Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Subvarian Baru Omicron XE, Apakah Sudah Ditemukan di Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Corona Borealis Studio
Ilustrasi virus corona, virus NeoCov ditemukan ilmuwan Wuhan, China, diklaim sebagai varian baru Covid (Neo Covid).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Virus corona subvarian Omicron memunculkan subvarian baru. Subvarian itu itu disebut Omicron XE.

Omicron XE merupakan mutasi dari subvarian Omicron BA.1 dan BA.2 sehingga disebut sebagai rekombian.

Subvarian tersebut pertama kali diidentifikasi di Inggris pada (19/1/2022). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, tes awal subvarian ini menunjukkan bahwa Omicron XE memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dari subvarian sebelumnya.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 XE Terdeteksi di Inggris, Lebih Menular dari BA.2

Kendati demikian, WHO menggarisbawahi bahwa tingkat penularan tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdeteksi di Inggris

Dikutip dari Independent, kasus Omicron XE ini telah terdeteksi di Inggris sebanyak 637 kasus per 22 Maret 2022.

Saat ini, Inggris sedang mengalami lonjakan baru kasus Covid-19.

Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan bahwa 4,9 juta orang di Inggris terinfeksi Covid-19 pada akhir pekan lalu. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 terjadi di Inggris.

Baru-baru ini, salah satu negara di Asia Tenggara yaitu Thailand mengonfirmasi bahwa subvarian Omicron XE telah terdeteksi di negaranya.

Lantas, apakah subvarian Omicron XE sudah masuk ke Indonesia?

Baca juga: Muncul Varian Baru Corona XE, Apa Itu dan Bagaimana Gejalanya?

Penjelasan Satgas Covid-19

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Brigjen TNI Purn dr Alexander K Ginting Sp.P(K) memastikan bahwa subvarian Omicron XE hingga saat ini belum terdeteksi di Indonesia.

“Yang terakhir untuk ASEAN itu dilaporkan di Bangkok, dan Indonesia belum melaporkannya,” ujarnya melalui pesan singkat, saat dihubungi oleh Kompas.com, Kamis (6/4/2022).

Kendati demikian, Alex mengimbuhkan bahwa subvarian tersebut tidak menutup kemungkinan akan masuk ke Indonesia.

“Kemungkinan masuk ke Indonesia berdasarkan pengalaman sebelumnya pasti dari PPLN yang masih window period,” imbuhnya,

Oleh karena itu, Satgas penanganan Covid-19 mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 17 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri pada Masa Pandemi Covid-19.

SE tersebut diharapkan mampu menyaring PPLN yang masuk ke Indonesia sehingga penularan Omicron XE tidak terjadi.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 XE Terdeteksi di Inggris, Lebih Menular dari BA.2

Penjelasan Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menegaskan bahwa subvarian Omicron XE hingga saat ini belum terdeteksi di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan melalui keterangan Prof. Wiku Adisasmito selaku Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penenganan Covid-19.

“Sejauh ini menurut Kementerian Kesehatan, varian yang pertama kali ditemukan di Inggris ini belum ditemukan di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan pers yang digelar secara virtual, Rabu (5/4/2022).

Kendati demikian, pemerintah tetap akan berhati-hati dalam menentukan kebijakan terkait penanganan Covid-19.

“Masyarakat diimbau agar tidak perlu takut berlebihan karena rekombinasi virus bukan hal yang baru dan sudah banyak terjadi,” imbuhnya.

Sebaliknya, ketakutan dan kekhawatiran tersebut dapat menurunkan imunitas tubuh dalam menghadapi penularan Covid-19.

Baca juga: Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Beberkan Gejala Subvarian Omicron BA.2

Masyarakat tidak perlu khawatir

Dikutip dari ABC, Pakar kesehatan publik dari Boston Children's Hospital John Brownstein mengatakan, subvarian Omicron XE ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Pasalnya varian rekombinan tersebut akan terus bermunculan.

“Pada kenyataannya, ini adalah subvarian XE itu berarti kita sudah mendeteksi subvarian XA, XB, XC, dan XD," kata dia.

"Dan tidak ada satu pun dari mereka yang berubah menjadi hal yang benar-benar harus diwaspadai," lanjut dia.

Varian rekombinan semacam ini juga sudah sering muncul, baik dalam kasus Covid-19 maupun penyakit lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi