI Bertemu Dirut BRI untuk Bicarakan Sponsor Musim 2022-23

Bakat pemain sepak bola Indonesia tak seharusnya tertutup karena ulah mafia bola yang hanya mementingkan keuntungan segelintir orang. PSSI sebagai induk persepakbolaan tanah air masih punya PR besar dalam memberantas mafia bola serta bandar judi di Liga Indonesia.

Pengungkapan mafia bola untuk menjunjung sportivitas, harus diupayakan demi kejayaan sepak bola Indonesia. Dengarkan podcast Aiman Witjaksono eksklusif membahas kondisi keruh mafia bola melalui tautan berikut https://dik.si/aiman_mafiabola.

Baca juga: PSSI Pastikan Liga 1 Musim Depan Kembali Pakai AAR

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi