KOMPAS.com - Pandemi virus corona penyebab Covid-19 masih melanda seluruh dunia. Penambahan kasus infeksi virus corona masih terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dilansir dari laman Worldometers, Kamis (7/4/2022) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 495.018.859 (495 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 430.637.829 (430 juta) pasien telah sembuh, dan 6.190.812 orang meninggal dunia.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 58.190.218, dengan rincian 58.135.407 pasien dalam kondisi ringan dan 54.811 dalam kondisi serius.
Baca juga: Luhut Sebut Covid-19 di Indonesia Terkendali, Ini Kata Epidemiolog
Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:
- Amerika Serikat: 81.944.233 kasus, 1.010.508 orang meninggal, total sembuh 66.087.713
- India: 43.031.851 kasus, 521.560 orang meninggal, total sembuh 42.497.567
- Brasil: 30.067.249 kasus, 660.782 orang meninggal, total sembuh 28.942.887
- Perancis: 26.390.471 kasus, 142.912 orang meninggal, total sembuh 23.717.410
- Jerman: 22.164.060 kasus, 131.516 orang meninggal, total sembuh 17.675.700.
Catatan: data yang ditampilkan dapat berubah sewaktu-waktu.
Baca juga: 3 Gejala Baru Terinfeksi Covid-19, dari Nyeri Otot hingga Diare
Peningkatan kasus di Indonesia
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus Covid-19 di Indonesia belakangan mengalami peningkatan.
Hingga Rabu (6/4/2022) pukul 12.00 WIB, angka positif Covid-19 di Indonesia bertambah 2.400 kasus.
Sehingga, jumlah kasus positif Covid-19 sampai saat ini menjadi 6.026.324 orang.
Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah Indonesia melaporkan adanya penambahan 5.415 orang. Kini total pasien sembuh 5.788.714 orang.
Pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 juga bertambah sebanyak 43 orang, sehingga totalnya menjadi 155.464.
Baca juga: Varian Baru Covid-19 XE Terdeteksi di Inggris, Lebih Menular dari BA.2
Rekor 20.000 kasus Covid-19 di China
Hal itu terjadi ketika jutaan orang di Shanghai, China kembali mengalami lockdown.
Strategi "nol-Covid-19" negara itu berada di bawah tekanan besar ketika kasus melonjak, dengan sekitar 25 juta penduduk Shanghai, kota terbesar di China, diperintahkan untuk tinggal di rumah ketika pihak berwenang berjuang untuk menahan wabah tersebut.
Hingga Maret 2022, China telah menjaga kasus harian tetap rendah dengan penguncian lokal yang cepat, pengujian massal, dan pembatasan ketat pada perjalanan internasional.
Namun, beban kasus telah mencapai ribuan per hari dalam beberapa pekan terakhir, dengan para pejabat mengatakan mereka telah mendeteksi mutasi dari varian Omicron yang sangat menular.
Selengkapnya baca di sini.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Boleh Saat Puasa, Ini Saran Kemenkes
Korea Selatan tingkatkan jumlah penerbangan internasional
Masih dari sumber yang sama, Korea Selatan akan menambah ratusan penerbangan internasional per minggu mulai Mei 2022.
Selain itu, pemerintah juga akan terus melonggarkan langkah-langkah anti-virus corona ketika gelombang infeksi varian Omicron menurun.
Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Jeon Hae-cheol mengatakan, pemerintah akan mengizinkan 100 penerbangan mingguan untuk tujuan AS, Eropa, Thailand, dan Singapura, di mana pengecualian karantina dan masuk bebas visa dimungkinkan.
Kemudian, 100 penerbangan internasional mingguan lagi akan ditambahkan pada bulan Juni dan 300 penerbangan lagi pada bulan Juli.
Hanya 420 penerbangan internasional seminggu yang saat ini melayani Korea Selatan, turun dari 4.714 sebelum pandemi Covid-19.
Selengkapnya baca di sini.
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Vaksinasi Covid-19 Tidak Batalkan Puasa, Ini Penjelasannya
Risiko pembekuan darah akibat Covid-19
Orang yang mengidap Covid-19 memiliki peningkatan risiko mengalami pembekuan darah serius hingga enam bulan setelah terinfeksi, bahkan dalam kasus ringan, kata sebuah penelitian, Kamis (7/4/2022).
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Covid-19 meningkatkan risiko pembekuan darah, tetapi studi baru dalam jurnal medis BMJ menunjukkan berapa lama ancaman itu dapat bertahan.
Untuk mengetahuinya, para peneliti membandingkan data dari lebih dari satu juta orang di registrasi nasional Swedia, yang tertular Covid-19 dari Februari 2020 hingga Mei 2021.
Ditemukan bahwa mereka yang mengidap Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi terkena emboli paru, gumpalan darah yang menyumbat arteri di paru-paru, hingga enam bulan setelah infeksi.
Ada juga peningkatan bahaya trombosis vena dalam, bekuan darah yang biasanya terjadi di kaki, hingga tiga bulan setelah tertular Covid-19.
Selengkapnya baca di sini.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Jenis Apa Pun Kini Bisa Dipakai Umrah, Berikut Info Selengkapnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.