Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Pengeroyokan Ade Armando Saat Demo 11 April

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Dosen Universitas Indonesia sekaligus Ketua Pergerakan Indonesia Untuk Semua (PIS) Ade Armando di Jakarta, Rabu (23/3/2022).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Dosen Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menjadi korban pengeroyokan saat aksi demo di DPR RI, Senin (11/4/2022).

Dia mengalami luka pada bagian kepala akibat tindak kekerasan oleh sejumlah pelaku saat aksi unjuk rasa.

Ade memang dikenal sebagai orang yang kerap lantang menyuarakan dukungan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sedangkan aksi demo kemarin memiliki sejumlah agenda, salah satunya menentang wacana amandemen UUD 1945 untuk mengakomodasi masa kepemimpinan presiden 3 periode.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana kronologi pengeroyokan Ade Armando?

Berikut kronologi, respons UI, hingga pelaku yang telah teridentifikasi pihak kepolisian:

Baca juga: Doa untuk Ade Armando dan Bangsa Indonesia

1. Datang untuk mendukung tuntutan demo

Ade datang ke lokasi demo tanpa ada maksud untuk ikut dalam aksi tersebut atau menentangnya.

Sebelum kejadian, dalam sebuah wawancara dengan wartawan, Ade mengaku, ia datang untuk memantau dan menyatakan dukungan terhadap aksi dan tuntutan yang disampaikan.

Diketahui, salah satu agenda aksi saat itu adalah menentang wacana amandemen UUD 1945 untuk melanjutkan wacana kepemimpinan presiden di periode ketiga.

"Saya tidak ikut demo, tetapi saya memantau dan saya ingin menyatakan mendukung," kata Ade, dikutip dari Kompas.com, Selasa (12/4/2022).

Meski kerap muncul di media sosial dengan pernyataan dan sikap politiknya yang condong ke kubu Istana.

Namun untuk perpanjangan periode kepemimpinan presiden, Ade menyebut, ia tidak di pihak yang menyetujuinya.

"Kalau isunya meminta agar dibatalkan amendemen saya rasa mayoritas bangsa setuju ya, dan saya menyatakan persetujuan juga terhadap itu," kata dia.

Baca juga: Sederet Kontroversi Ade Armando, Dosen UI yang Dikeroyok hingga Babak Belur Saat Demo 11 April

2. Kronologi pengeroyokan Ade Armando

Peristiwa bermula saat aksi yang digelar Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dibubarkan kepolisian sekitar pukul 15.30 WIB.

Ketika itu, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan tiga wakil ketua DPR RI sudah menemui massa aksi.

Tak berselang lama, suasana yang semula kondusif tiba-tiba ricuh di sisi barat.

Bersamaan dengan kembalinya Kapolri dan tiga wakil rakyat, hampir semua aparat kepolisian turut masuk ke dalam kompleks DPR RI.

Di saat itu aksi saling lempar botol minuman terjadi.

Massa yang mengenakan jas almamater mahasiswa mundur ke arah timur. Sedangkan sekelompok pemuda berpakaian bebas terlihat melempar-lemparkan benda.

Sekitar pukul 15.39 WIB, sebuah ban dibakar di depan gerbang DPR RI.

Tak jauh dari lokasi pembakaran ban, terlihat ada orang berkerumun tampak seperti sedang berselisih hingga terjadi perkelahian.

Di belakang kerumunan, Ade Armando terlihat sudah terkapar tak berdaya di aspal.

Tubuh juga wajahnya berdarah. Pakaiannya sudah dilucuti, dia hanya memakai celana dalam dan baju yang sudah sedikit robek.

Meski kondisinya sudah tak berdaya, Ade Armando terlihat masih diinjak sejumlah orang. Beberapa orang pun terlihat mencoba menghentikan aksi kekerasan itu.

Baca juga: Siapa Ade Armando, Dosen UI yang Babak Belur di DPR Saat Demo 11 April

3. Menjalani perawatan medis

Akibat amukan yang diterimanya, Ade Armando harus dipapah dua orang polisi demi menghindari demonstran.

Ia pun dibawa ke tim medis yang ada di dalam kompleks parlemen untuk mendapat pertolongan dari tim dokter kepolisian yang bertugas.

Namun, Ade kemudian dilarikan ke rumah sakit demi mendapatkan tindakan lebih lanjut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyebut, kondisi Ade Armando terdapat luka di bagian kepalanya.

"Kondisi Ade Armando cukup memprihatinkan. Beliau terluka di bagian kepala," kata Fad dalam konferensi pers, Senin (11/4/2022) malam.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) organisasi masyarakat (Ormas) Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada menyebut, Ketua PIS Ade Armando mengalami luka serius.

"Hasil pemeriksaan dokter menunjukan ada pendarahan dalam di bagian kepala.Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," jelas dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (11/4/2022).

Baca juga: Fakta Demo 11 April di DPR, Berujung Ricuh dan Pengeroyokan

4. Respons Fisip UI

Terkait tindak kekerasan yang diterima salah satu akademisinya, Fisip UI mengeluarkan pernyataan resmi yang berisi keprihatinannya terhadap apa yang dialami Ade Armando.

Melalui akun Instagram @fisip_ui, kampus berharap kepolisian dapat menangani tindak kekerasan ini secara hukum.

Sekalipun kehadiran Ade di lokasi demonstrasi tidak berkaitan dengan urusan kampus.

"Sebagai salah satu dosen tetap pada Departemen Komunikasi FISIP UI, kemaslahatan beliau menjadi perhatian kami. Sungguh pun kehadiran dan pernyataan-pernyataan beliau berada di ranah pribadi yang bersangkutan," demikian bunyi salah satu bagian pernyataan resmi FISIP UI.

Baca juga: 4 Fakta Demo BEM SI: Target Ribuan Orang, Pindah Lokasi, 4 Tuntutan, dan Pesan Pemerintah

5. Polisi berhasil mengidentifikasi pelaku

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyatakan, pelaku pengeroyokan Ade Armando telah berhasil teridentifikasi.

Sebelumnya, wajah-wajah pelaku memang sudah terekam jelas dalam video dan foto-foto yang beredar.

"Kami akan mengumumkan identitas pelaku dan jika tidak menyerahkan diri akan kami lakukan penangkapan!" ujar Fadil, dalam konferensi pers, Senin (11/4/2022) malam.

Fadil mengonfirmasi, pelaku pengeroyokan bukan berasal dari kelompok mahasiswa yang melakukan aksi.

"Kami menyayangkan ada kelompok sengaja memancing di air keruh. Dia bukan unjuk rasa menyampaikan pendapat tapi memang niat untuk membuat kerusuhan," ucap Fadil.

(Sumber: Kompas.com/Mita Amalia Hapsari, Muhammad Isa Bustomi, Vitorio Mantalean
Editor: Ihsanuddin, Nursita Sari, Ivany Atina Arbi, Bagus Santosa)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi