KOMPAS.com - Gerak planet di tata surya menjadi salah satu sorotan penting para astronom sejak zaman kuno.
Dahulu, manusia percaya bahwa Matahari, Bulan, planet, bintang, dan benda langit lainnya mengelilingi Bumi. Namun hal tersebut kemudian berubah sejak abad ke-16.
Berikut ini perjalanan teori geosentris...
Dilansir Universe Today, model geosentris menyebutkan bahwa planet Bumi adalah pusat alam semesta yang dikelilingi oleh Matahari dan semua planet.
Model kosmologis ini diterima sejak zaman kuno. Model ini telah diformalkan oleh astronom Yunani dan Romawi kuno seperti Aristoteles dan Claudius Ptolemaeus (Ptolemy).
Baca juga: Heliosentris: Prinsip Umum, Sejarah, dan Penemunya
Perjalanan teori geosentris dari waktu ke waktu
Model geosentris pada dasarnya diturunkan menjadi dua prinsip, yaitu:
Bagi para astronom kuno, bintang-bintang, Matahari, dan planet-planet tampak berputar mengelilingi Bumi setiap hari.
Dari perspektif pengamat yang terikat Bumi, Bumi tidak tampak bergerak dan menjadikannya titik tetap di ruang angkasa.
Keyakinan bahwa Bumi itu bulat dan menjadi fakta yang diterima pada abad ke-3 SM, dimasukkan ke dalam sistem ini.
Dengan demikian, pada zaman Aristoteles, model geosentris alam semesta menjadi satu di mana Bumi, Matahari, dan semua planet berbentuk bola.
Selain itu Matahari, planet-planet, dan bintang-bintang bergerak dalam gerakan melingkar yang sempurna.
Baca juga: 5 Fakta Mengejutkan dari Planet-planet di Tata Surya
Astronom Mesir-Yunani Claudius Ptolemaeus merilis risalahnya, Almagest, pada abad ke-2 SM.
Ptolemaeus berpendapat bahwa Bumi berada di pusat alam semesta dan bintang-bintang semuanya berada pada jarak yang tidak terlalu jauh dari pusat alam semesta.
Setiap planet dalam sistem ini juga digerakkan oleh sistem dua bola, yakni deferent dan epicycle.
Deferent adalah lingkaran yang titik pusatnya dihilangkan dari Bumi, yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan panjang musim. Epicycle tertanam di bidang yang berbeda, bertindak sebagai semacam "roda di dalam roda".
Tujuan dari epicycle adalah untuk menjelaskan gerakan mundur, yaitu saat planet-planet di langit tampak melambat, bergerak mundur, kemudian bergerak maju lagi.
Sayangnya, penjelasan ini memiliki kelemahan, karena tidak menjelaskan semua perilaku planet yang diamati.
Baca juga: 8 Fakta Unik Planet Uranus, Punya Cincin dan Memiliki Suhu Terdingin
Adapun yang paling terlihat adalah ukuran lingkaran retrograde sebuah planet (terutama Mars), di mana terkadang lebih kecil atau lebih besar dari yang diperkirakan.
Kemudian untuk mengatasi masalah tersebut Ptolemaeus mengembangkan equant, alat geometris yang terletak di dekat pusat orbit planet yang menyebabkannya bergerak dengan kecepatan sudut yang seragam.
Bagi pengamat yang berdiri pada titik ini, epicycle planet akan selalu tampak bergerak dengan kecepatan yang seragam, sedangkan siklus tersebut akan tampak bergerak dengan kecepatan yang tidak seragam dari lokasi lain.
Meskipun sistem itu menjadi model kosmologis yang diterima di zaman Romawi, Abad Pertengahan Dunia Eropa dan Islam selama lebih dari seribu tahun, tapi hal itu sulit diterima di zaman modern.
Model tersebut secara bertahap digantikan oleh model heliosentris alam semesta yang diusulkan Nicolaus Copernicus, kemudian dilanjutkan oleh Galileo dan Kepler.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.