Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siprus, Negara Kecil di Laut Tengah yang Dikuasai Kucing

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Secret Travel Guide
Di Siprus, populasi kucing jauh melebihi populasi manusia.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Siprus dipenuhi kucing rumahan dan kucing jalanan yang tak terhitung jumlahnya.

Republik Siprus adalah negara pulau di Laut Tengah bagian timur, di sebelah selatan Turki dan di sebelah barat Suriah.

Dengan luas hanya 9.251 km2, Siprus ternyata memiliki lebih banyak kucing daripada manusia.

Dilansir dari Irish Times, 26 Oktober 2021, Siprus bahkan dikenal dengan dengan sebutan "island of cats" atau pulau kucing.

Dari data di akhir tahun 2021 didapatkan fakta bahwa populasi kucing di Siprus mencapai 1,5 miliar, jauh lebih banyak daripada populasi manusianya yang hanya mencapai 1,3 miliar saja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Setelah 46 Tahun, Pantai Kota Hantu di Siprus Dibuka Kembali untuk Umum

Nasib kucing liar Siprus selama pandemi

Nasib ribuan kucing liar di Siprus terbantu oleh kedatangan wisawatan. Turis yang datang biasanya akan mau memberi makan kucing-kucing liar Siprus yang ada di tengah kota maupun di pojok-pojok desanya.

Turis yang melihat sendiri nasib kucing-kucing di Siprus, juga tak segan mengulurkan donasi kepada beberapa organisasi pecinta satwa yang ada di sana, seperti misalnya Tala Cat Park yang ada di dekat Paphos, salah satu kota di Siprus,

Dari sumber yang sama, The Irish Times, sekitar 50 turis biasanya mengunjungi Tala Cat Park setiap harinya. 

Namun rutinitas itu terhenti total semenjak 2020, sejak Covid-19 menerjang segala penjuru dunia.

Padahal hampir sebanyak 900 kucing tinggal di sana, dan semuanya butuh makanan juga obat-obatan.

Tala Cat Park adalah shelter khusus bagi kucing-kucing liar berkebutuhan khusus yang diambil dari jalanan Siprus, seperti kucing buta atau kucing yang kehilangan salah satu kakinya.

Kucing liar di Siprus hampir ada di segala penjuru kota. Namun populasi terbanyak ada di Paphos, kota unik yang katanya adalah tempat lahirnya dewa Yunani, Aphrodite.

Sebelum pandemi datang, kucing liar ini bisa ditemukan di mana-mana. Duduk bersantai di tepi kolam renang, di kursi-kursi bar, atau di depan toko-toko souvenir. Semuanya menunggu uluran turis yang memberi mereka jajanan ringan untuk mengganjal perut.

Pecinta satwa, meski tertatih mengumpulkan donasi, namun tak pernah menyerah sejak 2020 hingga kini.

Dilansir dari , Ayiomamitis, juru bicara komunitas Cat Paws, menyatakan bahwa ia dan kru setiap harinya berkeliling ibukota Siprus, Nicosia, untuk memberi makan 200 ratusan lebih kucing liar.

Baca juga: 5 Destinasi Wisata Aneh, Ada Kota Hantu dan Pulau Kucing

Mengebiri kucing melawan kehendak Tuhan

Siprus dan kucing memang tak terpisahkan. Bahkan bukti sejarah menyatakan bahwa di Sipruslah pertama kalinya manusia menimang kucing dan menjadikannya binatang peliharaan.

Hal ini dilandasi penemuan makam kuno yang berusia lebih dari 9.500 tahun.

Di makam itu, ditemukan kerangka manusia dan kerangka kucing dalam satu liang lahat. Berdekatan, seperti tak terpisahkan.

Dalam cerita legenda, dikatakan bahwa Cleopatra dan St Helena of Constantinople lah yang pertama kali mendatangkan kucing untuk hidup di tengah manusia. Tujuannya satu, yaitu untuk mengusir hama ular yang mengganggu ketentraman kota.

Dari zaman kuno hingga kini, kucing terus melekat erat dengan Siprus, bahkan kucing sampai masuk ke ranah politik Siprus.

Seperti lahirnya polisi satwa, yang mengawasi dan menginvestigasi ratusan kasus penyiksaan satwa, utamanya kucing.

Di tahun 2021, lebih dari 25.000 orang menandatangani petisi menuntut agar pemerintah menaikkan dana pemeliharaan kucing-kucing liar, termasuk di dalamnya dana untuk membiayai program vaksinasi dan sterilisasi guna menekan ledakan populasi kucing.

Penduduk Siprus dan juga turis asing juga menjejali laman Facebook Cyprus Cats Who Need Homes or Help. Setiap hari donasi mengalir di sini.

Penjaga akun menggemborkan kampanye agar penduduk Siprus mau mengadopsi dan merawat kucing jalanan, memberinya rumah tinggal dan makanan agar kucing-kucing tak mati sia-sia karena kelaparan atau terlindas mobil.

Meski usaha menekan populasi kucing terus digalakkan, namun di beberapa titik program ini terganjal oleh budaya lokal.

Beberapa penduduk asli Siprus, hingga kini masih tetap meyakini bahwa mengebiri kucing adalah tindakan melawan kehendak dewa atau Tuhan. Sehingga mereka menentang pengebirian.

Baca juga: Begini Cara Belanda Menjadi Negara Pertama yang Bebas Anjing Jalanan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi