Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Lokasi Demo BEM SI 11 April, dari Istana ke DPR RI

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO
aksi demo menuntut 6 tuntutan di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (9/4/2022)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Aliansi BEM Seluruh Indonesia mengubah lokasi demo yang sebelumnya akan berada di Istana Negara ke DPR RI.

Hal itu seperti diumumkan dalam Instagram BEM SI, Minggu (10/4/2022).

"Aliansi BEM Seluruh Indonesia kembali akan menggelar aksi masa yang akan dilaksanakan pada Senin, 11 April 2022, pukul 10.00, lokasi DPR RI," tulis pengumuman tersebut.

Tuntutan demo BEM SI

Dalam aksi tersebut mereka menuntut 4 hal. Berikut tuntutan demo BEM SI:

1. Mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.

3. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.

4. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.

Alasan pemindahan lokasi demo

Dikutip dari Kompas.tv, Koordinator Media BEM SI Luthfi Yusfrizal mengatakan alasan pemindahan lokasi unjuk rasa karena ingin memastikan DPR melaksanakan konstitusi dengan baik.

Sementara itu, Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Kaharuddin menjelaskan bahwa pemilihan tempat demo ke rumah rakyat atau Gedung DPR RI memang memiliki tujuan.

Tujuan tersebut antara lain untuk menyampaikan aspirasi dan memberikan peringatan kepada wakil rakyat terkait dengan berbagai permasalahan yang ada.

Terlebih, isu penundaan pemilu seringkali terdengar di telinga rakyat beberapa waktu terakhir.

"Isu penundaan pemilu telah menjadi perbincangan di kalangan politik hingga masyarakat sekitar. Berbagai pendapat mengenai isu tersebut menjadi polemik yang tak kunjung mereda," ujar Kaharuddin, melansir Antara. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi