KOMPAS.com - Hari ini 16 tahun lalu, tepatnya pada 15 April 2006, kereta api Sembrani dan Kertajaya bertabrakan di Stasiun Gubug, Grobogan, Jawa Tengah.
Saat itu, kereta api Sembrani melayani rute Jakarta Gambir-Surabaya Pasar Turi, sedangkan kereta api Kertajaya relasi Jakarta Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi.
Dilansir dari laporan yang diterbitkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan kereta api tersebut mengakibatkan 14 orang meninggal dan 26 lainnya mengalami luka-luka.
Selain menimbulkan korban jiwa, kecelakaan juga berakibat pada kerusakan dua rangkaian kereta api, baik Sembrani dan Kertajaya.
Lokomotif kereta api Kertajaya mengalami rusak berat, posisinya terbalik, hingga bogie (roda) terlepas dari sumbunya.
Sementara itu, lokomotif yang menarik kereta api Sembrani posisinya merebah ke kiri, kaca kabin masinis pecah, dan pintu ruang mesin sebelah kiri mengalami deformasi.
Tiga dari sembilan kereta Sembrani posisinya sampai masuk di persawahan sebelah kanan arah datangnya kereta api.
Baca juga: Viral, Video Kereta Api Anjlok di Tengah Pelintasan, Ini Kata PT KAI
Kronologi tabrakan KA Sembrani dan Kertajaya
Tabrakan kereta api Sembrani dan Kertajaya tepatnya terjadi di wesel empat sebelah Timur Stasiun Gubug pada pukul 02.10 WIB.
Sebagai informasi, Stasiun Gubug ketika itu memiliki dua jalur, yakni jalur 1 atau sepur 1 (belok) dan jalur 2 atau sepur 2 (lurus).
Pada pukul 01.45 WIB, kereta api Kertajaya dari arah Semarang masuk dan berhenti di jalur 1 Stasiun Gubug.
Kereta api Kertajaya direncanakan disusul oleh dua kereta api lain di Stasiun Gubug, yakni Gumarang dan Sembrani.
Pukul 01.52 WIB, kereta api Gumarang melewati Stasiun Gubug ke arah Surabaya, dan melewati stasiun berikutnya, yakni Stasiun Karangjati pukul 02.03 WIB.
Setelah kereta api Gumarang melewati Stasiun Karangjati, Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Karangjati mewartakan lewatnya kereta api Gumarang kepada PPKA Stasiun Gubug.
Baca juga: Viral, Video Kereta Melintas Dekat Rumah Warga, Ini Penjelasan PT KAI
Jalur 2 aman dilewati kereta api Sembrani
Kemudian, PPKA Stasiun Gubug menyiapkan jalur 2 (lurus) untuk dilewati oleh kereta api Sembrani dengan sinyal keluar (arah Karangjati) aman.
Namun, kereta api Kertajaya yang berada di jalur 1, tiba-tiba bergerak maju secara perlahan hingga posisi lokomotif berada di wesel.
Sesuai prosedur, pemberangkatan kereta api Kertajaya seharusnya didahului dengan adanya semboyan 40 dari PPKA untuk kondektur.
Kondektur kemudian memberi semboyan 41 (peluit) kepada masinis dan dijawab masinis dengan semboyan 35 (suling lokomotif) sebagai tanda mengerti.
Ditegaskan KNKT bahwa keseluruhan prosedur tersebut tidak dilakukan.
Sementara itu, menurut informasi yang diperoleh dari asisten masinis kereta api Kertajaya, yang bersangkutan pada saat itu sedang berdiri di pintu lokomotif untuk mengecek posisi lampu wesel.
Baca juga: Viral, Video Gerombolan Remaja Melempari Kereta Api yang Melintas, Ini Kata KAI
Berteriak ke masinis untuk memundurkan kereta
Dia melihat bahwa wesel pada posisi putih, berarti posisi untuk sepur lurus, dan kemudian berteriak kepada masinis untuk memundurkan rangkaian kereta api Kertajaya.
Pada pukul 02.10 WIB, kereta api Sembrani dengan kecepatan normal sekitar 70 kilometer per jam masuk dari arah Semarang.
Masinis kereta api Sembrani melihat jalurnya terhalang (tidak bebas) dan bergegas melakukan pengereman darurat (emergency brake).
Namun tetap saja, lokomotif kereta api Sembrani menabrak kereta api Kertajaya yang sedang berusaha berjalan mundur.
Tabrakan terjadi di lokasi wesel. Lokomotif kereta api Sembrani menabrak lokomotif kereta api Kertajaya.
Lokomotif kereta api Sembrani berikut tiga keretanya terguling di sawah sebelah Selatan rel (arah kanan dari datangnya kereta), dan dua kereta lainnya anjlok.
14 orang meninggal dunia dan 26 lainnya luka-luka
Sementara itu, lokomotif kereta api Kertajaya terlempar ke arah utara rel (arah kiri datangnya kereta).
Kedua bogienya terlepas, bahkan satu bogie terpisah dan terlempar masuk ke sawah di sebelah kanal rel hingga 50 meter.
14 orang yang terdiri dari 13 penumpang dan 1 awak kereta api meninggal dunia dalam kejadian ini. Sementara 23 penumpang dan 3 awak kereta api mengalami luka-luka.
Korban meninggal terbanyak berada di lokomotif kereta api Kertajaya yang pada umumnya dalam keadaan patah tulang (fracture), tulang tengkorak hancur, dan terputus anggota badannya.
Baca juga: Viral, Video Penumpang Merokok di Toilet Kereta Api, Ini Kata PT KAI
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.