Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Harmoko: Nama Ayah Saya Bukan Singkatan dari Harun Mohamad Kohar

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot Wikipedia
Tangkapan layar profil Harmoko di Wikipedia. Disebutkan nama Harmoko singkatan dari Haji Harun Mohamad Kohar
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Pihak keluarga Menteri Penerangan Republik Indonesia pada era Presiden Soeharto, Harmoko, mengoreksi nama Harmoko yang disebut singkatan dari Harun Mohamad Kohar. 

Menurut Azisoko Harmoko, putra almarhum Harmoko, nama ayahnya yang sebenarnya hanya Harmoko, bukan singkatan dari Harun Mohamad Kohar.

Hal itu diungkapkan Dimas, sapaan Azisoko, setelah mengetahui di sejumlah pemberitaan media bahwa nama ayahnya disebutkan yaitu Harun Mohamad Kohar dan disingkat menjadi Harmoko. 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Harmoko Minta Soeharto Mundur dan Mahasiswa Duduki Parlemen

Tidak tahu Harmoko jadi Harun Mohamad Kohar

Dimas mengaku tidak tahu dari mana asal mulanya mengapa banyak pihak menulis nama Harun Mohamad Kohar disebut sebagai nama asli ayahnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Nah, itu dia. Saya juga tidak tahun dari mana (asal nama Harun Mohamad Kohar muncul). Setahu saya dulu bapak ibunya almarhum juga memanggilnya Harmoko,” ujar Dimas saat dihubungi, Rabu (13/4/2022).

Dimas juga mengatakan, selain Harmoko, nama-nama saudara ayahnya juga mirip dengan menggunakan awalan “Har”.

“Saudara-saudara bapak juga namanya hampir mirip, ada Hariaji, Harsono, dan lain-lain,” kata dia.

Tahu dari pemberitaan Kompas.com

Dimas pertama kali mengetahui bahwa nama ayahnya banyak dituliskan sebagai sebuah nama “akronim” usai membaca salah satu berita di Kompas.com (saat ini sudah diperbaiki).

Dia kemudian menemukan penulisan singkatan nama ayahnya ternyata juga dituliskan di sejumlah media lain, termasuk Wikipedia.

Kepada Kompas.com, Dimas mengatakan bahwa nama asli ayahnya “Harmoko” saja tanpa embel-embel lain, dan bukan merupakan akronim dari nama lain.

“Harmoko saja (nama aslinya). Kecuali di paspor pakai nama orangtua almarhum untuk last name,” terangnya.

Dimas berharap, jika ada yang mengutip nama ayahnya sebagai nama akronim tertentu agar bisa membetulkan hal tersebut.

Baca juga: Harmoko dan Kalimat Ikonik Menurut Petunjuk Bapak Presiden

 

Profil Harmoko

Harmoko adalah Menteri Penerangan di era Presiden Soeharto atau Orde Baru.

Selain sebagai Menteri Penerangan, Harmoko juga pernah menjabat sebagai pimpinan DPR/MPR pada periode 1997-1999.

Dikutip dari Kompas.com 5 Juli 2021, sebelum menjabat sebagai Menteri Penerangan, Harmoko sempat bekerja sebagai wartawan di sejumlah media massa.

Harmoko menjadi wartawan dan kartunis pada awal tahun 1960-an di harian Merdeka dan majalah Merdeka.

Pada tahun 1964, Harmoko pernah bekerja sebagai wartawan di harian Angkatan Bersenjata, kemudian menjadi wartawan di harian API tahun 1965.

Pada tahun itu, Harmoko juga menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko.

Tahun 1966 sampai 1968, Ia terpilih sebagai pimpinan dan penanggung jawab harian Mimbar Kita.

Baca juga: Beberapa Kenangan Kecil bersama Harmoko

Menteri Penerangan pada era Presiden Soeharto

Selanjutnya tahun 1970, Ia dan teman-temannya menerbitkan harian Pos Kota.

Sebagai wartawan, Harmoko pernah dipilih sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Penerangan pada masa Presiden Soeharto saat Kabinet Pembangunan IV tahun 1983.

Ia menjabat posisi tersebut sampai masa Kabinet Pembangunan VI tahun 1997.

Saat menjadi Menteri Penerangan, Harmoko pernah mendirikan gerakan Kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa).

Kelompok tersebut dimaksudkan sebagai media untuk menyampaikan informasi dari pemerintah.

Harmoko juga pernah menjabat Ketua Umum Golkar pada periode 1993-1998. Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua MPR pada 1997 sampai 1999.

Harmoko meninggal dunia pada Minggu (4/7/2021) dalam usia 82 tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi