Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tawuran Marak Terjadi Saat Ramadhan?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/DANI JULIUS
Sarung modifikasi milik sekelompok pelajar digunakan untuk tawuran malam hari di jalanan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ramadhan belum genap satu minggu, tetapi beberapa aksi tawuran yang melibatkan para remaja terjadi di sejumlah daerah.

Video aksi tawuran ini juga banyak beredar di media sosial dalam beberapa waktu terakhir.

Di Semarang, aksi tawuran terjadi menjelang sahur pertama pada Minggu (3/4/2022) dini hari. Polisi pun telah mengamankan sembilan remaja terkait aksi tersebut.

Tawuran juga terjadi di Gang Ayat, Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi pada Senin (4/4/2022). Dalam rekaman CCTV, terlihat mereka bentrok dan saling serang menggunakan sarung sebagai senjatanya.

Ketika bentrokan terjadi, salah seorang remaja juga sempat terjatuh yang kemudian langsung ditendang dan disabet menggunakan sarung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tuban, aksi tawuran yang terjadi pada Minggu (3/4/2022) bahkan menyebabkan seorang remaja dilarikan ke rumah sakit.

Aksi tawuran itu bermula dari saling ejek antar remaja yang sama-sama sedang bermain kembang api di lokasi tersebut sambil mengisi waktu pagi di awal puasa.

Baca juga: Remaja 14 Tahun Meninggal di Bekasi, Diduga Korban Salah Sasaran Pelaku Tawuran

Mengapa tawuran saat Ramadhan kerap terjadi?

Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono mengatakan, sebenarnya tak ada hubungan langsung antara bulan Ramadhan dan tawuran.

Akan tetapi, tawuran di bulan Ramadhan ini terjadi karena adanya pertemuan-pertemuan yang tidak langsung atau dalam sosiologi disebut eclective affinity.

"Jadi, kenapa Ramadhan kerap terjadi tawuran? Karena Ramadhan dalam kebiasaan kita itu kemudian terhubung dengan memperluas waktu luang," kata Drajat kepada Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Ia mencontohkan, jam-jam sekolah atau jam kerja ketika Ramadhan mengalami pengurangan. Selain itu, warga yang biasanya di rumah, kini berkumpul dan berangkat ramai-ramai ke masjid.

Dari kondisi itu, Drajat menyebut ruang-ruang pertemuan publik menjadi semakin intensif.

Baca juga: Video Viral Tawuran Sebelum Sahur di Kota Semarang, 9 Remaja Ditangkap

Menurutnya, hal ini kemudian disalahgunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk mengadakan pertemuan yang berujung pada aksi pergesekan.

"Ini yang menimbulkan peluang untuk terjadinya pertemuan-pertemuan, pergesekan-pergesekan kelompok itu," jelas dia.

"Waktu luang itu dimanfaatkan sebagian orang untuk tawuran. Jadi ini relasinya eklektif," sambungnya.

Selain itu, kontrol masyarakat dan aparatur hukum selama bulan Ramadhan juga biasanya lebih longgar.

Sebab, masyarakat beranggapan bahwa berkumpul-kumpul atau berkeliling ramai-ramai yang kerap dilakukan selama Ramadhan adalah untuk hal-hal kebaikan.

"Jadi kalau orang mau keluar, mau berbondong-bondong ya dipikir merupakan perbuatan yang baik terkait Ramadhan, ternyata ada yang menyalahgunakan. Jadi sistem sosial dan kontrol negara itu berkurang," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi